Kunjungi Palu, Mentan Kawal Distribusi Bantuan Korban Gempa Sulteng

Kompas.com - 06/10/2018, 13:14 WIB
Mikhael Gewati

Editor

KOMPAS.com - Usai melepas 500 truk bantuan untuk korban bencana di Sulawesi Tengah dari Lapangan Hasanudin Makassar, Kamis (4/10/2018), Menteri Pertanian ( Mentan) Amran Sulaiman melakukan kunjungan ke Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (6/10/2018).

Dalam kunjungannya ini Mentan ingin memastikan bantuan bagi korban gempa Palu, Sigi dan Donggala terdistribusi dengan baik dan tepat sasaran. Amran juga menyerahkannya langsung bantuan kepada Walikota Palu dan kepada korban gempa.

"Alhamdulillah, bantuan yang kami himpun dan kemudian diberangkatkan dari Makassar sudah sampai. Bantuan ini kami serahkan langsung ke pemerintah daerah untuk didistribusikan kepada masyarakat," kata Amran, dalam rilis yang Kompas.com terima.

Lebih lanjut, Amran mengatakan bahwa seluruh bantuan tersebut adalah murni Kementan himpun dan tidak menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

"Karena duka Palu, Sigi, dan Donggala adalah duka kita semua, sehingga kami mau bahu membahu memberikan bantuan," tukas Amran.

BACA JUGAMentan Lepas 500 Truk Bantuan untuk Korban Gempa Sulteng

Sebagai informasi, iring-iringan truk berisi bantuan logistik senilai Rp 25 miliar itu dikoordinasikan Kementan, Sahabat Rakyat Indonesia, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, dan para pemangku kepentingan di sektor pertanian.

Lebih rinci, Amran menyebutkan bantuan tersebut merupakan perlengkapan dan kebutuhan sehari-hari, seperti mie instan, beras, minyak goreng, air munum, biskuit dan sebagainya.

Tak lupa, Mentan berterima kasih pula kepada relawan yang dengan sigap membantu para korban gempa dan tsunami yang sedikitnya telah menelan 1.500 korban jiwa tersebut.

Posko pulihkan pertanian

Pada kesempatan tersebut, Amran juga meninjau lokasi lahan dan infrastruktur pertanian yang terdampak gempa dan tsunami yang terjadi pada 28 September 2018 tersebut.

Amran bahkan menyatakan bahwa Kementan sudah mendirikan posko-posko di 40 lokasi tersebar di Palu, Sigi dan Donggala untuk mengidentifikasi dan merehabilitasi sektor pertanian.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman kunjungi lokasi terdampak gempa di Palu, Sulteng.DOK Humas Kementerian Pertanian RI Menteri Pertanian Amran Sulaiman kunjungi lokasi terdampak gempa di Palu, Sulteng.
Amran menegaskan Alokasi APBN sudah disiapkan untuk bantuan benih dan alat mesin pertanian (alsintan).

"Insya Allah, bagi yang sawah dan kebunnya rusak, akan diberikan bantuan bibit, pupuk, alat mesin pertanian dalam bentuk brigade dan sebagainya. Kami akan inventarisasi langsung untuk mengetahui tingkat kerusakan dan memberikan bantuan produksi tanaman pangan, perkebunan dan holtikultura bisa kembali dijalankan," jelas Amran.

Sejauh ini, Kementan sudah memiliki data sementara terkait jumlah kerugian atas lahan persawahan yang rusak, serta hewan ternak yang terdampak gempa. Data tersebut dihimpun dari posko-posko yang Kementan didirikan. 

Data sementara itu antara lain adalah kerusakan lahan persawahan di Donggala yang mencapai 1.653 hektare (ha) dengan potensi kerugian sebesar Rp 14.350.000.000.

Di Sigi ada 7.909 ha lahan persawahan rusak dengan potensi kerugian Rp 21.970.800.000. Sedangkan di Palu potensi kerugian atas lahan rusak seluas 156 ha dengn senilai Rp 179.775.000.

BACA JUGA: Jokowi Gelar Rapat Terbatas Membahas Penanganan Dampak Bencana di Sulteng

Setidaknya ada empat arahan yang menjadi fokus penyampaian Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas mengenai penanganan dampak bencana gempa bumi dan tsunami Sulawesi Tengah.

Pertama, penambahan personel untuk mempercepat proses evakuasi dan pencarian korban. Kedua, penambahan titik pelayanan medis bagi para korban yang saat ini dirasa masih sangat kurang.

Ketiga, mempercepat distribusi kebutuhan dasar dan logistik pengungsi terutama fasilitas air bersih dan MCK. Dan keempat perbaikan infrastruktur, layanan umum dan fasilitas vital untuk mempermudah penyaluran bantuan dan evakuasi korban.

"Atas arahan Pak Presiden, kami semua diminta bergerak cepat membantu. Setiap menteri juga diminta memulihkan sektor yang terkait dengan tupoksinya. Kami ingin memastikan sekor pertanian bisa pulih kembali segera," terang Amran.

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com