KOMPAS.com - Hasil panen petani jagung di Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan (Lamsel) tahun ini meningkat. Ini terjadi berkat lancarnya pasokan air irigasi bantuan Kementerian Pertanian ( Kementan).
“Hasil panen jagung awal tahun ini cukup bagus, karena irigasi untuk tanaman terpenuhi, meski di daerah lain tanaman jagung mengalami gagal panen akibat pasokan air kurang,” terang Suko Basuki, pemilik tiga perempat hektar (ha) lahan jagung di Dusun Buring, Desa Sukabaru.
Dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Suko menjelaskan, irigasi yang lancar tersebut merupakan bantuan pemerintah untuk pengairan melalui kelompok tani (Poktan) Sumber Rejeki.
Baca juga: Panen Jagung Melimpah, Mentan Sumringah
Tak hanya irigasi yang memadai, Suko mengatakan, hasil panen yang maksimal itu juga tak lepas dari pemupukan yang cukup. Adapun pupuk yang digunakan di antaranya Urea, NPK, Phonska dan SP-36.
"Keempat jenis pupuk tersebut sangat cocok digunakan pada lahan tanaman jagung yang berlokasi di tanah datar," kata Suko.
Terkait harga jual, Suko mengatakan bahwa pada masa panen awal tahun ini harga jagung pitilan atau pipilan usai digiling saat ini mencapai Rp 5.300 per kilogram (kg).
Menurutnya, harga tersebut cukup menguntungkan bagi petani jagung, karena sebelumnya harga jualnya pernah menyentuh Rp 4.000 per kg.
Bantuan pembuatan irigasi
Keberhasilan petani jagung di Lampung Selatan tersebut diharapkan menjalar ke petani lainnya. Ini karena pemerintah siap membantu petani untuk membuat saluran irigasi.
"Nanti Dinas bisa meneruskannya ke Ditjen PSP untuk ditindaklanjuti. Bantuan ini diharapkan bisa membantu petani yang ujung-ujungnya bisa mensejahterakan petani," ujar Sarwo Edhy, Minggu (24/2).
Baca juga: Perbaiki Irigasi, Produktivitas Petani di Jayapura Meningkat
Sarwo Edhy menjelaskan, salah satu fokus utama program Ditjen PSP adalah pada pembangunan infrastruktur pertanian, khususnya di sektor irigasi.
"Program padat karya fokusnya pada irigasi pertanian melalui rehabilitasi dan peningkatan fungsi jaringan irigasi tersier serta pengembangan irigasi perpompaan," kata Sarwo Edhy.
Terkait pelaksanaan program padat karya di sektor irigasi, mulai dari perencanaan, pembangunan hingga perawatan dilakukan secara gotong royong oleh seluruh elemen yang terkait, seperti Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dan Kelompok Tani (Poktan).
"Kegiatan program padat karya oleh masyarakat (P3A dan Poktan) dilakukan melalui pola transfer dana pemerintah langsung ke rekening kelompok penerima manfaat," tuturnya