Musim Kemarau, Petani Bali Tetap Produktif Berkat Embung

Kompas.com - 28/08/2018, 17:24 WIB
Kurniasih Budi

Editor

Pembangunan embung di sentra produksi pertanian efektif meningkatkan produktivitas petaniDok. Humas Kementan Pembangunan embung di sentra produksi pertanian efektif meningkatkan produktivitas petani


TABANAN, KOMPAS.com - Pembangunan embung di sentra produksi pertanian terbukti efektif tingkatkan produktivitas petani.

Di Desa Antapan, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali, keberadaan embung tersebut sangat dirasakan para petani, terutama ketika sudah memasuki musim kemarau.

“Kami tetap dapat menanam sayuran di luasan yang sama dengan saat musim hujan,” ujar Ketua Kelompok Tani Setia Makmur I Wayan Widana dalam pernyataan tertulis, Selasa (28/8/2018).

Menurut dia, keberadaan embung meningkatkan efisiensi waktu petani dalam mengolah lahan di desa yang berada di ketinggian 800 mdpl tersebut.

Baca juga: Pengelolaan Air untuk Pertanian Makin Efisien

Sebelum ada embung, para petani di Desa Antapan, mengaku hanya sanggup mengolah sepertiga dari luasan lahan yang digarap.

“Dulu waktu kita habis digunakan untuk mengangkut air dari sumber yang letaknya cukup jauh. Sekarang jadi hemat waktu untuk bekerja menyiram tanaman,” kata I Wayan Arsa, salah satu petani Desa Antapan.

Presiden Joko Widodo saat meninjau proyek pembangunan Embung Saina, Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, Selasa (9/1/2018).KOMPAS.com/FABIAN JANUARIUS KUWADO Presiden Joko Widodo saat meninjau proyek pembangunan Embung Saina, Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, Selasa (9/1/2018).

Manfaat keberadaan embung juga turut dirasakan oleh petani di Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng.

Dalam kunjungan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali, para petani Desa Bukti mengungkapkan bahwa pengembangan pertanian juga sempat memiliki kendala dari sisi ketersediaan air.

Setelah Kementerian Pertanian (Kementan), melalui BPTP Bali, memfasilitasi pembangunan embung di desa yang berdataran rendah dan memiliki iklim kering tersebut, petani tak lagi terkendala soal ketersediaan air.

Keunikan embung desa

Presiden Joko Widodo dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat meninjau proyek Embung Rawasari di Kota Tarakan, Kalimantan Utara, Jumat (6/10/2017).Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Presiden Joko Widodo dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat meninjau proyek Embung Rawasari di Kota Tarakan, Kalimantan Utara, Jumat (6/10/2017).

Pembangunan embung di desa mendapat dukungan dana yang berasal dari sejumlah stakeholder, termasuk swadaya petani.

Embung di masing-masing Desa Antapan dan Desa Bukti memiliki pola kepemilikan yang berbeda. Di Desa Antapan, Tabanan, kepemilikan embung bersifat beragam tergantung ketersediaan luas lahan petani.

Sementara, embung di Desa Bukti, Buleleng umumnya dimiliki oleh kelompok tani.

Contoh saja di Desa Antapan, Tabanan, seorang petani memiliki 2 embung dengan kapasitas total 72 meter kubik mampu mengairi 6.000 meter persegi lahan dengan 72.000 liter debit air yang dialirkan.

Baca juga: Pembangunan Embung di Desa Memperkuat Ketahanan Pangan

Sementara di Desa Bukti, Buleleng, 8 embung yang dimiliki kelompok Kerthi Winangun, memiliki volume 840 meter kubik, serta dimanfaatkan oleh 32 petani.

Keberadaan embung di dua desa tersebut tidak lepas dari program Bioindustri yang diusung oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan).

Program bioindustri diimpelementasikan oleh semua BPTP yang tersebar di 33 provinsi, termasuk BPTP Bali. Tim Bioindustri BPTP Bali masuk ke sejumlah lokasi binaan ini sejak 2015.

Dukungan Kementan ditunjukkan dengan memfasilitasi pembangunan infrastruktur berupa sarana penampung air (atau embung), hidran (pompa air) untuk kelompok, dan kandang yang dilengkapi sarana produksi pupuk organik padat dan cair.

Petani anggota kelompok tani juga mengeluarkan modal sendiri untuk mencukupi kekurangan bahan bangunan, seperti yang ditunjukkan saat pembangunan embung di Desa Antapan maupun Desa Bukti.

Program Bioindustri tingkatkan efisiensi biaya

Kegiatan Bioindustri yang dikembangkan Balitbangtan mengusung konsep yang sangat sederhana, yaitu integrasi tanaman dan ternak.

