Januari Gemilang, Inflasi Volatile Food Tetap Terkendali dan PMI Ekspansi Lebih Tinggi

Kompas.com - 04/02/2025, 10:20 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Inflasi pada Januari 2025 tercatat sebesar 0,76 persen year on year (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi pada Desember 2024 yang tercatat sebesar 1,57 persen yoy. 

Capaian itu mencerminkan efektivitas sinergi kebijakan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga di tengah meningkatnya inflasi inti dan terkendalinya inflasi volatile food (VF), serta penurunan inflasi administered price (AP). 

Hal tersebut merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter, kebijakan fiskal, serta sinergi pengendalian inflasi, baik di tingkat pusat maupun daerah, melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID). 

Inflasi yang terkendali diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi tetap kuat.

Inflasi inti tetap mengalami kenaikan pada Januari 2025 sebesar 0,30 persen month to month (mtm) atau 2,36 persen yoy. 

Emas perhiasan dan kopi bubuk masih menjadi penyumbang utama inflasi inti karena harga emas global masih berfluktuasi di tengah konflik geopolitik yang masih berlangsung dan harga kopi bubuk domestik yang terus meningkat.

Baca juga: Kinerja Ekonomi di 100 Hari Pemerintahan Prabowo, Menko Airlangga: Ketahanan Pangan dan Pertumbuhan Ekonomi Jadi Aspek Utama

Inflasi komponen harga bergejolak (VF) pada Januari 2025 tercatat sebesar 2,95 persen mtm dan 3,07 persen yoy. 

Capaian itu sesuai dengan hasil High Level Meeting (HLM) TPIP yang diselenggarakan pada 31 Januari 2025 bahwa inflasi harga bergejolak dijaga pada kisaran 3-5 persen. 

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga secara bulanan pada Januari 2025, antara lain cabai merah, cabai rawit, ikan segar, daging ayam, dan beras.

Sementara itu, komponen harga diatur pemerintah (AP) mengalami deflasi sebesar 7,38 persen mtm atau 6,41 persen yoy. 

Terjadinya deflasi pada komponen AP utamanya disebabkan tarif listrik, tarif angkutan udara, dan tarif kereta api. 

Penurunan tarif listrik tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah atas pemberian diskon tarif listrik sebesar 50 persen kepada pelanggan rumah tangga dengan daya 450 VA – 2200 VA yang berlaku selama Januari-Februari 2025. 

Baca juga: Prabowo Sebut Menterinya Patut Bangga dengan Kinerja 100 Hari Pertama

Sepanjang Januari 2025, tarif listrik mengalami deflasi sebesar 32,03 persen mtm dan andil deflasi 1,47 persen.

Lebih lanjut, pemerintah mengeluarkan berbagai Paket Stimulus Ekonomi dalam rangka Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru 2024/2025 untuk meningkatkan daya beli masyarakat pada akhir tahun. 

Salah satu stimulus tersebut adalah penyediaan tarif tiket pesawat yang lebih terjangkau guna mendukung perluasan dan peningkatan sektor pariwisata nasional. 

Pemerintah memberikan diskon hingga 10 persen pada tiket pesawat selama periode 19 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025 di seluruh bandara di Indonesia. Kebijakan ini turut berkontribusi terhadap deflasi angkutan udara sebesar 0,01 persen.

Di sisi lain, komoditas yang menahan laju inflasi AP adalah bensin, dengan andil sebesar 0,03 persen. 

Baca juga: Inflasi pada 2024 Terjaga dalam Target, Menko Airlangga: Dukung Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional 

Kenaikan harga bensin dipengaruhi penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi pada Januari 2025, yang mencakup jenis Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex dengan kenaikan antara 1-4 persen.

Kinerja sektor manufaktur

Selanjutnya, pada sektor manufaktur, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia menunjukkan kinerja impresif.

Indeks tersebut terjaga pada level ekspansif, bahkan meningkat ke level 51,9 pada Januari 2025 dari sebelumnya di level 51,2 pada Desember 2024. 

