MANADO, KOMPAS.com - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menggelar Pekan Kerja Nyata Revolusi Mental 2018 di Manado, Sulawesi Utara, pada 26-28 Oktober 2018.
Kegiatan tersebut dihadiri sedikitnya 15.000 peserta, yang berasal dari Kemenko PMK dan kementerian terkait, 34 pemerintah provinsi, BUMN dan BUMD, akademisi, dan Gugus Tugas Revolusi Mental.
Para peserta akan mengikuti berbagai kegiatan, antara lain pemutaran film bertema revolusi mental, rembuk nasional, pameran inovasi layanan publik, dan karnaval.
Dalam sambutannya, Menko PMK Puan Maharani mengatakan, ajang itu penting untuk menekankan pentingnya revolusi mental sebagai fondasi pembangunan bangsa.
Baca juga: Menko PMK Resmikan Pekan Kerja Nyata Revolusi Mental
"Gerakan Nasional Revolusi Mental pada intinya adalah sebuah gerakan menghilangkan penghambat kemajuan dan membangun peradaban bangsa yang lebih baik," ujarnya, Jumat sore.
Ia melanjutkan, pemerintah telah berupaya mewujudkan praktik pembangunan budaya berkemajuan itu melalui berbagai hal.
Misalnya saja, dalam hal pelayanan publik. Menurut Puan, birokrasi melayani bukan lagi sebuah mimpi.
"Pelayanan publik yang memberikan kenyamanan, kemudahan, dan kepuasan bagi masyarakat membutuhkan komitmen tinggi dari para aparatur negara. Kini, sudah mulai terlihat perubahan," tuturnya.
"Kita perlu jadikan Pekan Kerja Nyata Revolusi Mental ini sebagai momentum penting untuk melahirkan berbagai inovasi kreatif dalam pelayanan publik yang prima," tuntas Puan.
Acara tersebut turut dihadiri sejumlah menteri, yaitu Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Syafruddin.