Dorong Pembangunan di Entikong, Sektor Pertanian Dioptimalkan

Kompas.com - 05/11/2018, 00:32 WIB
Mikhael Gewati

Editor

KOMPAS.com – Pemerintah melalui Kementerian Pertanian ( Kementan) ingin mendorong pembangungan di perbatasan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.

Hal itu terungkap saat Sekretaris Badan Karantina Pertanian (Barantan) Sujarwanto bersama Direktur Pangan dan Pertanian Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) Anang Noegroho melakukan kunjungan kerja ke sana pada Jumat (2/11/2018).

Di wilayah perbatasan ujung barat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini mereka mencoba merumuskan terobosan kebijakan guna mendorong pembangunan di sana.

"Kami ingin mengidentifikasi permasalahan dan rumusan kebijakan untuk solusi dan optimalisasi pemanfaatan pembangunan fasiltas Pos Lintas Batas Negara (PLBN), khususnya yang berada di Kalimantan Barat," kata Sujarwanto dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Minggu (4/11/2018).

Menurut dia, kedua langkah itu penting karena untuk menjaga kawasan perbatasan yang strategis tak cukup dengan tugu perbatasan dan slogan belaka, melainkan perlu bentuk konkret kehadiran negara di tengah masyarakat perbatasan.

Untuk itu, melalui identifikasi masalah dan perumusan kebijakan, kesejahteraan di tengah masyarakat perbatasan bisa terwujud.

Sementara itu, Anang Noegroho menyatakan bahwa Bappenas melihat masing-masing daerah perbatasan tidak bakal sama persis dalam melaksanakan pembangunan.

Perbedaan dalam pembangunan memang diperlukan demi mengakomodir karakteristik dan kemampuan masing-masing wilayah atau desentralisasi asimetris.

"Kebijakan desentralisasi asimetris dimaksudkan untuk melindungi kepentingan nasional Indonesia di kawasan-kawasan perbatasan, memperkuat daya saing ekonomi Indonesia secara global, dan membantu daerah-daerah yang kapasitas berpemerintahan belum cukup memadai dalam memberikan pelayanan publik," kata Anang.

Ia mengatakan itu saat memberikan sambutan dalam rapat yang diselenggarakan di kantor Karantina Pertanian PLBN Entikong.

Lahan pertanian belum optimal

Berdasarkan data pemerintah daerah tentang rencana pemanfaatan lahan di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, tahun 2011 - 2031, wilayah ini terbagi ke dalam dua kawasan.

Pertama, kawasan hutan lindung yang luasnya mencapai 552.017 hektar (ha) dan kedua, kawasan budidaya dengan luas 724.096 ha.

Adapun untuk kawasan budidaya, punya potensi lahan pertanian yang besar karena punya lahan luas. Namun sayang, sampai saat ini produktifitas dan kualitas hasil panen yang masih sangat rendah di Kabupaten Sanggau.

Maka dari itu, agar potensi lahan pertanian di daerah tersebut bisa maksimal perlu dukungan penuh dari pemerintah pusat.

Hal ini dibenarkan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sanggau H John Hendri yang juga hadir dalam rapat tersebut. Menurut dia setiap tahun hasil panen komoditas pertanian di Sanggau selalu turun dari tahun ke tahun.

"Ini dikarenakan gangguan hama dan penyakit tumbuhan. Belum lagi soal saprodi, pupuk dan benih yang harganya sangat mahal," papar John Hendri.

Masalah lain datang dari pengawasan jalur elegal di perbatasan Entikong. Kepala Stasiun Karantina Kelas 1 Entikong, Yongky Wahyu Setiawan menyatakan ada 52 jalur ilegal di perbatasan Entikong, Kabupaten Sanggau.

Menurut dia, jalur ilegal ini belum dapat diawasi karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM), sarana prasarana serta wilayah yang cukup sulit.

"Ini satu masalah yang besar yang menjadi fokus kami dari Karantina Entikong bersama dengan aparat keamanan," kata Yongki.

Yongki menambahkan potensi ancaman dari jalur elegal itu antara lain adalah kejahatan lintas negara, pembalakan liar, pemancingan ilegal, perdagangan manusia, penyelundupan ekonomi, peredaran narkotika, pergerakan teroris dan konflik sosial budaya.

Adapun Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Entikong Wigrantoro Giri Pratikno berharap, Entikong harus segera dibenahi. Ini agar pasar modern untuk produk pertanian, perikanan sekaligus wisata bisa segera hadir di sana.

Wigrantoro mengatakan itu karena pihaknya pernah datang ke Sirian, Malaysia. Di sana ada pasar kaget di hari Sabtu dan Minggu, sedangkan penjual atau pedagangnya mayoritas adalah warga Indonesia.

"Dengan adanya pasar modern tentu dapat memberdayakan SDM di wilayah perbatasan. Bahkan bisa menjadi daya tarik masyarakat Malaysia untuk berbelanja kebutuhan pangan ke Indonesia," tambah Wigrantoro.

Untuk itu, sebagai tindak lanjut dari kunjungan dan pertemuan itu, Bappenas segera menyusun dan mengusulkan program penguatan ekonomi lokal di perbatasan Entikong. Fokus pembangunan disepakati pada basis pembangunan pertanian.

"Potensi lahan dan sumber daya yang ada perlu kami dorong agar wilayah perbatasan ini mampu bangkit dan terus tumbuh menjadi wilayah dengan produk pertanian yang berdaya saing," ujar Anang.

Guna mendukung kebijakan tersebut, Karantina Entikong selaku unit vertikal Kementan segera disiapkan untuk penguatan fungsi perkarantinaan.

Adapun sarana, prasarana, SDM dan pembangun kesisteman perkarantinaan dalam kerangka kerja sama Kawasan pertumbuhan ASEAN Timur (BIMP-EAGA) bakal menjadi fokus perencanaan Barantan pada anggaran 2019.

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com