Level itu tercapai di tengah penurunan pada mayoritas PMI Manufaktur di kawasan Asia Tenggara, seperti Myanmar, Vietnam, Filipina, dan Thailand yang sekaligus mendorong sedikit penurunan pada PMI Manufaktur ASEAN.

Stabilitas permintaan pasar dan ekonomi secara keseluruhan, terutama di dalam negeri, diindikasi menjadi faktor pendorong tercapainya keberhasilan tersebut. 

Tercatat, perusahaan yang disurvei menyampaikan bahwa terjadi peningkatan pesanan dan mendorong perusahaan untuk meningkatkan produksinya sehingga menjadi yang tertinggi dalam tiga bulan terakhir. 

Baca juga: Ekonomi Indonesia Nomor 8 Terbesar Dunia, Airlangga: Lebih Tinggi dari Italia, Perancis...

Selain itu, peningkatan produksi itu pun menjadi titik balik perusahaan dalam peningkatan tenaga kerja. 

Dalam hal ini, laju peningkatan tenaga kerja pada Januari 2025 menjadi yang tertinggi pada dua tahun terakhir, sebagai langkah dalam memenuhi permintaan.

Berbagai perusahaan juga optimistis atas kondisi permintaan di sektor manufaktur dalam satu tahun ke depan. 

Selain itu, berbagai upaya dari pemerintah juga digencarkan dalam mendukung sektor manufaktur, seperti mengutamakan penggunaan bahan baku lokal, pemberian insentif fiskal, serta perlindungan terhadap industri dalam negeri. 

Untuk mengurangi dampak pelemahan nilai tukar rupiah, terutama pada tekanan harga, pemerintah mendorong penggunaan bahan baku lokal melalui akselerasi hilirisasi industri berbasis sumber daya alam. 

Baca juga: Menko Airlangga dan Menteri Energi dan Infrastruktur Persatuan Emirat Arab Bahas Kerja Sama Sektor Energi

Insentif pemerintah

Selain itu, pemerintah memberikan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk sektor otomotif, serta pembiayaan untuk sektor padat karya, seperti pakaian jadi, tekstil, dan furnitur guna meningkatkan produktivitas dengan skema subsidi bunga.

Pemerintah juga memperkuat perlindungan terhadap industri domestik melalui kebijakan safeguards dan antidumping, serta berupaya meningkatkan akses pasar untuk produk ekspor Indonesia. 

Melalui kerja sama perdagangan internasional, pemerintah tengah mempersiapkan Indonesia untuk bergabung dalam kesepakatan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CP-TPP).

Pemerintah juga mempercepat perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) guna memperluas penetrasi produk Indonesia di pasar Amerika Latin dan Uni Eropa.

Kestabilan harga, ketersediaan komoditas pangan yang cukup, serta dukungan terhadap sektor-sektor prioritas terus menjadi perhatian pemerintah. 

Baca juga: Bertemu Menteri Piyush Goyal, Menko Airlangga Dorong Penyelesaian Isu Teknis untuk Tingkatkan Perdagangan Indonesia–India

Terkendalinya harga komoditas diiringi dengan level PMI yang terjaga pada level ekspansif menjadi capaian tersendiri yang mendorong optimisme dunia terhadap Indonesia. 

Sinergi pemerintah, Bank Indonesia (BI), dan masyarakat menjadi poin penting dalam mewujudkan perekonomian yang kuat dan inklusif. 

