KOMPAS.com - Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) bekerja sama dengan Paritas Institut membangun dialog keberagaman Indonesia Bersatu melalui kunjungan pada berbagai tempat ibadah di Purwokerto.
Aktivitas itu diadakan pada Minggu (9/9/2018) sebagai rangkaian dari Lokakarya Penggerak Perdamaian. Adapun anggotanya adalah para pemuda lintas iman yang pada malam sebelumnya telah menginap bersama masyarakat Hindu di Pura Pedaleman Giri Kendeng, Jawa Tengah.
Di Pura Pedaleman Giri Kendeng, mereka disambut oleh Mangku Budi Santoso. Berbagai pertanyaan sempat diajukan oleh mereka.
"Sikap toleran terhadap sesama yang berbeda agama merupakan kunci untuk menghindari konflik," imbuh Mangku Budi Santoso saat melakukan dialog seperti dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (10/9/2018).
Menjelang siang, para pemuda itu melanjutkan perjalanan mengunjungi beberapa tempat ibadah lainnya. Di antaranya yaitu Kelenteng Hok Tek Bio Purwokerto, Pondok Pesantren Al-Ittihaad, dan Gereja Kristen Jawa Purwokerto.
Rasa persatuan semakin terasa di tengah-tengah kehadiran para pemuda itu. Mereka berbagi pengalaman serta dukungan untuk saling menghargai agama dan kepercayaan masing-masing.
Deputi Bidang Kebudayaan Kemenko PMK Nyoman Shuida menanggapi dengan antusias aksi nyata yang digagas itu.
"Keberagaman budaya termasuk kepercayaan, cara pandang, serta cara hidup masyarakat Indonesia merupakan aset bangsa ini. Hal itu yang semakin menguatkan kita (sebagai bangsa)," ujar Nyoman.
Oleh karena itu, Nyoman dengan tegas menyuarakan bahwa perdamaian harus dimulai dari diri sendiri.
“Dimulai dari diri sendiri lalu ditularkan melalui sikap toleransi kepada sesama,” kata dia.
Adapun Lokakarya Penggerak Perdamaian ini adalah aktivitas yang telah dimulai pada 2018 untuk lima kota di Indonesia, yaitu Purwokerto, Poso, Palangkaraya, Surabaya, dan Medan.
Agenda terdekat setelah Purwokerto adalah lokakarya di Poso yang direncanakan akan dilaksanakan pada 19-22 September 2018.