Ada yang Mencari Tahu Keberhasilan Swasembada Pangan Indonesia

Kompas.com - 21/08/2017, 17:00 WIB
Josephus Primus

Penulis

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kemeja putih bercaping) berdialog dengan petani saat panen bawang merah di Desa Shabah, Kecamatan Bungur, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Kamis (15/12). Petani di daerah tersebut berhasil mengembangkan bawang merah di areal seluas 410 hektar dengan produktivitas rata-rata 9-10 ton per hektar sejak tiga tahun lalu. Atas keberhasilan itu, Menteri Pertanian mendorong Kalimantan untuk bisa segera mewujudkan swasembada bawang merah.Jumarto Yulianus Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kemeja putih bercaping) berdialog dengan petani saat panen bawang merah di Desa Shabah, Kecamatan Bungur, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Kamis (15/12). Petani di daerah tersebut berhasil mengembangkan bawang merah di areal seluas 410 hektar dengan produktivitas rata-rata 9-10 ton per hektar sejak tiga tahun lalu. Atas keberhasilan itu, Menteri Pertanian mendorong Kalimantan untuk bisa segera mewujudkan swasembada bawang merah.

KOMPAS.com - Keberhasilan swasembada pangan Indonesia, khususnya beras, rupanya menarik minat negara sahabat untuk ingin mencari tahu. Keberhasilan itu, kata Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman pada Senin (21/8/2017) di kantornya, hendak dicontoh.

Andi Amran mengemukakan hal itu saat mendapat kunjungan dari Zoir T Mirzaev, Deputi Perdana Menteri merangkap Menteri Pertanian dan Sumberdaya Air Uzbekistan. "Keberhasilan Indonesia mencapai swasembada telah diketahui Uzbekistan sehingga mereka sungguh-sungguh ingin membangun kemitraan pertanian secara intensif dan saling menguntungkan," ungkap Amran.

Catatan yang terkumpul oleh Kompas.com menunjukkan bahwa pada periode Maret 2017 sampai dengan Agustus 2017, Kementerian Pertanian (Kementan) memperkirakan produksi padi sebesar 33,64 juta ton gabah kering. "Ini perlu diserap secara baik," kata Andi Amran.

Sebelumnya, data Kementan menunjukkan sampai dengan Februari 2017, stok beras nasional mencapai 1,9 juta ton. Sementara, data dari Tim Serap Gabah Petani (Sergap) yang dibentuk oleh Kementan bekerja sama dengan TNI AD dan Perum Bulog dan pemerintah daerah (pemda) pada periode Januari hingga 25 Maret 2017 menunjukkan bahwa telah Sergap menyerap 754.330 ton gabah atau 377.165 ton setara beras. Jumlah itu meningkat 420 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2016. (Baca: Mentan: Tiga Negara Ingin Belajar Swasembada Beras Indonesia)


Potensi Uzbekistan

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kiri) bersalaman dengan Zoir T Mirzaev, Deputi Perdana Menteri merangkap Menteri Pertanian dan Sumberdaya Air Uzbekistan (kanan) pada Senin (21/8/2017) di Kementerian Pertanian. Indonesia menginginkan Uzbekistan membantu kampanye positif kelapa sawit.Humas Kementerian Pertanian Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kiri) bersalaman dengan Zoir T Mirzaev, Deputi Perdana Menteri merangkap Menteri Pertanian dan Sumberdaya Air Uzbekistan (kanan) pada Senin (21/8/2017) di Kementerian Pertanian. Indonesia menginginkan Uzbekistan membantu kampanye positif kelapa sawit.

Sementara itu, menurut Menteri Andi Amran, Uzbekistan menjadi sudah menjadi pasar potensial ekspor Indonesia. Komoditas ekspor Indonesia ke negara di kawasan Asia Tengah dan Eropa Timur itu antara lain kelapa, kelapa sawit, teh, karet, kopi, dan nanas.

Uzbekistan adalah negara terluas ke-56 dunia. Negara bekas Uni Soviet ini cukup maju di bidang pertanian. Uzbekistan mempunyai lahan kapas 1,0 juta hektar dan pengelolaan budidaya ikan di danau buatan (fishpond) seluas 1,0 juta hektar sebagai sistem penangkapan air hujan (rainfall harvesting system). Luas perairan Uzbeksitan adalah 4,9 persen dari total luas negara 448.978 kilometer persegi.

Pengelolaan air irigasi tetes di Uzbekistan cukup berkontribusi terhadap produksi buah dan sayuran. Lantaran itulah, Uzbekistan mampu mengekspor kedua jenis komoditas itu ke 80 negara.

Menteri Amran menambahkan bahwa kedatangan mitranya, Zoir T Mirzaev atas perintah Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev.  Hal ini mengingat Indonesia mampu berswasembada pangan khususnya beras, jagung, bawang merah dan cabai, serta mampu mengelola sumber daya pertanian secara efektif untuk memenuhi pangan 258 juta penduduk.

Hasil pertemuan keduanya adalah sebagai berikut. Yang utama, optimalisasi kerja sama kedua negara dengan fokus, pertama, akan dilakukan pertukaran para peneliti dan mahasiswa,

Kedua, Uzbekistan menginginkan Indonesia melakukan transfer teknologi lada, rempah, dan kedelai. Juga, Uzbekistan mengusulkan pertukaran sumber genetik kedelai.

Pokok ketiga, Indonesia akan mengadopsi teknologi irigasi dari Uzbekistan. Sebaliknya, poin keempat, Indonesia menginginkan Uzbekistan membantu kampanye positif kelapa sawit.

Poin terakhir atau kelima, Indonesia mengundang investor Uzbekistan untuk melakukan investasi di bidang tebu maupun gula, sapi, dan jagung.

Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berencana melakukan kunjungan balasan ke Uzbekistan pada tahun depan.

Terkini Lainnya
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian
Kementan
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran
Kementan
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi
Kementan
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi
Kementan
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga
Kementan
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga
Kementan
BPS Perkirakan Produksi Beras Surplus, Pengamat Pangan Minta Bulog Serap Gabah Petani
BPS Perkirakan Produksi Beras Surplus, Pengamat Pangan Minta Bulog Serap Gabah Petani
Kementan
Jalin Kerja Sama dengan Iran, Indonesia Siap Perkuat Pertanian dengan Teknologi
Jalin Kerja Sama dengan Iran, Indonesia Siap Perkuat Pertanian dengan Teknologi
Kementan
Antisipasi Penurunan Harga, KTNA Harap Bulog Serap Gabah Petani di Masa Panen Raya
Antisipasi Penurunan Harga, KTNA Harap Bulog Serap Gabah Petani di Masa Panen Raya
Kementan
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani
Kementan
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada
Kementan
Kementan Jaga Produksi Padi lewat Pompanisasi dan Percepatan Tanam
Kementan Jaga Produksi Padi lewat Pompanisasi dan Percepatan Tanam
Kementan
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi
Kementan
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani
Kementan
Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air
Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air
Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke