Mentan: Menangi AVPA Gourment, Kopi Indonesia Diakui Pasar Global

Kompas.com - 31/10/2018, 17:37 WIB
Mikhael Gewati

Editor


KOMPAS.com
– Menteri Pertanian ( Mentan) Andi Amran Sulaiman, mengapresiasi kerja keras petani serta pengusaha pengolahan Kopi Indonesia. Hal ini tak lepas dari keberhasilan sejumlah produsen kopi Indonesia menyabet penghargaan AVPA Gourment di Paris, Perancis, pada 2 Oktober lalu. 

“Ini mengindikasikan kualitas produk kopi Indonesia sudah semakin diakui pasar global,” kata Mentan Andi Amran dalam keterangan resmi yang Kompas.com terima, Rabu (31/10/2018).

Amran menambahkan, pengakuan pasar Internasional ini, menjadi harapan baru bagi peningkatan kesejahteraan petani kopi.

Untuk itu, kata Mentan, Kementerian Pertanian ( Kementan) mendukung upaya-upaya pemangku kepentingan industri perkebunan kopi Indonesia untuk bisa lebih bersaing dengan mengacu pada selera pasar Internasional yang berbeda-beda.

Pengakuan pasar global terhadap kualitas kopi nasional tidak lepas dari semakin banyaknya Kopi Indonesia yang sudah mengantongi sertifikat Indikasi Geografis (IG).

Sertifikat ini adalah sebagai salah satu persyaratan untuk menembus pasar Internasional selain sertifikat organik.

Country Manager AVPA untuk Indonesia Annelis Putri menyebut, Presiden Juri AVPA André Rocher mengaku terkejut dengan kualitas kopi Indonesia yang sangat bervariasi.

André Rocher yang juga ahli organoleptik dan penanggung jawab kualitas kopi di Douwe Egberts (1971) serta Jacobs dan Kraft Foods/Mondelez International itu mengatakan, kopi Indonesia mengalami banyak kemajuan.

Apresiasi senada diberikan juri Serge Edmond yang menyebut kopi Indonesia memiliki kualitas roasting yang baik. Penikmat kopi di Perancis menyukai light sampai medium roast.

Dengan keunggulan ini, 23 kopi Indonesia dari 11 produsen berhasil memenangkan penghargaan yang diserahkan di arena pameran The Salon Internasional de l’Agroalimentaire (SIAL) Agrofood di Paris, Perancis. SIAL Agrofood merupakan salah satu pameran agrofood terbesar di dunia.

Presiden AVPA Philippe Juglar (tengah) menyerahkan penghargaan AVPA Gourment kepada Deputi Chief of Mission dari KBRI Paris Agung Kurniadi (kanan), dan Annelis Putri (kiri) selaku country manager AVPA Indonesia. Keduanya mewakili para produsen kopi Indonesia yang berhalangan hadir.Dok. Humas Kementerian Pertanian RI Presiden AVPA Philippe Juglar (tengah) menyerahkan penghargaan AVPA Gourment kepada Deputi Chief of Mission dari KBRI Paris Agung Kurniadi (kanan), dan Annelis Putri (kiri) selaku country manager AVPA Indonesia. Keduanya mewakili para produsen kopi Indonesia yang berhalangan hadir.
Penghargaan bergengsi tersebut diserahkan langsung oleh Presiden AVPA Philippe Juglar kepada Deputi Chief of Mission dari KBRI Paris Agung Kurniadi, dan Annelis Putri selaku country manager AVPA Indonesia. Keduanya mewakili para produsen kopi Indonesia yang berhalangan hadir.

Kompetisi yang diselenggarakan AVPA sepanjang bulan Oktober itu diikuti lebih dari 170 produsen kopi dari seluruh dunia. Selain Indonesia, peserta kompetisi juga datang dari Brasil, Kamerun, Kolombia, Kongo, Amerika Serikat (Hawaii), Gabon, El Salvador, Honduras, Kenya, Laos, Meksiko, Peru, Puerto Rico, Tanzania, Togo, dan lain-lain.

AVPA atau Agency for the Valorization of the Agricultural Products adalah organisasi di Perancis yang memiliki kepedulian membantu produsen komoditas pertanian dari seluruh dunia untuk memasarkan produknya ke Eropa.

Tiap tahun, AVPA menggelar kompetisi ”Coffee roasted in their country of origin” untuk membantu pemasaran negara produsen roasted coffee (kopi yang sudah disangrai) di Eropa.

Dalam kompetisi AVPA, Indonesia adalah negara kedua yang mendapatkan penghargaan terbanyak, setelah Kolombia (25 penghargaan untuk 14 produsen). Penghargaan Gourmet terbagi menjadi empat kategori, yakni Gold Gourmet, Silver Gourmet, Bronze Gourmet, dan Simple Gourmet.

Dari 23 penghargaan untuk produk kopi Indonesia itu, tiga di antaranya memenangi kategori Gold Gourmet, yakni Kopiku Tanah Air Kita - Papaku Manggarai (produsen dan roastery), Le Plein d'Sens - Kopi Luwak France, dan Kawi Mengani Bali - Sweet Honeydew.

Indonesia salah satu eksportir kopi terbesar di dunia

Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) mencatat, Indonesia masih menjadi salah satu negara eksportir kopi terbesar di dunia.

"Per tahun itu (produksi kopi Indonesia) sekitar 630.000 ton. Pokoknya itu kopi secara keseluruhan. Belum yang eksportable. Biasanya yang eksportable itu 430.000 atau 450.000 ton. Sisanya sekitar 160.000-170.000 ton untuk konsumsi dalam negeri," ujar Wakil Ketua AEKI Pranoto Soenarto baru baru ini.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) ekspor kopi nasional pada 2017 tumbuh 12,56 persen menjadi 464 ribu ton dari tahun sebelumnya.

Adapun nilai total ekspornya per tahun dari industri kopi sebesar 1,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp16,8 triliun (mengacu kurs Rp14.000 per USD). Jumlah nilai ekspor ini tidak selalu sama dan bisa berubah-ubah, tergantung bagaimana harga kopi di pasar dunia.

Amerika Serikat pun menjadi pasar kopi terbesar bagi Indonesia. Tidak kurang dari 63 ribu ton atau sebesar 13 persen dari total ekspor kopi nasional dikirim ke AS dengan nilai mencapai 256 juta dollar AS.

Adapun negara tujuan ekspor utama kopi Indonesia lainnya adalah Malaysia, Jerman, Italia, Rusia, dan Jepang.

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com