Bersama Elek Yo Band, Menko PMK Meriahkan Konser Amal untuk NTB

Kompas.com - 30/08/2018, 15:06 WIB
Mikhael Gewati

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Bersama Elek Yo Band, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani, meriahkan konser amal untuk korban gempa bumi Nusa Tenggara Barat (NTB) di Studio Lima Indosiar, Jakarta Barat, Rabu (29/8/2018).

Elek Yo Band sendiri yaitu grup musik beranggotakan para menteri Kabinet Kerja Jokowi-Jusuf Kalla. Mereka adalah Menko PMK Puan Maharani (vokalis), Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sebagai (vokalis) dan Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki (vokalis)

Kemudian, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri (gitaris), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (drummer), dan Kepala Bekraf Triawan Munaf (pemain keyboard).

Dalam konser itu Elek Yo Band berhasil melelang 4 lagu yang  dinyanyikan dengan nilai Rp 10 milliar. Empat lagu tersebut antara lain  Rumah Kita, Ku Tak Bisa, Sekuntum Mawar Merah dan Don't Forget to Remember.

Selain lagu, konser tersebut juga melelang atribut-atribut dari atlet Indonesia yang berhasil meraih medali di Asian Games 2018.

Atribut tersebut antara lain kaos dari atlet voli pantai pasangan Ade Chandra Rachmawan/Mohamad Ashfiya dan Gilang Ramadhan/Danangsyah Yudhistira.

Lalu kaos pebulutangkis tunggal putera Anthony Ginting dan Jonatan Christie. Kaos pasangan ganda putra Indonesia Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

Ada juga raket dari atlet bulu tangkis ganda putera Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon.

(BACA JUGA: Percepat Penanggulangan Dampak Gempa NTB, 4 Menko Turun Tangan)

Jaket favorit Asian Games 2018 milik Puan Maharani berhasil laku terjual Rp 200 juta dalam acara konser amal untuk korban gempa bumi Nusa Tenggara Barat (NTB) di Studio Lima Indosiar, Jakarta Barat, Rabu (29/8/2018). DOK Kemenko PMK Jaket favorit Asian Games 2018 milik Puan Maharani berhasil laku terjual Rp 200 juta dalam acara konser amal untuk korban gempa bumi Nusa Tenggara Barat (NTB) di Studio Lima Indosiar, Jakarta Barat, Rabu (29/8/2018).
Tak hanya atribut atlet, personil Elek Yo Band melelang pula barang-barang pribadinya. Seperti jaket favorit Asian Games 2018 milik Puan Maharani, gitar pribadi kepunyaan Hanif Dhakiri yang sudah ditandatangani anggota Elek Yo Band, vas bunga kepunyaan Retno Marsudi dan Kain milik Menteri Perhubungan.

Untuk gitar dengan tanda tangan Elek Yo Band terjual senilai Rp 1 miliar. Adapun jaket dari Menko PMK terjual Rp 200 juta dan vas Menlu Retno Marsudi laku Rp. 150 juta.

"Kita semua punya antusiasme yang besar untuk membantu saudara kita yang tertiba musibah di NTB. Di sela-sela kegiatan Asian Games, gotong royong dan kebersamaan sebagai satu bangsa perlu dilakukan untuk NTB bangkit," ujar Menko PMK.

Dalam acara ini, penggalanan dana dilakukan pula melalui sumbangan spontanitas dari mahasiswa berbagai universitas yang hadir studio. Dari mereka total terkumpul dana mencapai Rp 5 juta.

Sementara itu, seluruh artis dan pengisi acara di konser tersebut juga terlibat membantu para korban bencana dengan tidak meminta bayaran. Mereka yang terlibat adalah
Yuni Shara, Hetty Koes Endang, Rieka Roeslan, Dewi Persik, Zaskia Gotik dan Nassar.

Lebih dari itu, stasiun televisi Indosiar juga menyumbangkan penghasilan iklan dari acara tersebut untuk percepatan pemulihan NTB pasca gempa bumi.

(BACA JUGA: Pasca Inpres Penanganan Gempa Lombok, Kemenko PMK Gelar Rakor)

Adapun jumlah dana yang terkumpul dalam konser amal tersebut sebesar Rp.16.575.886.044. Hasil ini membuktikan bahwa pemerintah dan masyarakat punya komitmen yang kuat untuk membantu para korban gempa bumi di NTB.

"Kita semua berempati, ingin bersama-sama rakyat NTB, setelah satu bulan, mari kita bersama-sama bangkit membangun NTB," ujar Menko PMK usai konser.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com