KOMPAS.com - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Seskemenko PMK) Satya Sananugraha memimpin delegasi Indonesia pada sidang Senior Officials Committee for the ASEAN Socio-Cultural Community (SOCA) ke-25 di Singapura pada 1-2 Oktober 2018.
"Sidang dengan tema Innovative and Resillience ini membahas sejumlah agenda penting di bawah pilar sosial budaya ASEAN," kata Satya seperti dalam rilis yang Kompas.com terima, Senin (1/10/2018).
Permasalahan tersebut, lanjut Satya, antara lain tentang pembahasan budaya perdamaian dan toleransi di kawasan ASEAN melalui ASEAN Declaration on Culture of Prevention (CoP) for a Peaceful, Inclusive, Resilient, Healthy and Harmonious Society.
Lalu membahas "Enabling Masterplan 2025: Mainstreaming the Rights of Persons with Disabilities" yang merupakan rencana induk yang berisi target-target pada pilar ASEAN dalam menjamin hak penyandang disabilitas.
Sidang yang dihadiri pejabat tinggi bidang sosial budaya dari sepuluh Negara ASEAN ini juga membahas 13 dokumen yang diusulkan untuk diangkat ke tingkat pimpinan negara ASEAN pada KTT ASEAN ke-33, 11-15 November mendatang.
Dari 13 dokumen tersebut, 6 dokumen akan diadopsi dan 7 dokumen yang akan dinotasi/notation oleh Pilar Sosial Budaya dari berbagai bidang seperti Lingkungan Hidup, Kepemudaan, Ketenagakerjaan, serta Komunikasi dan Informasi yang disetujui untuk diajukan pada KTT ASEAN ke-33.
Hasil sidang SOCA ke-25 tersebut akan dilaporkan pada sidang Dewan Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN/The ASEAN Socio-Cultural Community Council (ASCC) ke-20 yang akan diselenggarakan pada tanggal 3 Oktober 2018.
Pada pertemuan ini Seskemenko PMK selaku Leader SOCA Indonesia menyampaikan pula terima kasih atas ucapan dukacita dan dukungan negara ASEAN lain terhadap bencana gempa dan tsunami yang terjadi di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
"Berbagai upaya penanganan dilakukan pemerintah Indonesia agar para korban cepat mendapat bantuan," ujar Seskemenko PMK.
Sebagai informasi selain Sekemenko PMK, Delegasi Indonesia terdiri Staf Ahli Menteri Bidang Aksesibilitas Sosial Kementerian Sosial, Direktur Kerjasama Bidang Sosial Budaya Kementerian Luar Negeri.
Kemudian perwakilan Biro Perencanaan dan Kerjasama Kemenko PMK dan perwakilan dari Direktorat Kerjasama Sosial Budaya Kementerian Luar Negeri.