Kemenko PMK Dorong Percepatan Program Revitalisasi Citarum

Kompas.com - 05/11/2018, 19:00 WIB
Haris Prahara,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pasca dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, Kementerian Koordinator Bidang Kebudayaan dan Pembangunan Manusia ( Kemenko PMK) mengupayakan hadirnya program lintas sektoral terkait revitalisasi Sungai Citarum.

Adapun kegiatannya berfokus pada pelaksanaan program Gerakan Pengurangan Risiko Bencana (GPRB) melalui penguatan kesiapsiagaan masyarakat untuk menghadapi bencana rutin, seperti banjir dan longsor. Gerakan tersebut didesain sebagai bagian aksi konkret Revolusi Mental.

Asisten Deputi Pengurangan Risiko Bencana Kemenko PMK Iwan Eka Setiawan menjelaskan, GPRB terlaksana melalui persiapan strategi penanggulangan bencana tingkat desa, pengelolaan peringatan dini, penyiapan jalur evakuasi, dan penanganan kaum rentan serta disabilitas.

Termasuk di dalamnya, peningkatan kepedulian lingkungan dalam pengelolaan sampah sepanjang DAS Citarum yang juga turut mendukung Gerakan Indonesia Bersih di program Revolusi Mental.

Baca juga: Kemenko PMK Cek Langsung Progres Pembangunan Rumah Pascagempa NTB

Selama dua hari, Iwan Eka beserta tim melakukan blusukan di sana. Kunjungan dilakukan di 5 titik yang menjadi lokasi percontohan, antara lain Kelurahan Pasawahan, Kelurahan Andir, Desa Bojongmalaka, Desa Tegalluar, dan Desa Bojongsoang.

Gerakan aksi di kawasan DAS Citarum diawali pembekalan dan peningkatan kapasitas tanggap bencana berbasis nilai revolusi mental kepada para kader.

“Kunjungan kali ini untuk mengukur perubahan kepedulian lingkungan dan budaya bersih masyarakat. Implementasi program GPRB dan revolusi mental sudah tampak pada beberapa lokasi, namun perlu ditingkatkan lagi dan memang butuh proses untuk menjadikan kebiasaan dan budaya,” jelas Iwan dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/11/2018).

Secara umum, Iwan mengapresiasi pelaksanaan program yang telah dijalankan secara gotong royong dan lintas sektoral di wilayah Sektor 6 dan 7 Sungai Citarum.

Menurut dia, penguatan koordinasi, komitmen, gotong royong, dan kerja keras bersama merupakan kunci keberhasilan program ini.

Sejalan dengan hal tersebut, Usang Suparman selaku Ketua RW 05 Kelurahan Andir mengatakan, keberhasilan revitalisasi Citarum tidak akan maksimal bila masyarakat dan industri sepanjang Citarum tidak peduli terhadap perubahan.

Kemenko PMK cek langsung revitalisasi Sungai Citarum, Minggu (4/11/2018).Dok. Kemenko PMK Kemenko PMK cek langsung revitalisasi Sungai Citarum, Minggu (4/11/2018).
"Gerakan perubahan mental bagi siapa pun jadi sangat penting untuk mewujudkan Citarum Harum," katanya.

Sementara itu, Kolonel Inf. Yudi Zanibar selaku Komandan Sektor 6 Satgas Citarum Harum menambahkan, kepedulian masyarakat menjadi penting dalam pelaksanaan program itu.

“Di sektor 6 program Citarum Harum sudah mulai berjalan dengan baik, mari bergotong royong merawat dan meningkatkan kesadaran, untuk ekosistem yang seimbang di hulu Citarum,” tuturnya.

Dialog dengan seniman

Tidak hanya gerakan bersih-bersih yang dilakukan sepanjang kemarin. Ada pula kegiatan pengecatan mural yang dikomandani seniman Jawa Barat, Tisna Sanjaya.

Dalam kunjungan itu, Iwan Eka berkesempatan berbincang akrab dengan Tisna tentang aksi nyata mewujudkan Citarum Harum.

Menurut Tisna, perubahan perilaku masyarakat terkait kebersihan Citarum memang harus terus digalakkan. Salah satunya melalui gerakan kebudayaan partisipasi aktif masyarakat.

"Perubahan perilaku yang masif menjadi kuncinya dan saya di sini akan terus mengedukasi dan mengajak masyarakat bahwa bersih itu indah, indah itu bersih,” ucapnya.

Dengan berbagai inisatif, tidak hanya mural, ke depan Tisna juga berupaya membangun karya seni rupa yang berbahan sampah.

"Di atas tembok mural ini, nanti akan ditambahkan karya saya yang berbahan artefak-artefak (sampah-sampah) dari Citarum," tutur Tisna.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com