KOMPAS.com - Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) Ma’ruf Amin hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-24 ASEAN-Korea Selatan ( Korsel) di National Convention Center, Vientiane, Laos, Kamis (10/10/2024).
KTT tersebut dihadiri oleh pemimpin negara-negara ASEAN (kecuali Myanmar yang diwakili oleh perwakilan nonpolitik), dan Presiden Republik Korsel Yoon Suk Yeol.
Pada kesempatan itu, Ma'ruf menegaskan dua isu penting, yaitu percepatan transisi energi dan masalah stabilitas kawasan.
Menurutnya, KTT ASEAN-Korsel tahun ini menjadi momen bersejarah bagi ASEAN dan Republik Korsel, karena merupakan peringatan tonggak kerja sama yang sudah berlangsung selama 35 tahun.
Baca juga: Wapres Maruf Amin Dorong Peningkatan Target SDGs untuk Indonesia Emas 2045
"Momen ini juga ditandai dengan ditingkatkannya status kerja sama menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif," tuturnya melalui siaran pers, Kamis.
Dia pun menyambut baik kerja sama ASEAN-Korsel, utamanya yang menyangkut implementasi ASEAN Outlook on the Indo Pacific (AOIP) guna mencapai Visi 2045.
Ia menjelaskan, untuk mencapai tujuan kemitraan tersebut, ada dua langkah yang perlu dilakukan. Pertama, percepatan transisi energi untuk menghadapi krisis energi global dan perubahan iklim.
"Hingga 2050, ASEAN diperkirakan akan membutuhkan investasi sebesar 726 juta hingga 1 miliar dollar Amerika Serikat (AS) untuk pembangunan proyek-proyek energi terbarukan," sebutnya.
Baca juga: Daftar Pengurus PKB 2024-2029: Maruf Amin Dewan Syuro, Cak Imin Ketum
Sementara, sebutnya, Korsel menaruh perhatian ke ASEAN sebagai kawasan sumber energi bersih. Kesamaan kepentingan ini membuka lebar peluang kerja sama yang lebih konkret.
Langkah kedua adalah stabilitas kawasan Indo-Pasifik. ASEAN memiliki keuntungan geografis yang menentukan jalur logistik perdagangan, terutama Selat Malaka yang padat arus pelayaran komersial dan energi.
" Stabilitas kawasan menjadi kunci utama untuk menjamin kelancaran arus perdagangan dan rantai pasok. Dialog dan komunikasi terbuka harus diutamakan untuk mengelola dan menyelesaikan ketegangan di kawasan," ungkapnya.
“Saya menyambut baik KTT Trilateral pada Mei lalu sebagai langkah penting menuju stabilitas dan perdamaian di kawasan,” sambungnya.
Baca juga: Ditanya Pesan untuk Gibran, Wapres Maruf Amin: Dia Sudah Ngerti
Dia berharap, kerja sama komprehensif ASEAN-Korsel dapat meningkatkan kemitraan yang inovatif, pendanaan yang inklusif, serta penyediaan teknologi secara efektif. Tujuannya, untuk mencapai target pembangunan energi bersih dan terbarukan.
Dalam pertemuan ini, Presiden Korsel memberikan tiga komitmen penting dalam upaya untuk implementasi kemitraan strategis yang baru saja disepakati.
Pertama, Korsel berkomitmen untuk memperluas kerja sama terkait isu keamanan dan pertahanan, salah satunya keamanan siber dan maritim.
Kedua, memperdalam transformasi digital dan perubahan iklim melalui pengembangan kerja sama untuk proyek inovasi digital, kecerdasan buatan, dan peningkatan infrastruktur.
Baca juga: Wapres Maruf Amin dan Pantun Undip Tersayang...
Untuk mendukung hal tersebut, Korsel pun mengusulkan pembentukan ASEAN ROK Think Tank Dialogue.
Ketiga, Korsel berkomitmen untuk berinvestasi dalam pengembangan talenta masa depan di ASEAN, termasuk melalui pemberian beasiswa.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menkominfo) Airlangga Hartarto yang turut hadir pada agenda itu mengatakan, banyak peluang yang bisa ditarik Indonesia dari komitmen Presiden Korsel.
Pasalnya, selama ini Indonesia menjadi tujuan investasi bagi Korsel, seperti pabrikasi mobil electric vehicle (EV), penyediaan energi, industri kimia, dan ritel.
Baca juga: Wapres Maruf Amin Ngantor di IKN Mulai Kamis Besok
“Minat investasi yang besar dan komitmen Korea dalam KTT ASEAN harus bisa dimanfaatkan maksimal oleh Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN,” kata Airlangga.
Sebagai catatan, total perdagangan antara ASEAN dan Korea Selatan mencapai 187 miliar dollar AS pada 2023, dengan investasi ke kawasan yang meningkat sebesar 2,5 persen secara year-on-year (YoY).
Kedua belah pihak tengah menjajaki kemungkinan untuk melakukan peningkatan kerja sama ASEAN-Korea FTA pada waktu mendatang.
Tujuannya, agar AK FTA ini dapat mencakup area ekonomi digital dan isu-isu baru perdagangan lainnya yang dirasa perlu.
Baca juga: Maruf Amin Yakin Gibran Memahami Tugas Wapres karena Pengalaman sebagai Wali Kota
Selain perdagangan dan investasi, kerja sama ekonomi antara keduanya juga dilakukan melalui kerangka Korea-ASEAN Solidarity Initiative (KASI) yang telah diluncurkan sejak 2022, terutama untuk mendukung inisiatif-inisiatif transformasi digital dan mitigasi perubahan iklim.
Adapun pada acara itu, Airlangga turut hadir bersama Menko Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) serta Menteri Luar Negeri (Menlu).