JAKARTA, KOMPAS.com - Program kerja Kementerian Pertanian dinilai mampu mewujudkan swasembada pangan.
Indonesia saat ini telah mencapai swasembada komoditas pertanian seperti padi, jagung, cabai, bawang merah, sapi, dan kedelai.
Selain itu, strategi Kementerian Pertanian yang dipimpin Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dinilai mampu menyelesaikan persoalan mendasar dalam pembangunan, yakni kesejahteraan petani.
"Iya kerjanya fokus dan tuntas menyelesaikan masalah mendasar. Era pertanian saat ini hasilnya kelihatan,” kata Wakil Ketua Komisi Pertanian DPR RI Viva Yoga Mauladi dalam pernyataan tertulis, Selasa (31/7/2018).
Baca juga: FAO Apresiasi Kinerja Kementan Memajukan Industri Pertanian
Dalam dua tahun terakhir, pasokan pangan cukup dan harga komoditas stabil saat hari besar keagamaan.
“Ini belum pernah terjadi waktu lalu,” kata Yoga.
Produksi pangan pun meningkat karena pembangunan infrastruktur dilakukan, seperti irigasi, lahan, serta alat mesin pertanian. Tak cuma itu, pengadaan benih dan pupuk diperbaiki.
“Ada terobosan asuransi pertanian dan menyelesaikan masalah tata niaga pangan. Bentuk bentuk perlindungan petani seperti ini perlu terus ditingkatkan,” ujar dia.
Pertanian di Kendal
Menurut dia, pertanian pada lokasi tanam cabai di Kendal, Jawa Tengah telah berjalan baik. Selain produksi cukup, kinerjanya masih bisa ditingkatkan pasca panen.
“Pengolahan dan tata niaganya membaik sehingga petani sejahtera dan konsumen menikmati harga wajar,” katanya.
Fadholi yang juga anggota Komisi IV DPR RI mengatakan, pertanian di Kabupaten Kendal perlu dikembangkan, utamanya komoditas kopi.
Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan pendampingan pengolahan pasca panen, budi daya, dan penyediaan bibit unggul. Selain itu, pertanian jambu biji juga potensial untuk dikembangkan.
“Potensial untuk dikembangkan hingga industri hilir dan pasarnya,” ucapnya.
Anggota Komisi Pertanian DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Agung Widyantoro mengapresiasi kinerja Kementerian Pertanian dalam meningkatkan produksi cabai.
"Ini prestasi luar biasa dari Kementerian Pertanian. Selanjutnya perlu disinergikan antara produksi dengan tataniaga, dalam hal ini Kementerian Perdagangan dan BUMN terkait," ujar Agung.
Hal senada diungkap oleh Endang Sukarti Handayani anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Golkar.
Ia mengatakan, pola pertanaman cabai di Kendal perlu ditiru daerah lain, terutama di daerah luar Jawa supaya lebih berkembang.
Oleh karenanya, program kerja Ditjen Hortikultura Kementan 2018 hingga dua tahun ke depan fokus membangun kawasan cabai, bawang merah, bawang putih di masing-masing pulau sehingga mampu mandiri memasok wilayah masing masing.
“Pada kawasan eksisting saat ini sudah pada tahapan fokus pada hilirisasi, sedangkan kawasan di luar Jawa masih menangani aspek hulu dan on farm,” ujar Suwandi.
Surplus pertanian
Data Kementerian Pertanian menyebutkan produksi bawang merah nasional 2017 sebesar 1,47 juta ton surplus dari kebutuhan konsumsi 1,25 juta ton.
Sementara, produksi aneka cabai 2,4 juta ton surplus dibandingkan konsumsi 1,97 juta ton.
Luas panen bawang merah 2017 di Jawa Tengah 51.155 hektar dengan produksi 476.337 ton. Sementara, panen cabai 52.008 hektar (ha) dengan produksi 343.710 ton.
Luas panen bawang merah 2017 di Kabupaten Kendal 3.444 ha dengan produksi 31.886 ton, sedangkan panen cabai 847 ha dengan produksi 5.996 ton.
Ekspor pertanian
Indonesia sejak 2016 sudah menutup impor cabai segar dan bawang merah, malah 2017 sudah ekspor cabai 8.624 ton dan bawang merah 7.750 ton.
Berdasarkan data dan informasi terlihat ekspor bawang merah 2018 akan naik sekitar dua kali lipat.