KOMPAS.com - Asian Para Games 2018 bisa menjadi sumber semangat untuk bangkit bagi korban bencana gempa dan tsunami di Palu serta Donggala di Sulawesi Tengah (Sulteng).
Hal ini dikatakan Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ( Kemenko PMK) Nyoman Shuida, di Jakarta, Senin (8/10/2018).
Dalam rilis yang Kompas.com terima, Senin (8/10/2018), Nyoman mengatakan, untuk bangkit, dibutuhkan kerja sama dan gotong royong. Dengan demikian hambatan yang tadinya menyulitkan dapat semakin ringan serta mempercepat proses rekonstruksi dan rehabilitasi.
“Kerja sama dan gotong royong yang merupakan salah satu nilai penting dalam revolusi mental," kata dia.
Hal inilah, lanjut Nyoman, yang telah dibuktikan para atlet yang berjuang dalam Asian Para Games 2018. Oleh karena itu, dia berharap para korban gempa dan tsunami di Sulteng dapat bergotong royong untuk bangkit dan kembali membangun daerahnya.
Selain itu, Nyoman Shuida juga berpesan agar semangat pantang menyerah dan terus berjuang di tengah keterbatasan harus menjadi filosofi yang diimplementasikan oleh generasi muda.
“Atlet-atlet Asian Para Games merupakan para inspirator yang memiliki semangat juang tinggi di tengah-tengah keterbatasan yang mereka miliki. Saya pun memandang hal ini dapat menjadi filosofi yang sangat baik untuk diterapkan oleh generasi muda," ucap Nyoman.
Menurut Nyoman, atlet-atlet Asian Para Games telah membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah halangan melainkan sebuah peluang untuk menggapai prestasi.
Semangat mereka inilah yang dapat menjadi inspirasi para generasi muda untuk terus mengukir prestasi apapun halangannya.
“Generasi muda saat ini jangan mudah menyerah ketika menghadapi hambatan dalam menggapai prestasi. Mereka dapat berkaca pada para Atlet Asian Para Games yang telah membuktikan bahwa hambatan merupakan peluang untuk menggapai prestasi,” pungkas Nyoman.