Lewat Inovasi, Mentan Ingin Kembalikan Kejayaan Rempah Indonesia

Kompas.com - 15/10/2018, 23:38 WIB
Mikhael Gewati

Editor

Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman (di depan, dua dari kiri) menghadiri acara pengukuhan Kepala Balitbangtan Muhammad Syakir (di depan, satu dari kanan) sebagai Profesor Riset Kementerian Pertanian ke-132, di Kampus Penelitian Pertanian, Bogor, Senin (15/10/2018). DOK Humas Kementerian Pertanian RI Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman (di depan, dua dari kiri) menghadiri acara pengukuhan Kepala Balitbangtan Muhammad Syakir (di depan, satu dari kanan) sebagai Profesor Riset Kementerian Pertanian ke-132, di Kampus Penelitian Pertanian, Bogor, Senin (15/10/2018).

KOMPAS.com - Menteri Pertanian ( Mentan) Amran Sulaiman kembali menyampaikan komitmennya untuk mengembalikan kejayaan lada dan komoditas rempah-rempah Indonesia lainnya.

Untuk meraih target itu, Amran meminta Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) agar terus menghasilkan inovasi dan teknologi yang dapat dimanfaatkan petani rempah Indonesia.

“Indonesia pernah berjaya dengan rempah- rempah. Sesuai arahan Presiden RI, kita harus kembalikan kejayaan itu. Peneliti-peneliti kita adalah kunci keberhasilan sektor pertanian," ungkap Amran dalam siaran pers yang Kompas.com terima, Senin (15/10/2018).

Karena itu, kata Amran, mereka harus terus hasilkan inovasi dan teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk mengembalikan kejayaan rempah Indonesia.

Mentan mengatakan itu saat memberikan sambutan pada pengukuhan Kepala Balitbangtan Muhammad Syakir sebagai Profesor Riset Kementerian Pertanian ke-132, di Auditorium Sadikin Sumintawikarta, Kampus Penelitian Pertanian, Bogor.

Lebih lanjut Amran mengharapkan para peneliti Balitbangtan dapat mencontoh teknologi yang dikembangkan di negara-negara maju, seperti Jerman dan Taiwan.

Terkait teknologi, alumni Universitas Hassanudin Makassar ini kemudian mencontohkan saat ini Kementan dengan Menteri Pertanian Taiwan akan bekerja sama untuk membangun fasilitas Rain Water Harvesting System.

"Dengan fasilitas itu nanti air hujan yang turun di Indonesia tidak langsung jatuh ke laut, tapi bisa dimanfaatkan sebelumnya untuk pertanian Indonesia,” ujar Amran.

Budidaya lada perdu

Dalam sambutannya, Amran mengapresiasi Inovasi Modifikasi Teknologi Agronomi Lada Perdu (IMTAg-Lada Perdu) yang digagas oleh Muhammad Syakir. Mentan mengharapkan dengan metode tersebut, Indonesia bisa kembali menjadi produsen lada nomor satu di Dunia.

“Sekarang produksi kita masih sekitar 80 ribu ton, kalah dari Vietnam yang mencapai 160 ribu ton. Kami harapkan target 277 ribu ton yang disampaikan Pak Profesor (Muhammad Syakir ) dapat dicapai dalam dua tiga tahun ini,” tegas Amran.

Amran juga memberikan tugas khusus kepada Syakir untuk memonitor upaya Indonesia untuk mengembalikan kejayaan rempah Indonesia.

Diharapkan dalam masa sisa tugasnya sebagai Kepala Balitbangtan, Syakir mampu mengorkestrasi keterlibatan beragam pihak dalam upaya tersebut. Mulai dari pengembangan perbenihan sampai dengan upaya merebut kembali pasar di manca negara.

