KOMPAS.com - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna H Laoly meminta para taruna Politeknik Ilmu Pemasyarakatan ( Poltekip) dan Politeknik Imigrasi ( Poltekim) untuk membekali diri dengan soft skill yang baik.
Hal tersebut, sebut dia, penting dilakukan karena dunia saat ini sudah memasuki era society 5.0. Manusia pun harus hidup berdampingan dengan teknologi informasi yang sangat modern, sehingga seluruh layanan dituntut untuk masuk digitalisasi.
“(Kalian harus) memiliki karakter moral dan karakter kinerja yang unggul dan kompetitif, sehingga terampil ditempatkan di unit kerja manapun sesuai kebutuhan organisasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia ( Kemenkumham),” ungkap Yasonna melalui keterangan persnya, Kamis (7/12/2023).
Pernyataan itu disampaikan Yasonna saat Sidang Senat Terbuka Wisuda Taruna Poltekip dan Poltekim Angkatan LIV dan Angkatan XXII Tahun 2023 di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (6/12/2023). Pada kesempatan ini Yasonna mewisuda 310 lulusan Poltekip dan 295 lulusan Poltekim beberapa waktu lalu.
Yasonna berpesan, taruna harus jujur, berintegritas, menguasai teknologi informasi, menguasai bahasa asing, memiliki jiwa melayani yang hospitable, mempunyai networking yang bagus, dan yang terpenting adalah mempunyai iman takwa serta sikap perilaku yang sopan dan berbudi pekerti luhur.
“Ini adalah sesuatu yang tidak boleh tidak, kalian harus lakukan karena dunia modern sekarang ini tidak bisa lagi dilepaskan dari perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat,” tegas Yasonna.
Ia menjelaskan, saat ini, sistem manajemen Kemenkumham sudah menggunakan teknologi informasi. Bahkan, Kemenkumham meraih peringkat ketiga sebagai kementerian/lembaga dengan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) yang mumpuni.
“Sejak awal saya masuk memimpin kementerian ini, saya sudah memprogramkan sejak awal apa yang saya mulai dengan sebuah buku Birokrasi Digital,” ujarnya.
Baca juga: Menkumham Yasonna Laoly Terpilih Jadi Presiden Ke-61 AALCO
Tak hanya dalam SPBE, lanjut dia, Kemenkumham juga memeperoleh sejumlah penghargaan lain terkait inovasi pelayanan publik yang menerapkan teknologi informasi. Inovasi ini diterapkan dalam pelayanan keimigrasian, pemasyarakatan, pelayanan publik administratif lainnya.
“Melalui bekal ilmu yang saudara peroleh, saudara mampu menjadi bagian dari orang-orang yang melek teknologi, tetapi pada saat yang sama juga mempunyai sistem nilai mengabdi dan melayani kepada masyarakat,” tutupnya.
Untuk diketahui, sejak 2016, Akademi Ilmu Pemasyarakatan dan Akademi Imigrasi lewat program pendidikan diploma 3 telah bertransformasi menjadi Poltekip dan Poltekim dengan program pendidikan diploma 4 atau setingkat sarjana strata 1.
Hingga kini, Poltekip memiliki total alumni sejumlah 995 orang dan Poltekim sebanyak 957 orang.
Baca juga: 267 Kelurahan di DKI Jakarta Berpredikat Sadar Hukum, Menkumham Berikan Apresiasi