MUI dan NU Bersinergi dengan Pemerintah untuk Sejahterakan Petani

Kompas.com - 28/07/2017, 20:50 WIB
Josephus Primus

Penulis


KOMPAS.com - Majelis Ulama Indonesia ( MUI) dan Nahdlatul Ulama (NU) bersinergi dengan pemerintah untuk membangun kesejahteraan bagi umat Muslim. MUI telah meluncurkan program ekonomi syariah di sektor pertanian, seperti Program Domba Nasional (Prodombas) dan Program Konco Jagung.

Ketua Umum MUI, Ma’ruf Amin, menyampaikan rasa terima kasih pada pemerintah yang telah menggandeng berbagai organisasi Islam untuk mewujudkan program ekonomi umat, khususnya di sektor pertanian.

“Sesuai arahan Presiden, program (ekonomi umat) telah melibatkan kementerian dan lembaga, antara lain Kementerian Pertanian dan Kementerian Keuangan. Insya Allah, kemitraan sejajar antara elemen umat Islam dengan lembaga pemerintah maupun pengusaha dapat membawa ekonomi umat semakin berkembang di masa yang akan datang,” kata Ma'ruf Amin seperti rilis yang diterima KOMPAS.com pada Kamis (27/7/2017).

Di hadapan peserta Tasyakur Milad ke-42 MUI pada Rabu (26/7/2017), Ma'ruf mengingatkan bahwa MUI pada April lalu dalam acara Kongres Ekonomi Umat (KEU) sudah mendeklarasikan tema Arus Baru Ekonomi Indonesia. Deklarasi itu penting untuk memberdayakan dan memperkuat perekonomian negara untuk mencapai kesejahteraan bersama.

“Presiden telah mengungkapkan pentingnya menghilangkan kesejangan antara ekonomi kuat dan ekonomi lemah. Alhamdulillah apa yang dilakukan MUI dapat disinergikan dengan kementerian dan lembaga pemerintah melalui kekuatan ekonomi umat,” ucapnya.

Kesejahteraan rakyat

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan kerja sama dengan berbagai institusi dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Termasuk kerja sama dengan NU yang merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia. NU yang berdiri pada 1926 bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi.

"Kerja sama ini (dilakukan) agar ekonomi dapat terdistribusi merata," ujarnya.

Amran mengatakan kerja sama pihaknya dengan NU berlangsung pada kegiatan pembangunan pertanian di sejumlah daerah melalui organisasi di bawah kepengurusan NU, seperti Fathayat, Muslimat, dan Ansor. Ia berharap NU dapat melakukan pendampingan hingga pelatihan bagi petani agar mampu menanam varietas padi dengan kualitas baik. Sehingga, petani bisa untung.

Upaya pemerintah dalam pemerataan ekonomi disambut baik Ketua Umum Pengurus Besar NU Said Aqil Siradj. Ia mengatakan NU siap membantu Kementerian Pertanian untuk menyejahterakan petani.

Dia juga mengungkapkan dukungannya kepada kebijakan pemerintah dalam mengurangi kesenjangan ekonomi dan pemerataan kesejateraan. “ Saya di belakang Pak Menteri. Untuk kebijakan pro rakyat saya akan back up,” ujar Said Aqil.

Hingga kini, program pemerintah terkait komitmen dengan kedua lembaga tersebut tercakup dalam pemberdayaan kelompok masyarakat ekonomi lemah.

Untuk mendukung program-program itu, Kementerian Pertanian telah melakukan refocusing anggaran dengan menitikberatkan pengeluaran pada belanja bantuan bagi petani. Bentuknya berupa perbaikan jaringan irigasi tiga juta hektar, bantuan alat mesin pertanian 80.000  unit per tahun, bantuan benih unggul, subsidi pupuk, dan perluasan area tanam.

Kementerian Pertanian juga mewujudkan program-program peningkatan kesejahteraan petani. Antara lain, program pemberdayaan petani melalui pelatihan dan pendampingan, pengembangan kawasan rumah pangan lestari, perlindungan harga petani dengan kebijakan harga atas dan harga bawah, serap gabah petani dan produk pangan strategis lain, kemitraan petani jagung dengan Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), kemudahan petani akses Kredit Usaha Rakyat (KUR), serta asuransi pertanian.
    

Terkini Lainnya
Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan Komitmen Jaga Stabilitas Harga dan Tingkatkan Produktivitas Petani, Pengamat Beri Respons Positif

Kementan
Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Pakar Pangan Universitas Andalas: Kepastian Harga Pemerintahan Prabowo Bikin Petani Senang

Kementan
DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

DJBC Catat Tak Ada Impor Beras dan Jagung, Kinerja Bea Masuk Turun 5,1 Persen

Kementan
Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kepuasan Petani terhadap Kinerja Kementan Capai 84 Persen

Kementan
Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Mentan: Jika Tidak Ada Aral Melintang, 3 Bulan Lagi Indonesia Swasembada Beras

Kementan
Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Respons Keluhan Petani Singkong di Lampung, Mentan Amran Siap Kawal Regulasi Tata Niaga

Kementan
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Amran Gandeng 3 Bupati Sulsel Kembangkan Kopi dan Kakao

Kementan
Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Beras Nasional Surplus 3,7 Juta Ton, Mentan Amran: Hasil Kerja Keras Petani

Kementan
Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Mendag : Ekspor Hortikultura Naik 49 Persen Semester I 2025, Indonesia Tekan Impor dan Tingkatkan Ekspor

Kementan
Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Sejalan dengan Prabowoisme, Wamentan Dukung Tani Merdeka Indonesia

Kementan
Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Soal Framing Negatif Mentan Amran, PP KAMMI: Publik Harus Menilai sesuai Fakta dan Data

Kementan
Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Lawan Mafia Pangan, Ini Upaya Mentan Jaga Kesejahteraan Petani

Kementan
Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Komisi IV DPR RI Apresiasi Mentan Amran, Produksi Pangan Naik hingga Serapan Bulog Capai 4 Juta Ton

Kementan
Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Harga Beras Turun di 13 Provinsi, Mentan Amran Yakin Stabilitas Berlanjut

Kementan
Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Berkat Dukungan Kementan, Panen Padi Gadu di Lampung Timur Menguntungkan Petani

Kementan
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com