Ribuan Petani Bali Siap Jadi "Pahlawan Pangan" di Era Milenial

Kompas.com - 12/03/2019, 17:36 WIB
M Latief

Editor

BADUNG, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian tengah fokus mencetak sumber daya manusia pertanian yang mampu berproduksi secara modern dan berorientasi ekspor. Setidaknya ada 11.325 petani dari pelosok Bali yang siap menjadi "pahlawan pangan" di era milenial dengan menjadi bagian dari gerakan nasional satu juta petani milenial di Indonesia.

Gerakan ini diharapkan dapat melahirkan generasi pertanian yang adaptif terhadap perubahan teknologi dan mampu mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia 2045.

Hal tersebut dipaparkan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Syukur Iwantoro, saat menyapa 453 pewakilan Gabungan Kelompok Tani yang hadir pada Pencanangan Gerakan Petani Milenial Provinsi Bali di Bagus Agro Pelaga, Kabupaten Badung-Bali, Selasa (12/3/2019).

"Ini merupakan bentuk implementasi salah satu dari empat program prioritas pemerintah, dalam hal peningkatan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia. Tidak hanya merujuk pada usia 19-39 tahun, gerakan petani milenial diharapkan dapat mengubah pola pikir dan meningkatkan kapasitas seorang petani ke arah lebih modern. Meski tidak berada dalam range umur tersebut, yang terpenting semangatnya tetap milenial," kata Syukur.

Pengelolaan sistem pertanian dengan teknologi modern, lanjut Syukur, merupakan wajah pertanian masa kini yang harus dibentuk. Hal itu dipercaya mampu menarik dan menjaga minat generasi muda terhadap sektor agraris.

"Tiga tahun terakhir ini, selain menerapkan berbagai kebijakan dan program terobosan, Pak Amran, Menteri Pertanian kita, juga telah membagikan ribuan alat mesin pertanian hingga bibit unggul ke petani seluruh Indonesia," ujar Syukur.

Hasilnya, lanjut Syukur, gambaran sektor pertanian Indonesia saat ini semakin membanggakan. Sektor ini tidak hanya mampu menekan inflasi pangan hingga menyentuh angka 1,26 persen pada 2017 lalu, tetapi  juga mampu menghasilkan peningkatan ekspornya hingga Rp 416 triliun dan Investasi Pertanian hingga 61,6 triliun pada 2018 lalu.

Syukur juga mengapresiasi kinerja sektor pertanian Provinsi Bali yang memiliki andil besar dalam capaian tersebut.

"Apresiasi tinggi terhadap Provinsi Bali. Inflasi pangan Provinsi Bali pada 2017 lalu minus 0,7persen, artinya lebih kecil dari 1 persen itu namanya deflasi. Indikatornya, harga pangan stabil. Kalau kita simak lagi volume ekspor di Provinsi Bali selama empat tahun, itu naik 199,4 persen, dan 75 persen disumbang dari perkebunan, termasuk kopi," terang Syukur.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Syukur Iwantoro, saat menyapa 453 pewakilan Gabungan Kelompok Tani yang hadir pada Pencanangan Gerakan Petani Milenial Provinsi Bali di Bagus Agro Pelaga, Kabupaten Badung-Bali, Selasa (12/3/2019).Dok Kementerian Pertanian Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Syukur Iwantoro, saat menyapa 453 pewakilan Gabungan Kelompok Tani yang hadir pada Pencanangan Gerakan Petani Milenial Provinsi Bali di Bagus Agro Pelaga, Kabupaten Badung-Bali, Selasa (12/3/2019).
Dia berharap capaian tersebut dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan, salah satunya melalui gerakan petani milineal. Semangat milineal yang dianggap fasih mengadopsi teknologi dalam beragam aspek bisnis diprediksi akan membawa pembaruan dalam pembangunan pertanian ke depan.

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnuardhana, menyambut baik gerakan petani milenial yang diinisiasi Kementerian Pertanian. Sektor pertanian, papar Ida Bagus, merupakan salah satu sektor pendorong pembangunan bidang ekonomi di Provinsi bali.

"Pembangunan pertanian di samping diarahkan untuk meningkatkan ketahanan pangan, dan memacu pertumbuhan perekonomian daerah, juga berperan penting dalam penyediaan lapangan kerja," kata Ida Bagus.

"Kami mengapresiasi dan mendukung penuh kegiatan ini, mengingat luas lahan pertanian di Bali mencapai 353.000 hektar lebih atau 62,7 persen dari luas Pulau Bali itu sendiri. Sebagian besar mata pencaharian penduduk Bali juga masih bertumpu pada sektor pertanian," papar Ida Bagus yang mewakili Gubernur Bali.

Sambutan positif atas hadirnya gerakan petani milineal ini juga datang Kadek Kamardiyana, seorang sarjana lulusan pariwisata yang memilih menjadi petani. Kamardiyana saat ini tengah mengembangkan pertanian dengan konsep pariwisata di Kabupaten Gianyar bersama dengan kelompok tani bernama Mai Organik dengan fokus tanaman hortikultura.

"Saya memutuskan bergabung menjadi bagian dari petani milenial. Ini salah satu cara pemanfaatan potensi generasi muda dalam pembangunan pertanian, dan menurut saya gerakan ini sangat bagus untuk meregenerasi petani. Petani perlu diedukasi dengan teknologi sehingga pengolahan lahan pertanian tidak stagnan. Saya berharap semakin banyak generasi muda yang mau terjun ke dunia pertanian," ujar Kamardiyana.

Sebagai upaya meningkatkan kapasitas para petani milenial di Provinsi Bali, selain diberikan bantuan sarana produksi, bibit/benih, pupuk dan alat mesin pertanian, Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan juga memberikan bimbingan teknis terkait teknologi pertanian dan pengelolaan usaha tani.

"Rdukasi ini diharapkan dapat mentransformasi sektor pertanian kearah yang lebih kekinian," timpal Ida Bagus.

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com