Terkini Lainnya
Sukseskan MBG, Pemerintah-Swasta Wujudkan Ketahanan Pangan dan Dukung UMKM

Sukseskan MBG, Pemerintah-Swasta Wujudkan Ketahanan Pangan dan Dukung UMKM

Kemenko Perekonomian
Indonesia-Rusia Pererat Kerja Sama Strategis di SPIEF 2025

Indonesia-Rusia Pererat Kerja Sama Strategis di SPIEF 2025

Kemenko Perekonomian
Perkuat Hubungan Ekonomi dengan Rusia, Indonesia Rampungkan Perundingan Perdagangan Bebas dengan Eurasia

Perkuat Hubungan Ekonomi dengan Rusia, Indonesia Rampungkan Perundingan Perdagangan Bebas dengan Eurasia

Kemenko Perekonomian
Pimpin Ministerial Meeting di Singapura, Menko Airlangga Dorong Penguatan Kerja Sama 6 Sektor Strategis

Pimpin Ministerial Meeting di Singapura, Menko Airlangga Dorong Penguatan Kerja Sama 6 Sektor Strategis

Kemenko Perekonomian
Perundingan IEU CEPA Segera Rampung, Menko Airlangga: Kedua Belah Pihak Sepakat, Tidak Ada Ganjalan Tersisa

Perundingan IEU CEPA Segera Rampung, Menko Airlangga: Kedua Belah Pihak Sepakat, Tidak Ada Ganjalan Tersisa

Kemenko Perekonomian
Menko Airlangga: Setelah 9 Tahun, Perundingan Indonesia-UE CEPA Masuki Tahap Akhir

Menko Airlangga: Setelah 9 Tahun, Perundingan Indonesia-UE CEPA Masuki Tahap Akhir

Kemenko Perekonomian
Perkuat Komitmen Indonesia Aksesi OECD, Menko Airlangga Serahkan Initial Memorandum ke Sekjen OECD

Perkuat Komitmen Indonesia Aksesi OECD, Menko Airlangga Serahkan Initial Memorandum ke Sekjen OECD

Kemenko Perekonomian
Perkuat Kemitraan Ekonomi, Menko Airlangga Bertemu Wakil Menteri Perdagangan Chili di Paris

Perkuat Kemitraan Ekonomi, Menko Airlangga Bertemu Wakil Menteri Perdagangan Chili di Paris

Kemenko Perekonomian
Bertemu Perwakilan Perdagangan AS di Paris, Menko Airlangga: Kami Siap Berdialog dan Negoisasi

Bertemu Perwakilan Perdagangan AS di Paris, Menko Airlangga: Kami Siap Berdialog dan Negoisasi

Kemenko Perekonomian
Hadiri Pertemuan Menteri OECD 2025, Menko Airlangga Serahkan Initial Memorandum Aksesi Indonesia

Hadiri Pertemuan Menteri OECD 2025, Menko Airlangga Serahkan Initial Memorandum Aksesi Indonesia

Kemenko Perekonomian
Temui Dirjen WTO, Menko Airlangga Tekankan Pentingnya Multilateralisme yang Adil dan Inklusif

Temui Dirjen WTO, Menko Airlangga Tekankan Pentingnya Multilateralisme yang Adil dan Inklusif

Kemenko Perekonomian
Menko Airlangga Sampaikan Initial Memorandum, Momentum Bersejarah bagi Aksesi Indonesia ke OECD

Menko Airlangga Sampaikan Initial Memorandum, Momentum Bersejarah bagi Aksesi Indonesia ke OECD

Kemenko Perekonomian
Jalin Kerja Sama dengan Inggris, Pemerintah Berkomitmen Hadirkan Perguruan Tinggi Internasional Berkualitas

Jalin Kerja Sama dengan Inggris, Pemerintah Berkomitmen Hadirkan Perguruan Tinggi Internasional Berkualitas

Kemenko Perekonomian
Indonesia dan Prancis Sepakat Perkuat Hubungan Dagang dan Investasi

Indonesia dan Prancis Sepakat Perkuat Hubungan Dagang dan Investasi

Kemenko Perekonomian
Menko Airlangga Dorong ASEAN Bersinergi Perkuat Industri Besi dan Baja yang Hijau dan Berkelanjutan

Menko Airlangga Dorong ASEAN Bersinergi Perkuat Industri Besi dan Baja yang Hijau dan Berkelanjutan

Kemenko Perekonomian
Bagikan artikel ini melalui
Oke