Pidato Kepala Balitbangtan Muhammad Syakir dalam pengukuhannya sebagai Profesor Riset Kementerian Pertanian ke-132, di Kampus Penelitian Pertanian, Bogor, Senin (15/10/2018). DOK Humas Kementerian Pertanian RI Pidato Kepala Balitbangtan Muhammad Syakir dalam pengukuhannya sebagai Profesor Riset Kementerian Pertanian ke-132, di Kampus Penelitian Pertanian, Bogor, Senin (15/10/2018).
Adapun Syakir dalam orasi bertema ‘Inovasi Teknologi Budidaya Lada Perdu Mendukung Peningkatan Produksi Dan Daya Saing Lada Nasional,' menyampaikan penting Inovasi Modifikasi Teknologi Agronomi Lada Perdu (IMTAg-Lada Perdu).

Dengan IMTAg-Lada Perdu bisa mendukung peningkatan produksi dan daya saing lada yang berhadapan dengan makin terbatasnya tenaga kerja, kepemilikan lahan, dan makin mahalnya usaha tani lada.

“Penerapan inovasi lada perdu memberi peluang peningkatan pemanfaatan lahan dengan hasil yang maksimal melalui integrasi tanaman lada perdu dengan komoditas lain yang kompatibel, sehingga bisa menghasilkan keuntungan atau nilai tambah yang cukup besar,” papar Syakir.

Sebagai King of Spices, lada Indonesia dikenal dengan cita rasanya, baik lada putih maupun lada hitam. Posisi tersebut dapat diraih kembali jika berbagai potensi dapat dimanfaatkan.

Lada Perdu dengan berbagai keunggulan mencuatkan potensi baru pengembangan tanaman lada ke depan, baik produksi maupun daya saing.

“Dengan pengembangan teknologi ini maka akan terbuka peluang bagi pengembangan tanaman lada di berbagai agro-ekosistem, baik secara monokultur ataupun tumpang sari, dengan ongkos produksi yang lebih murah,” tutur Syakir.

Berbagai inovasi teknologi lada juga sudah banyak dihasilkan Balitbangtan. Di antaranya mulai dari varietas unggul, perbenihan, teknologi budidaya, teknologi pengendalian OPT, model farming, teknologi panen dan prosesing yang dapat menghasilkan lada hitam atau lada putih.

Selain itu, terdapat juga dua varietas yang baru saja dilepas tahun 2017, yaitu Ciinten dari Jawa Barat dan Malonan 1 dari Kalimantan Timur. Produktivitas dua varietas ini cukup tinggi, yaitu 2.4 hingga 3.2 ton per hektar (ha).

“Berbagai komponen teknologi tersebut juga sangat sesuai untuk mendukung pengembangan IMTAg-Lada Perdu,” terang Syakir.

Terkini Lainnya
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani
Kementan
Panen Jagung di Gorontalo Meningkat, Jokowi Minta Bulog Lakukan Penyerapan
Panen Jagung di Gorontalo Meningkat, Jokowi Minta Bulog Lakukan Penyerapan
Kementan
Jadi Ajang Berbagi Wawasan bagi UMKM, Kementan Gelar SKENA
Jadi Ajang Berbagi Wawasan bagi UMKM, Kementan Gelar SKENA
Kementan
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia
Kementan
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa
Kementan
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 
Kementan
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan
Kementan
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim
Kementan
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun
Kementan
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke
Kementan
Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Percepat Realisasi Pompanisasi dan PAT Padi Gogo
Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Percepat Realisasi Pompanisasi dan PAT Padi Gogo
Kementan
Di Merauke, Mentan dan Wamenhan Gelar Panen Raya Padi Saat Hujan Deras
Di Merauke, Mentan dan Wamenhan Gelar Panen Raya Padi Saat Hujan Deras
Kementan
Targetkan Pertanian Modern, Mentan Amran Cek Pompanisasi di Merauke
Targetkan Pertanian Modern, Mentan Amran Cek Pompanisasi di Merauke
Kementan
Targetkan Peningkatan IP Padi, Kementan Canangkan Pompanisasi di Kabupaten Merauke
Targetkan Peningkatan IP Padi, Kementan Canangkan Pompanisasi di Kabupaten Merauke
Kementan
Kementan Bersama Dinas Pertanian Provinsi Banten Kembangkan Padi Biosalin untuk Wilayah Pesisir
Kementan Bersama Dinas Pertanian Provinsi Banten Kembangkan Padi Biosalin untuk Wilayah Pesisir
Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke