KOMPAS.com - Kementerian Pertanian ( Kementan) melepas ekspor 25 ton kubis asal Berastagi, Karo, Sumatera Utara, ke Malaysia, Kamis (28/2/2019) lalu.
Kubis asal Berastagi tersebut merupakan salah satu dari 147 jenis produk pertanian unggulan asal Sumatera Utara yang menyumbang jumlah ekspor tertinggi.
Dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (4/3/2019), Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Ali Jamil menuturkan bahwa hingga saat ini ada lima negara tujuan ekspor kubis, yaitu Taiwan, Malaysia, Jepang, Singapura, dan Korea Selatan.
Menurut data statistik Karantina Belawan, selama lima tahun terakhir ekspor kubis mengalami peningkatan. Meskipun di tahun ketiga sempat mengalami penurunan akibat kondisi alam pasca erupsi Gunung Sinabung.
Baca juga: Mentan Lepas Ekspor Manggis ke China
Di tahun pertama yaitu 2012, ekspor kubis tercatat sebanyak 11.747 ton dengan nilai jual sebesar Rp 35 miliar. Lalu di tahun 2013 mengekspor sebanyak 13.133 ton dengan nilai Rp 39 miliar.
Memasuki tahun ketiga yaitu 2014, jumlah ekspor mengalami penurunan. Jumlahnya hanya sebesar 8.933 ton dengan nilai Rp 26 miliar.
Meski begitu, di tahun keempat jumlah ekspor kembali meningkat sebesar 17.043 ton dengan nilai Rp 51,131 miliar rupiah. Kemudian ditahun 2016 sebesar 32.680 ton dengan nilai Rp 98 milaar.
Namun, penurunan kembali terjadi pada dua tahun belakangan ini. Untuk 2017 hanya sebesar 18.459 ton dengan nilai Rp 55 miliar dan tahun 2018 sebesar 15.228 ton dengan nilai Rp 45 miliar.
Mengenai penurunan tersebut, Jamil mengatakan, hal itu disebabkan semakin ketatnya persyaratan keamanan pangan dari negara tujuan ekspor, terutama Jepang, Korea Selatan dan Singapura. Negara-negara ini memiliki standar syarat keamanan pangan yang cukup tinggi.
Untuk mengatasi hal tersebut, di tahun 2019 Kementan melalui Barantan melakukan pendampingan kepada para eksportir dan para petani guna memenuhi persyaratan ekspor.
Baca juga: Indonesia Bakal Ekspor Jagung 500.000 Ton
Untuk para petani sendiri, pendampingan dilakukan dalam bentuk Karantina Belawan. Di sana diajarkan mitigasi Organisme Penggangu Tumbuhan (OPT) melalui inline inspection.
Selain itu, bentuk pendampingan juga dilakukan mulai dari penanaman, penanganan pasca panen hingga ke pengangkutan agar sesuai dengan persyaratan negara tujuan ekspor.
"Penerapan inline inspection Insya Allah dapat menjadi solusi untuk kembali meningkatkan volume ekspor kubis asal Sumatera Utara," jelas Jamil.
Kepala Karantina Belawan, Bambang Haryanto yang hadir dalam kegiatan ekspor tersebut mengatakan bahwa selain kubis, Kementan juga melepas 19 produk pertanian, perkebunan, dan peternakan lainnya dengan total nilai Rp 272 miliar.