Kementan Jamin Stok dan Harga Pangan Aman Jelang Natal dan Tahun Baru

Kompas.com - 04/12/2017, 15:17 WIB
Josephus Primus

Penulis

IlustrasiKOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO Ilustrasi

KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai bagian dari pemerintah Republik Indonesia menorehkan prestasi tatkala berhasil menjaga stok dan harga pangan saat Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini. Berangkat dari situlah, hal yang sama dilakukan menjelang Natal 2017 dan Tahun Baru 2018.

Terkait hal itu, Badan Ketahanan Pangan Kementan terus melakukan pemantauan ketersediaan stok sekaligus mengantisipasi  gejolak harga pangan setiap hari.

"Masyarakat tidak  perlu khawatir terhadap ketersediaan dan harga kebutuhan pokok menjelang Natal 2017 dan Tahun Baru 2018. Insya Allah semuanya aman," kata Agung Hendriadi Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian di ruang kerjanya baru-baru ini.

Menurut Agung, berdasarkan prognosa kebutuhan 11 komoditas pangan pada November dan Desember, semuanya terlihat baik.

Produksi secara nasional,  rata-rata melebihi kebutuhan nasional kecuali daging sapi. Misalnya beras, pada November produksi 2,6 juta ton, konsumsi 2,3 juta ton. Desember produksi 2,51 juta ton, konsumsi 2,50 juta ton.

Berikutnya, bawang merah. Pada November produksi 103 ribu ton, konsumsi 93 ribu ton. Pada Desember produksi 107 ribu ton, konsumsi 99 ribu ton.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (BKP Kementan) Agung Hendriadi (berjaket coklat) saat bertandang ke Toko Tani Indonesia (TTI) Acar Yogyakarta, Kamis (23/11/2017).Badan Ketahanan Pangan Kementan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (BKP Kementan) Agung Hendriadi (berjaket coklat) saat bertandang ke Toko Tani Indonesia (TTI) Acar Yogyakarta, Kamis (23/11/2017).

Lantas, cabai rawit. pada November produksi 78 ribu ton, konsumsi 72 ribu ton. Sementara, pada Desember produksi mencapai 80 ribu ton, konsumsi 73 ribu ton.

Komoditas jagung, di November produksinya 1,49 juta ton, konsumsi 1,46 juta ton. Pada Desember, produksi 1,47 juta ton, konsumsi 1,43 juta ton.

"Untuk daging sapi, kami akui memang masih minus," jelas Agung.

Pada November dari produksi daging sapi 31 ribu ton, kebutuhannya 49 ribu ton. Desember produksi 32 ribu ton, kebutuhannya mencapai 50 ribu ton.

Untuk memenuhi kebutuhan sudah dilakukan impor sekitar 50 ribu ton. "Sehingga tidak perlu khawatir, karena stok tersedia," tutur Agung Hendriadi.

Distribusi

Suasana lapak penjualan daging di Pasar Sentral Tradisional Poso, Kamis (31/8/2017).KOMPAS.COM/Mansur Suasana lapak penjualan daging di Pasar Sentral Tradisional Poso, Kamis (31/8/2017).

Agung juga menjelaskan masalah perdagangan dan rantai distribusi pangan yang masih terlalu panjang. "Distribusi menjadi persoalan besar, karena menyangkut jumlah rantai pasok yang terlalu panjang, dan barang sampai ke konsumen bisa melewati 10 titik," jelas Agung.

Untuk memotong rantai pasok, dilakukan berbagai upaya antara lain program e-Warung milik Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dan Rumah Pangan Kita (RPK) milik Bulog dan TTI.

"Kementan sendiri mendirikan dan membangun Toko Tani Indonesia (TTI) di seluruh Indonesia  dan Toko Tani Indonesia Center (TTIC) di Jakarta, serta beberapa kota besar lainnya," tambah Agung.

Selain memotong rantai pasok distribusi pangan, juga diberlakukan Harga Eceran Tertinggi (HET) Beras. "Implementasi HET masih diperlukan pengawalan, kecuali jika sudah ada kesadaran tinggi dari pedagang," jelas Agung.

Untuk menjamin stok pangan dan stabilitasi harga, menurut Agung, pemerintah telah melakukan beberapa kali pertemuan yang dihadiri   seluruh pemangku kepentingan, termasuk pedagang. "Kalau sudah ada jaminan dari pedagang, ini sangat membanggakan," kata Agung.

Namun demikian, ada beberapa provinsi yang perlu  pengawasan secara khusus. "Daerah-daerah yang akan merayakan Natal perlu kita lakukan pemantauan, seperti Kalimantan Barat, Maluku, Maluku Utara,  NTT, Papua, Papua Barat, Sulawesi Utara, dan  Sumatera Utara," jelas Agung.

"Untuk daerah-daerah  tersebut akan kita lakukan pemantauan harga secara harian. Walaupun sebetulnya masih, dibawah HET," kata Agung.

Menurut Agung, HET efektif menurunkan harga beras. Dengan HET konsumen diuntungkan. Alasannya, dengan menghilangkan disparitas harga beras yang tinggi dari produsen hingga konsumen akan tercipta perdagangan beras berkeadilan, dan konsumen membayar sesuai mutu beras yang dibeli. Sedangkan, pedagang tetap bisa mengambil keuntungan yang wajar.

Petugas menjelaskan kegiatan di Toko Tani Indonesia Center (TTIC) di Jalan Sam Ratulangi, Makassar, Sulsel. Setiap hari beras produksi gabungan kelompok tani setempat terjual hingga 50 kilogram. Foto diambil Selasa (14/11/2017).Josephus Primus Petugas menjelaskan kegiatan di Toko Tani Indonesia Center (TTIC) di Jalan Sam Ratulangi, Makassar, Sulsel. Setiap hari beras produksi gabungan kelompok tani setempat terjual hingga 50 kilogram. Foto diambil Selasa (14/11/2017).

Terkini Lainnya
Hadapi Ancaman Pangan, Kementan Gencarkan Irpom demi Pastikan Keberlanjutan Pangan Aman
Hadapi Ancaman Pangan, Kementan Gencarkan Irpom demi Pastikan Keberlanjutan Pangan Aman
Kementan
Program Pompanisasi Buat Petani Tersenyum, Mentan Amran: Solusi untuk Tingkatkan Indeks Pertanaman
Program Pompanisasi Buat Petani Tersenyum, Mentan Amran: Solusi untuk Tingkatkan Indeks Pertanaman
Kementan
Irpom Naikkan IP Jadi 3 Kali, Kementan Pantau dan Pastikan Pangan Aman Terkendali
Irpom Naikkan IP Jadi 3 Kali, Kementan Pantau dan Pastikan Pangan Aman Terkendali
Kementan
Irpom Disebut Berhasil Cegah Gagal Tanam Saat Kemarau
Irpom Disebut Berhasil Cegah Gagal Tanam Saat Kemarau
Kementan
Kemarau Tetap Bisa Tanam, Petani Senang IP Naik 
Kemarau Tetap Bisa Tanam, Petani Senang IP Naik 
Kementan
Lewat B50, Pemerintah Sediakan Energi Nasional dan Tingkatkan Nilai Tambah Pekebun
Lewat B50, Pemerintah Sediakan Energi Nasional dan Tingkatkan Nilai Tambah Pekebun
Kementan
Agustus Tidak Ada Puso, Pompanisasi di Banten Dongkrak Kenaikan NTP
Agustus Tidak Ada Puso, Pompanisasi di Banten Dongkrak Kenaikan NTP
Kementan
Kementan Ajak FAO Tingkatkan Tata Kelola Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan
Kementan Ajak FAO Tingkatkan Tata Kelola Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan
Kementan
Presiden Jokowi Terima Agricola Medal, FAO: Transformasi Pertanian Indonesia Berkembang Pesat
Presiden Jokowi Terima Agricola Medal, FAO: Transformasi Pertanian Indonesia Berkembang Pesat
Kementan
Optimalkan Perluasan Areal Tanam, Kementan Monitoring Program Pompanisasi
Optimalkan Perluasan Areal Tanam, Kementan Monitoring Program Pompanisasi
Kementan
Kementan Gencarkan Pompanisasi, Pastikan Pompa Berhasil Nyala Mengairi Sawah
Kementan Gencarkan Pompanisasi, Pastikan Pompa Berhasil Nyala Mengairi Sawah
Kementan
Atasi Kekeringan Lahan, Kementan Terjun Langsung Bantu Petani
Atasi Kekeringan Lahan, Kementan Terjun Langsung Bantu Petani
Kementan
Irpom dan Pompanisasi Terbukti Berhasil Selamatkan Ketahanan Pangan Nasional
Irpom dan Pompanisasi Terbukti Berhasil Selamatkan Ketahanan Pangan Nasional
Kementan
Kementan Bersama GEMPITA Sinergi Bangun Kalteng Jadi Lumbung Padi Nasional
Kementan Bersama GEMPITA Sinergi Bangun Kalteng Jadi Lumbung Padi Nasional
Kementan
Produksi Naik Bulan Agustus, September dan Oktober, Program Pompanisasi Berhasil
Produksi Naik Bulan Agustus, September dan Oktober, Program Pompanisasi Berhasil
Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke