KOMPAS.com - Dengan menggandeng praktisi kesehatan, Kementerian Pertanian (Kementan) mensosialisasikan kecintaan terhadap pangan lokal di Pura Besakih, Kabupaten Karangasem, Bali pada Minggu (7/10/2018).
Tempat yang ramai dikunjungi wisatawan domestik maupun manca negara itu pun menjadi tempat mewartakan keunggulan pangan lokal terhadap stamina tubuh.
Praktisi kesehatan, dr. Hanson yang hadir dalam acara tersebut menjelaskan bahwa pangan lokal seperti kopi, kedelai, kentang dan lainnya dapat meningkatkan dan mengembalikan stamina tubuh.
Dengan mengonsumsi pangan tersebut, kata Hanson, maka stamina akan kembali seperti stamina nenek moyang dan menampilkan inner beauty.
Lebih lanjut, Hanson mengungkapkan bahwa dalam konteks kesehatan holistik, semua hal yang baik bagi tubuh adalah yang bermanfaat membantu tubuh membangkitkan kembali potensi tubuh sesuai fitrah manusia.
Jadi, makanan bukan hanya untuk sehat, tapi juga untuk meningkatkan potensi dalam bekerja bahkan penampilan.
BACA JUGA: Gebrakan Kementan Agar Komoditas Pangan Lokal Berdaya Saing Global
“Makanan dan minuman baik sesungguhnya yang ideal dibutuhkan tubuh saat itu. Bukan hanya kualitas dan jenisnya, tapi juga kuantitasnya harus pas dan tepat,” ungkap dia.
Menurut Handon, tubuh manusia memiliki kecerdasan alami atau body intelligence untuk tahu apa yang baik bagi tubuh dengan tepat. Body intelligence dan nutrisi pun saling berhubungan.
Untuk itu, makanan dan minuman yang baik meningkatkan potensi tubuh sehingga mampu membangkitkan kembali body intelligence untuk optimalnya potensi tubuh dan otak.
“Saat body intelligence tumbuh aktif kembali tubuh jadi punya kemampuan untuk mengembalikan stamina dalam hitungan detik. Hasilnya tubuh jadi tidak capai dan itu adalah tanda awal dari pulihnya seluruh potensi sejati diri,” ujar Hanson.
Lebih dalam, Hanson menjelaskan bahwa body intelligence yang optimal akan membantu manusia memilih makanan dan minuman yang baik dan nyaman bagi tubuh. Alhasil, saat manusia makan atau minum yang tidak baik bagi tubuh, manusia menjadi tidak koheren.
“Sebaliknya, kalau makan sesuai kebutuhan tubuh yang dapat diketahui melalui body intelligence, maka tubuh akan koheren,” jelasnya.
Makan dan minum sesuai prinsip body intelligence
Pada prinsipnya manusia makan dan minum bertujuan untuk memperkuat organ vital atau minimal tidak melemahkan. Namun, dalam body intelligence ada beberapa manfaat makan dan minum untuk tubuh.
Pertama secara biogenik yang bermanfaat meningkatkan potensi tubuh. Kedua, biostatik, yang berperan tidak melemahkan tubuh. Ketiga, biosidik, bermanfaat melemahkan tubuh.
“Jadi sebaiknya carilah makanan dan minuman yang biogenik, minimal biostatik. Kalau tubuh sudah kuat, kita bisa lebih bebas memilih makanan karena organ-organ kita akan cukup kuat menahan dampak makanan minuman yang buruk dan mampu optimal dalam membuang racun,” beber dr. Hanson.
Adapun terkait dengan pangan lokal seperti kopi dan kedelai unggul, Hanson mengatakan bahwa makanan ini saat dites dengan prinsip body intelligence, bukan hanya mampu menguatkan banyak organ utama tetapi menguatkan organ vital, seperti pada gingseng tua.
“Lebih dari itu, uji kinesiologi tentang kehebatan pangan lokal di wilayah Pura Besakih dan Pura Lempuyang di Karangasem dapat menjadi salah satu atraksi daya tarik wisatawan asing, " kata Hanson.
BACA JUGA: "Uji Kinesiologi" Buat Pangan Lokal Diminati Wisatawan Danau Batur
Ini karena, kata Hanson, usai mereka mencicipi pangan lokal dan dilatih teknik yang sesuai prinsip body intelligence, mereka mengalami lonjakan stamina yang signifikan dalam waktu singkat.
Mereka langsung mampu naik turun tangga dengan tubuh semakin terasa ringan, kaki tidak pegal, ada dorongan dan tidak lelah. Bahkan malam harinya mereka bisa tidur pulas dan bangun tidur dengan badan terasa enak.
“Tidak hanya kopi dan kedelai saja, ternyata beragam tanaman pangan, buah, sayur, kentang, cabai, serta hasil perkebunan yang tumbuh di Indonesia memiliki kualitas unik sehingga mampu bersaing dibanding negara lain,” tambahnya.
Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi mengatakan, program konsumsi pangan lokal dan cintai produk petani ini dipastikan lebih menjangkau banyak kalangan. Ini karena program ini hasilnya konkrit, bisa langsung ditunjukkan dengan perubahan stamina sebelum dan sesudah mengonsumsi.
“Melalui program ini diharapkan kesadaran hidup sehat masyarakat pun meningkat. Tidak hanya itu, melalui turis nantinya dunia akan mengetahui keunggulan pangan lokal kita sebagai warisan budaya nenek moyang,” ujarnya
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karangasem I Wayan Supandi yang hadir dalam acara tersebut, mengatakan program pangan lokal ini akan ditindaklanjuti melalui dukungan produksi pangan lokal.
Menurut dia, dukungan ini dibutuhkan karena program tersebut merupakan terobosan baru untuk meningkatkan kualitas dan kecintaan masyarakat terhadap pangan lokal.
“Kami tindaklanjuti karena manfaatnya luar biasa, pangan lokal menjadi diminati, wisatawan akan banyak datang, butuh sehat mencari pangan kita, produk petani menjadi laku, ekonomi lokal tumbuh, ujar Supandi.
Adapun salah satu peserta kegiatan sosialisasi pangan lokal dari Sub Terminal Agribisnis Desa Besakih, Karangasem, I Gusti Ngurah Alit mengatakan, baru kali ini mengatahui manfaat pangan lokal terhadap stamina tubuh setelah bertahun-tahun menggeluti pertanian.
“Saya baru kali ini tahu dan kagum pada pangan lokal, tadinya tidak percaya, kok bisa ya, aneh ya, tapi setelah dipraktekkan, ini sungguh luar biasa, sungguh hebat, pasti wisatawan sangat tertarik, saya mau minta benihnya dari Kementan,” ucapnya.