Ekonomi Indonesia Dinilai Cukup Kuat Redam Dampak Potensi Konflik Pascaserangan Iran

Kompas.com - 16/04/2024, 12:01 WIB
Nethania Simanjuntak,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian ( Kemenko Perekonomian) mengadakan Rapat Koordinasi (Rakor) dengan melibatkan seluruh unsur Kedeputian bersama Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan sejumlah duta besar, Senin (15/4/2024).

Hal ini untuk merespos cepat perkembangan konflik di Timur Tengah pascaserangan Israel ke fasilitas Diplomatik Iran di Damaskus dan serangan balasan Iran ke Israel.

Pada kesempatan itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto turut mengundang Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika (Dirjen Aspasaf) serta Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) Amman, Yordania.

Hadir pula Dubes RI Teheran, dan perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beirut. Mereka menyampaikan kondisi terkini di Timur Tengah.

“Pelaksanaan Rakor ini merupakan assesment untuk upaya deeskalasi dampak konflik di kawasan Timur Tengah terhadap perekonomian Indonesia,” ujar Airlangga melalui siaran pers, Selasa (16/4/2024).

Baca juga: Menko Airlangga Wanti-wanti Harga Pangan dan BBM Naik Imbas Iran Serang Israel

Dubes RI di Amman, Yordania Ade Padmo Sarwono menyampaikan harapannya agar konflik Iran-Israel tidak berdampak terhadap ekonomi negara-negara di kawasan dan juga Indonesia.

“Berbagai pihak saat ini berupaya untuk meredam eskalasi konflik. Secara umum, ketegangan di kawasan meningkat, tetapi sejauh ini masih dapat dikelola,” ungkap Ade.

Dubes RI Teheran, Iran Ronny P Yuliantoro menyampaikan perkembangan politik dalam negeri Iran dan antisipasi berbagai dampak eskalasi dari serangan Iran ke Israel.

“Kita perlu mengantisipasi dampak ketegangan di kawasan dan disrupsi logistik serta rantai pasok karena pentingnya posisi dan jalur Selat Hormuz yang mengakomodasi puluhan ribu kapal per tahun,” ucap Ronny.

Baca juga: Menko Airlangga Siapkan Langkah Antisipatif Cegah Dampak Perekonomian Akibat Konflik Timur Tengah

Sementara itu, Dirjen Aspasaf Abdul Kadir Jailani menekankan perlunya antisipasi kemungkinan eskalasi yang ada di kawasan pada saat ini.

Seperti diketahui, peningkatan konflik geopolitik Iran dan Israel pada beberapa waktu lalu memberi dampak terhadap kondisi perekonomian global, yakni harga minyak mentah global yang mengalami fluktuasi.

Pada perdagangan, Senin (15/4/2024) harga minyak mentah jenis Brent melemah 0,18 persen date-to-date (dtd) ke level 90,29 dollar Amerika Serikat (AS) per barel. Ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan posisi pada 1 Januari 2024 yang sebesar 77,4 dollar AS per barel.

Sedangkan, untuk minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) juga turun menjadi 0,28 persen ke level 85,42 dollar AS per barel atau lebih tinggi dibandingkan posisi pada 1 Januari 2024 sebesar 71,65 dollar AS per barel.

Baca juga: Temui Pebisnis Singapura, Menko Airlangga Singgung Peluang Investasi Industri Padat Karya

Eskalasi konflik geopolitik tersebut juga telah membuat indeks dollar AS meningkat. Hal ini menyebabkan melemahnya indikator finansial pada sejumlah negara, terutama emerging market.

Mayoritas nilai tukar di Kawasan Asia Pasifik bergerak melemah terhadap dollar AS, Senin (15/4/2024) seperti Baht Thailand dan Won Korea terdepresiasi sebesar 0,24 persen (dtd), dan Ringgit Malaysia sebesar 0,24 persen (dtd).

Kemudian, mayoritas bursa di Asia Pasifik juga bergerak di zona merah. Pada Penutupan Pasar (15/4/2024) indeks Kuala Lumpur Composite (KLCI) Malaysia melemah 0,55 persen (dtd), diikuti Korea Composite Stock Price Index (Kospi) sebesar 0,42 persen (dtd).

Sedangkan di Indonesia, Bursa Efek Indonesia dan Pasar Spot Rupiah domestik masih ditutup seiring dengan adanya libur Hari Raya Idul Fitri.

Namun, berdasarkan data pasar spot luar negeri (trading economics), nilai tukar Rupiah berada di level Rp 16.060 atau mengalami apresiasi 0,31 persen (dtd). Hal ini lebih baik dibandingkan negara-negara lain seperti Korea, Filipina, dan Jepang.

Baca juga: Sidang MK, Menko Airlangga Sebut BLT dan Bantuan Pangan El Nino untuk Jaga Daya Beli

Untuk meredam dampak kenaikan harga minyak global akibat konflik geopolitik Iran dan Israel, pemerintah juga mencermati kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bisa optimal sebagai shock absorber.

Koordinasi lebih lanjut akan dilakukan bersama otoritas moneter dan fiskal untuk menghasilkan bauran kebijakan dalam menjaga pertumbuhan dan stabilitas ekonomi.

Sebagai informasi, rakor itu turut dihadiri Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Deputi Ekonomi Makro dan Keuangan Ferry Irawan, Deputi Pangan dan Agribisnis Dida Gardera, Deputi Pengembangan Usaha BUMN, Riset, dan Inovasi Elen Setiadi. 

Kemudian, Deputi Kerja Sama Ekonomi Internasional Edi Prio Pambudi, Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, serta Staf Khusus Menko Perekonomian Raden Pardede dan Reza Yamora Siregar.

Terkini Lainnya
Indonesia Tegaskan Posisi di Kancah Global Lewat Kesepakatan IEU–CEPA dan ICA–CEPA

Indonesia Tegaskan Posisi di Kancah Global Lewat Kesepakatan IEU–CEPA dan ICA–CEPA

Kemenko Perekonomian
Dorong Belitung Jadi Destinasi Wisata Internasional, Pemerintah Pusat dan Daerah Perkuat Sinergi

Dorong Belitung Jadi Destinasi Wisata Internasional, Pemerintah Pusat dan Daerah Perkuat Sinergi

Kemenko Perekonomian
Tarif Impor Indonesia ke AS Turun Jadi 19 Persen,

Tarif Impor Indonesia ke AS Turun Jadi 19 Persen, "Huge Wins" untuk Industri Padat Karya

Kemenko Perekonomian
Babak Baru Kemitraan RI-Uni Eropa untuk Stabilitas Ekonomi dan Politik Global

Babak Baru Kemitraan RI-Uni Eropa untuk Stabilitas Ekonomi dan Politik Global

Kemenko Perekonomian
Perkuat Kerja Sama Perdagangan, Indonesia-AS Sepakat Lanjutkan Negosiasi Tarif Resiprokal

Perkuat Kerja Sama Perdagangan, Indonesia-AS Sepakat Lanjutkan Negosiasi Tarif Resiprokal

Kemenko Perekonomian
Dampingi Presiden Prabowo di KTT BRICS, Menko Airlangga: BRICS Berkomitmen Perkuat Multilateralisme dan Tata Kelola Global

Dampingi Presiden Prabowo di KTT BRICS, Menko Airlangga: BRICS Berkomitmen Perkuat Multilateralisme dan Tata Kelola Global

Kemenko Perekonomian
Di Ratas bersama Prabowo, Menko Airlangga Bahas Strategi Ekonomi Global dan Kemitraan dengan AS

Di Ratas bersama Prabowo, Menko Airlangga Bahas Strategi Ekonomi Global dan Kemitraan dengan AS

Kemenko Perekonomian
Sukseskan MBG, Pemerintah-Swasta Wujudkan Ketahanan Pangan dan Dukung UMKM

Sukseskan MBG, Pemerintah-Swasta Wujudkan Ketahanan Pangan dan Dukung UMKM

Kemenko Perekonomian
Indonesia-Rusia Pererat Kerja Sama Strategis di SPIEF 2025

Indonesia-Rusia Pererat Kerja Sama Strategis di SPIEF 2025

Kemenko Perekonomian
Perkuat Hubungan Ekonomi dengan Rusia, Indonesia Rampungkan Perundingan Perdagangan Bebas dengan Eurasia

Perkuat Hubungan Ekonomi dengan Rusia, Indonesia Rampungkan Perundingan Perdagangan Bebas dengan Eurasia

Kemenko Perekonomian
Pimpin Ministerial Meeting di Singapura, Menko Airlangga Dorong Penguatan Kerja Sama 6 Sektor Strategis

Pimpin Ministerial Meeting di Singapura, Menko Airlangga Dorong Penguatan Kerja Sama 6 Sektor Strategis

Kemenko Perekonomian
Perundingan IEU CEPA Segera Rampung, Menko Airlangga: Kedua Belah Pihak Sepakat, Tidak Ada Ganjalan Tersisa

Perundingan IEU CEPA Segera Rampung, Menko Airlangga: Kedua Belah Pihak Sepakat, Tidak Ada Ganjalan Tersisa

Kemenko Perekonomian
Menko Airlangga: Setelah 9 Tahun, Perundingan Indonesia-UE CEPA Masuki Tahap Akhir

Menko Airlangga: Setelah 9 Tahun, Perundingan Indonesia-UE CEPA Masuki Tahap Akhir

Kemenko Perekonomian
Perkuat Komitmen Indonesia Aksesi OECD, Menko Airlangga Serahkan Initial Memorandum ke Sekjen OECD

Perkuat Komitmen Indonesia Aksesi OECD, Menko Airlangga Serahkan Initial Memorandum ke Sekjen OECD

Kemenko Perekonomian
Perkuat Kemitraan Ekonomi, Menko Airlangga Bertemu Wakil Menteri Perdagangan Chili di Paris

Perkuat Kemitraan Ekonomi, Menko Airlangga Bertemu Wakil Menteri Perdagangan Chili di Paris

Kemenko Perekonomian
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com