Inovasi yang diperkenalkan oleh BPTP Bali ke petani binaan pun memiliki konsep yang sama, yaitu pemanfaatan limbah ternak menjadi pupuk organik untuk meningkatkan produktivitas sayuran, serta teknologi pakan untuk meningkatkan performa ternak sapi.

Penerapan model Bioindustri ini terbukti meningkatkan efisiensi. Inovasi pupuk organik padat dan cair yang diolah oleh masing-masing petani untuk lahannya sendiri, misalnya telah menurunkan penggunaan pupuk dan pestisida kimia sebesar 40 persen.

Salah seorang anggota Tim Pengarah Kegiatan Bioindustri Prof. Pantjar Simatupang mengaku terkesan dengan praktik budi daya yang dilakukan petani di kedua desa tersebut. Ia menilai budi daya yang dikembangkan telah sesuai dengan konsep Bioindustri. 

Baca juga: Mentan Dukung Buton Utara Jadi Kabupaten Organik

“Selain nampak integrasinya, terlihat pula sistem pertanaman yang baik, yaitu memilih tanaman kompanion atau tanaman serumpun,” ujar Pantjar.

Contoh kasus yang ditemukan di Desa Antapan, di lahan yang sama seorang petani dapat secara bergantian menanam buncis, tomat, dan cabai.

Dalam penanaman ketiga komoditas sayuran tersebut, penggunaan ajir hanya perlu 1 kali pemasangan saja. Hal ini menunjukkan pemilihan tanaman kompanion dapat menghemat pemakaian ajir.

Integrasi pertanian

Ilustrasi: Peternak sapi KOMPAS.COM/ M Wismabrata Ilustrasi: Peternak sapi

Sementara itu, kegiatan Bioindustri di Desa Bukti mengusung konsep integrasi tanaman ubi kayu dan ternak sapi.

Budi daya ubi kayu menggunakan varietas unggul atau varietas gajah dari Kalimantan Timur dengan potensi produksi 45 ton per hektar.

Potensi produksi ini empat kali lebih besar dari potensi produksi ubi kayu lokal. Oleh karena itu, pertanaman ubi kayu varietas gajah telah diperluas hingga mencapai tiga hektar lebih pada tahun ini.

Dukungan BPTP Bali dalam pengembangan ternak sapi diwujudkan melalui bimbingan teknis (Bimtek) pembuatan molasis untuk meningkatkan kecernaan pakan dalam rumen serta pelatihan pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk organik menggunakan mikro organisme lokal (MOL).

Baca juga: Kisah Ferdiyanti dari Pengumpul Kotoran Sapi hingga Pengusaha Rotan

Dengan adanya Bimtek tersebut, kelompok tani di wilayah itu telah menjual produk molasis dan pupuk organik cair, masing-masing dengan nama Moladef Agen Defaunasi dan Urin-max.

Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) Haris Syahbuddin mengapresiasi upaya BPTP Bali dalam menggiatkan program Bioindustri di Provinsi Bali.

Haris menilai pengembangan model Bioindustri akan turut berperan dalam meningkatkan kemandirian ekonomi petani.

Ia optimistis, petani dapat memenuhi kebutuhan energi dan pangan serta meningkatkan kesejahteraannya dengan menerapkan sistem itu.

Baca juga: Kementan Klaim Produksi dan Kesejahteraan Petani Terus Meningkat

Ia pun yakin, sistem ini dapat meningkatkan daya tahan terhadap kebutuhan energi, pangan, dan berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat petani. Haris pun optimistis program Bioindustri mampu meningkatkan efisiensi biaya.

“Melalui sistem pertanian bioindustri, tidak ada yang terbuang karena output satu sub-sistem menjadi input bagi sub-sistem lain. Limbah pun dapat diminimalisasi, serta yang tak kalah penting, produksi dapat ditingkatkan,” katanya.

Terkini Lainnya
Kementan Jaga Produksi Padi lewat Pompanisasi dan Percepatan Tanam
Kementan Jaga Produksi Padi lewat Pompanisasi dan Percepatan Tanam
Kementan
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi
Kementan
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani
Kementan
Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air
Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air
Kementan
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani
Kementan
Panen Jagung di Gorontalo Meningkat, Jokowi Minta Bulog Lakukan Penyerapan
Panen Jagung di Gorontalo Meningkat, Jokowi Minta Bulog Lakukan Penyerapan
Kementan
Jadi Ajang Berbagi Wawasan bagi UMKM, Kementan Gelar SKENA
Jadi Ajang Berbagi Wawasan bagi UMKM, Kementan Gelar SKENA
Kementan
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia
Kementan
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa
Kementan
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 
Kementan
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan
Kementan
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim
Kementan
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun
Kementan
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke
Kementan
Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Percepat Realisasi Pompanisasi dan PAT Padi Gogo
Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Percepat Realisasi Pompanisasi dan PAT Padi Gogo
Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke