Kinerja Sektor Pertanian Wujud Implementasi Nawacita

Kompas.com - 18/08/2018, 23:33 WIB
Kurniasih Budi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintahan Jokowi-JK menaruh perhatian besar pada sektor pertanian.

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian melalui kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik terutama sektor pertanian dan menitikberatkan pada upaya mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani.

Tantangan mewujudkan Nawacita tersebut dijawab secara nyata oleh kinerja Kementerian Pertanian (Kementan).

Berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik ( BPS) terkait pertumbuhan ekonomi triwulan II 2018 menyatakan kontribusi pertanian pada laju pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) mencapai 13,63 persen, artinya berada di posisi teratas kedua setelah industri pengolahan.

Baca juga: Usaha Pertanian Ikut Andil dalam Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2018

Fakta tersebut mengindikasikan bahwa sektor pertanian merupakan salah satu penggerak utama dalam pengembangan ekonomi rakyat Indonesia.

Data yang diterbitkan BPS mencatat seluruh lapangan usaha tumbuh positif sepanjang kuartal II 2018. Namun pertumbuhan tertinggi ditempati sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan dengan angka pertumbuhan 9,93 persen dibandingkan kuartal pertama 2018.

Hal itu dipicu oleh meningkatnya produksi seiring berlangsungnya masa panen raya untuk beberapa komoditas di beberapa subsektor seperti hortikultura dan perkebunan dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 22,86 persen dan 26,73 persen.

Wakil Ketua Komisi Pertanian DPR RI Viva Yoga Mulyadi meyakini, pengembangan sektor pertanian saat ini menjadi sektor terkuat dalam mendukung terwujudnya agenda prioritas Nawacita pemerintahan Jokowi-JK.

Baca juga: Kementan Jaga Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III 2018

“Banyak persoalan mendasar di sektor pertanian yang dapat dibereskan, cukup jelas kok ada hasilnya,” kata Viva Yoga, Sabtu (18/8/2018)

Menurut Viva Yoga, kinerja Kementerian Pertanian dari sisi infrastruktur maupun produksi pangan selaras dengan visi misi pemerintahan Jokowi-JK.

“Misalnya saja, keseriusan membenahi infrastruktur irigasi, hingga mulai mengarah ke pemanfaatan teknologi pertanian. Keberhasilan juga terlihat dengan adanya peningkatan produksi pangan, ini perlu didukung dan diapresiasi,” katanya.

Kinerja 4 tahun sektor pertanian

Ilustrasi: panen jagungKOMPAS.com / Andi Hartik Ilustrasi: panen jagung

Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian Ketut Kariyasa mengatakan, bidang pertanian telah memberikan dampak yang signifikan terkait peningkatan produksi yang berdampak bagi kesejahteraan petani.

Bahkan, peningkatan produksi pertanian di tengah pertumbuhan penduduk Indonesia saat ini diklaim tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

“Peningkatan produksi pertanian sebagai dasar mewujudkan ketahanan pangan menunjukan progres yang sangat signifikan, bahkan pertambahan penduduk yang cukup besar tidak membuat ketahanan pangan kendor. Yang terjadi malah produksi padi dan jagung meningkat, begitu pun komoditas strategis lainnya,” ujar Kariyasa.

Peningkatan produksi tersebut secara langsung menjawab tantangan pemenuhan kebutuhan pangan di tengah pertumbuhan penduduk Indonesia.

Kebutuhan pangan meningkat

Tanaman padi di areal persawahan yang berada di Desa Mayang, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember, Jawa Timur.KOMPAS.com/ KURNIASIH BUDI Tanaman padi di areal persawahan yang berada di Desa Mayang, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi penduduk Indonesia pada 2018 mencapai 265 juta jiwa, meningkat 12,8 juta jiwa dibanding 2014. Artinya, setiap tahun terjadi pertambahan penduduk mencapai 3,2 juta jiwa atau tumbuh 1,27 persen per tahun.

Pertambahan penduduk ini secara makro berimbas pada kebutuhan bahan pokok yang tentu meningkat dan harus tersedia sepanjang waktu.

Faktanya, berdasarkan data pertumbuhan penduduk di atas, kebutuhan konsumsi beras 2014-2018 bertambah 1,7 juta ton. Jumlah ini setara dengan produksi 2,82 juta ton Gabah Kering Giling (GKG).

Namun demikian, berkat berbagai program pembangunan pertanian saat ini, produksi pangan justru mengalami kenaikan.

Jagung asal Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat diekspor ke Filipina dari Pelabuhan Sumbawa Besar, Selasa (20/3/2018)KOMPAS.com/ KURNIASIH BUDI Jagung asal Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat diekspor ke Filipina dari Pelabuhan Sumbawa Besar, Selasa (20/3/2018)

Merujuk data BPS, produksi 75,36 juta ton GKG naik 6,37 persen dibandingkan 2014 yang hanya 70,84 juta ton.

Produksi padi pada 2016 pun terjadi kenaikan yakni 79,35 juta ton dan pada 2017 juga terjadi kenaikan sebesar 81,16 juta ton meningkat 14,42 persen.

Peningkatan juga terjadi pada komoditas jagung, di mana pada 2017 produksi jagung mencapai 29,86 juta ton dan naik 52,17 persen dibandingkan 2014.

Begitu pun dengan komoditas bawang merah, pada 2017 produksi komoditas ini mencapai 1,47 juta ton dan naik sebesar 18,79 persen dibanding 2014.

Kebun cabai di Papua Barat.Dok Humas Kementerian Pertanian Kebun cabai di Papua Barat.

Demikian juga dengan komoditas cabai pada 2017 produksinya mencapai 2,38 juta ton dan meningkat sebesar 27,09 persen dibanding 2014.

Peningkatan produksi juga terjadi di bidang protein hewani. Produksi daging sapi pada tahun 2017 sebesar 531,8 ribu ton dan meningkat sebesar 6,85 persen dibanding 2014.

Sementara, produksi daging ayam juga meningkat menjadi 2,26 juta ton pada 2017 dan meningkat 16,40 persen dibanding 2014. Produksi telur juga tidak mau ketinggalan, meningkat menjadi 2,11 juta ton pada 2017 dan meningkat 20,21 persen dibanding 2014.

Lebih lanjut Kariyasa mengungkapkan kinerja sektor pertanian era Jokowi-JK tidak hanya sebatas peningkatan produksi berbagai komoditas pangan strategis, tetapi juga menghasilkan karya besar lainnya seperti peningkatan ekspor dan investasi pertanian.

Seorang warga saat membeli telur di salah satu kios pedagang telur di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Kamis  (19/7/2018). Akibat tingginya permintaan, harga jual telur ayam ras mencapai hingga Rp 29.000 per kilogram atau untuk harga eceran tembus Rp 2.500 per butir.KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Seorang warga saat membeli telur di salah satu kios pedagang telur di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (19/7/2018). Akibat tingginya permintaan, harga jual telur ayam ras mencapai hingga Rp 29.000 per kilogram atau untuk harga eceran tembus Rp 2.500 per butir.

Ekspor pertanian pada 2017 mencapai Rp 441 triliun, naik 24 persen dibandingkan 2016 yang hanya Rp 355 triliun. Begitu pun dalam bidang investasi pertanian yang mencapai Rp 45,90 triliun pada 2017, atau naik 14 persen per tahun dari 2013 hingga 2017.

“Di tengah lesunya ekspor Indonesia, justru volume dan nilai ekspor sektor pertanian meningkat dan Indonesia mengalami surplus dalam perdagangan produk pertanian, begitu pun pertumbuhan investasi pertanian, ini menjadi catatan penting dalam sejarah,” ujar Kariyasa.

Dampak kinerja sektor pertanian juga terlihat dari menenurunnya jumlah penduduk miskin secara nasional. Pada Maret 2015 penduduk miskin di Indonesia masih sebesar 11,22 persen, sedangkan pada Maret 2017 turun menjadi 10,64 persen.

Hingga September 2017, penduduk miskin di Indonesia masih di angka 10,12 persen atau 26,58 juta jiwa. Sementara pada Maret tahun ini, angka penduduk miskin berhasil ditekan hingga menembus angka satu digit, yaitu 9,82 persen atau 25,96 juta jiwa.

Baca juga: Pertanian Jadi Salah Satu Ujung Tombak Penurunan Angka Kemiskinan

Kinerja pertanian juga berdampak positif pada Nilai Tukar Usaha Pertanian (NUTP) pertanian sempit (tidak termasuk perikanan) dari tahun ke tahun sebagai salah satu indikator kesejahteraan petani.

Pada 2014 NTUP sebesar 106,05, sementara pada 2015 dan 2016 meningkat masing-masing menjadi 107,44 dan 109,84.

Pada 2017 NTUP kembali membaik menjadi 110,03. Bahkan pada 2018, sampai bulan dengan Juni NTUP mengalami peningkatan yang sangat tajam dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yaitu menjadi 111,47.

Baca juga: Nilai Tukar Petani Juni 2018 Meningkat

“Sejalan dengan semangat Nawacita, Kementan akan terus berupaya mengenjot produksi pertanian dalam penyediaan pangan ke depan untuk mewujudkan kedaulatan pangan yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan petani dan pendapatan yang lebih merata di wilayah perdesaan,” kata dia.

Kementan juga akan terus berkomitmen menggulirkan program terobosan, seperti membangun sektor pertanian pada wilayah perbatasan.

Selain itu, Kementan memperluas jangkauan program #Bekerja (Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera) sebagai upaya menekan angka kemiskinan penduduk Indonesia terutama di desa yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani.

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com