Indonesia Kembali Ekspor Bawang Merah ke Singapura

Kompas.com - 10/07/2018, 18:17 WIB
Kurniasih Budi

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Indonesia mampu membalikkan keadaan dari semula importir menjadi negara eksportir bawang merah ke sejumlah negara ASEAN.

"Hari ini kita kembali membuktikan dengan ekspor bawang merah ke Singapura " kata
Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi saat acara pelepasan ekpor bawang merah oleh PT Aman Buana Putera di Surabaya, Senin (9/7/2018).

Suwandi berpesan produksi komoditas pertanian lainnya juga bisa ditingkatkan lagi kualitasnya hingga dapat berdaya saing.

Menurut dia, komoditas pertanian yang berorientasi ekspor jelas mampu menaikkan devisa dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Baca juga: Sembilan Kontainer Bawang Merah Dilepas ke Singapura dan Thailand

Suwandi berharap pada tahun 2018 ini, ekspor komoditas hortikultura dapat terus meningkat lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.

"Ekspor dari Surabaya ini saja kita sudah ribuan ton. Jika tahun lalu ekspor secara nasional sebesar 7750 ton. Nah untuk tahun ini, PT Aman Buana Putera saja sanggup ekspor 6000 ton, artinya ini akan naik 2 kali lipat. Ini berkat kerja keras dan doa semua pihak yang memiliki komitmen untuk membangun negeri Indonesia tercinta ini" tegas Suwandi.

Herry Satyo menambahkan bahwa PT Aman Buana Putera akan mengekspor 6000 ton bawang merah secara bertahap ke Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

"Kami mendukung penuh dan mengapresiasi program dan kinerja Kementerian Pertanian yang dinahkodai Bapak Andi Amran Sulaiman, khususnya atas capaian swasembada bawang merah dan bahkan sudah ekspor sejak tahun lalu. Kami juga sangat merasakan manfaatnya, bahkan sekarang jika kami mencari pasokan bawang merah, itu mudah diperoleh di daerah sentra-sentra bawang merah," kata dia.

Sinergi dengan petani

Bawang merah di Pasar Mandalika, Kota Mataram, NTB.KOMPAS.com/ Karnia Septia Bawang merah di Pasar Mandalika, Kota Mataram, NTB.

Dalam penyediaan bawang merah, PT Aman Buana Putera bekerja sama dengan petani Malang, Bima, dan Probolinggo. 

Kerja sama petani dan pengusaha ini membentuk pola sinergi yang mapan guna pemenuhan pasokan. Selain itu, pemerintah turut andil mendorong pelaksanaan manajemen tanam.

“Kami bermitra dengan petani petani bawang merah di beberapa sentra di Bima, Malang, Probolinggo dan daerah lainnya secara sinergis, saling menguntungkan, dan berkelanjutan,” ujar Herry.

Produsen bawang merah terbesar kedua

Sebanyak 9 kontainer bawang merah dilepas ke Thailand Dan SingapuraKOMPAS.com/Achmad Faizal Sebanyak 9 kontainer bawang merah dilepas ke Thailand Dan Singapura

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Hadi Sulistyo menegaskan bahwa Provinsi Jawa Timur merupakan sentra bawang merah terbesar kedua setelah Jawa Tengah.

Produksi bawang merah Jawa Timur saat ini menyumbang sekitar 20 persen dari total produksi nasional.

Sentra bawang merah tersebar di Nganjuk, Malang, Probolinggo, Bojonegoro, Sumenep, Sampang, Pamekasan, Mojokerto, hingga Bondowoso.

Dinas pertanian Jawa Timur tengah berkonsentrasi untuk menyuplai varietas Super Philip yang berstandar ekspor.

Baca juga: FAO Apresiasi Kinerja Kementan Memajukan Industri Pertanian

“Sedangkan untuk mendukung program ekspor, kami siap suplai dari sentra yang banyak mengembangkan varietas Super Philip yaitu Nganjuk, Probolinggo, hingga Bondowoso," ujar Hadi.

Dengan suksesnya ekspor bawang merah dari Jawa Timur ini, Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur meyakini perekonomian di daerahnya akan stabil.

"Kebijakan Pemprov Jawa Timur sangat jelas, kami akan terus maksimalkan produksi bawang merah lokal untuk menjaga agar inflasi stabil. Kami juga sangat mendukung upaya peningkatan ekspor bawang merah seperti hari ini. Alhamdulillah kebijakan ini sangat selaras dengan Pusat," katanya.

Lahan tanaman bawang merah mengalami gagal panen akibat banjir di sentra Brebes Jawa Tengah.  Dok Asosiasi Bawang Merah Indonesia Lahan tanaman bawang merah mengalami gagal panen akibat banjir di sentra Brebes Jawa Tengah.

Suwandi dalam penutupan sambutannya juga menekankan bahwa dengan terlaksananya ekspor bawang ini membuktikan bahwa Kementan tidak hanya berhasil mewujudkan swasembada, akan tetapi juga mewujudkan kedaulatan bawang merah.

Ia berharap, pada 100 tahun indonesia merdeka yakni pada 2045 Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia.

Komitmen kembangkan pertanian

Pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla terus berkomitnen untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani. 

Kedaulatan pangan tersebut artinya mampu mencukupi pasokan dari produksi sendiri dan bukan dari impor.

Guna mewujudkan visi tersebut, sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, sejak  2015 Kementerian Pertanian giat memantapkan sentra produksi dan memperluas kawasan pertanian, khususnya di luar Pulau Jawa dan wilayah perbatasan.

Sejalan dengan hal tersebut, Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian juga terus memperkuat kawasan kawasan bawang dan cabai, baik di Jawa dan perluasan wilayah di luar Pulau Jawa seperti Solok, Tapin, Enrekang, Bima, Lombok Timur dan lainnya.

Stop impor

Petani bawang merah di Lambu, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat sedang menyiram tanaman bawang merah menggunakan boru, Senin (4/3/2013). Sebagian petani bawang merah di Lambu mulai beralih dari penggunaan benih umbi menjadi benih biji yang hemat biaya produksi dan memberikan panen lebih banyak.  

KOMPAS/CORNELIUS HELMY HERLAMBANG Petani bawang merah di Lambu, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat sedang menyiram tanaman bawang merah menggunakan boru, Senin (4/3/2013). Sebagian petani bawang merah di Lambu mulai beralih dari penggunaan benih umbi menjadi benih biji yang hemat biaya produksi dan memberikan panen lebih banyak.

Hasilnya mulai terlihat, dimana pada 2016, Pemerintah telah menghentikan total impor bawang merah dan sejak 2017 ekspor ke beberapa negara tetangga.

Sebelumnya, pada 2014, Indonesia masih impor bawang merah mencapai 74.903 ton dan 2015 impor menurun drastis menjadi 17.428 ton.

Capaian ini diperkuat dengan data BPS yang menyebutkan pada 2017, ekspor komoditas hortikultura naik tajam, khususnya untuk komoditas bawang merah yg mencapai 7.750 ton atau naik 93,5 persen dibandingkan 2016 yang hanya 736 ton.

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com