KOMPAS.com - Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Dida Gardera menyampaikan, Pemerintah Indonesia melakukan berbagai upaya dalam mengantisipasi penyelamatan pangan (saving food, saving water) dan mencapai Sustainable Development Goals ( SDGs).
Dia mengatakan itu saat menjadi salah satu delegasi Indonesia yang hadir dalam Asia Pacific Regional Conference (APRC) Ministerial Meeting (MM) ke-37 yang diselenggarakan di Kolombo, Sri Lanka pada Senin-Kamis, 19-22 Februari 2024.
Upaya tersebut dilakukan melalui science, technology, and iInnovation (STI) untuk mencapai SDGs 2: zero hunger, memperjuangkan modernisasi dan digitalisasi akuakultur dan peternakan, serta pertanian presisi untuk transformasi sistem pertanian pangan di kawasan Asia-Pasifik.
Dida mengatakan, untuk mengantisipasi penyelamatan pangan, pemerintah melakukan pengurangan food losses dan food waste.
Baca juga: Satgas Pangan Ungkap Penyebab Kelangkaan Beras di Ritel Modern
Untuk mengatasi masalah kritis itu, Indonesia mengidentifikasi arah kebijakan utama, antara lain mempromosikan perubahan perilaku, meningkatkan sistem pendukung, memperkuat peraturan penyelamatan pangan, mengoptimalkan pendanaan, memanfaatkan kehilangan dan limbah pangan, serta mengembangkan studi komprehensif dan pengumpulan data kehilangan dan limbah pangan.
“Termasuk juga pemanfaatan teknologi digital untuk program Digital Village Initiative,” jelasnya melansir ekon.go.id, Selasa (27/2/2024).
Sejak peluncuran Digital Village Initiative (DVI) Knowledge Platform pada 2022, Indonesia terus mendukung implementasi inisiatif tersebut sebagai wadah untuk berbagi pengalaman dan memberikan dukungan teknis untuk inovasi digital.
Dida juga menyampaikan secara singkat beberapa pelajaran yang diperoleh dari implementasi DVI.
Beberapa pelajaran itu, antara lain pentingnya keterlibatan masyarakat dalam inovasi untuk memastikan inklusivitas, keberlanjutan, dan dampak nyata pada masyarakat, serta akses fisik terhadap infrastruktur dan literasi digital masyarakat harus ditingkatkan untuk mencapai inklusi digital yang lengkap.
Baca juga: Presiden Jokowi: Bantuan Pangan Beras Solusi untuk Hadapi Kenaikan Harga
Sebagai informasi, APRC merupakan forum resmi yang dihadiri para menteri dan pejabat tinggi negara-negara anggota Food and Agriculture Organization (FAO).
Forum itu mendiskusikan dan menguraikan permasalahan pangan di kawasan Asia Pasifik serta membangun kerja sama untuk penguatan prioritas dan solusi terkait pangan dan pertanian.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Delegasi Indonesia yang juga Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyampaikan, Indonesia memainkan peran strategis dalam mendorong transformasi sistem pangan dan pertanian di kawasan Asia Pasifik.
Hal tersebut terlihat dari bagaimana Indonesia diminta menjadi pembicara dalam tujuh sesi dari total 10 sesi pada pertemuan tersebut.
Baca juga: Carbon Capture Storage Sebagai Pendorong Perekonomian dan Masa Depan Hijau bagi Indonesia
Moeldoko juga menyampaikan gagasan regenerasi petani sebagai solusi untuk membangun ketahanan pangan di kawasan.
Dia mengatakan, Indonesia berbagi pembelajaran dan mendorong solusi-solusi baru untuk membangun ketahanan pangan bersama.
“Kami usulkan pembentukan pusat pelatihan regenerasi petani kawasan Asia Pasifik di Indonesia,” jelasnya pada agenda utama APRC di Kolombo, Sri Lanka, Rabu (21/2/2024).
Pada kesempatan yang sama, Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pertanian (Kementan) Prihasto Setyanto turut membahas prioritas nasional dan regional Indonesia.
Dia juga menjelaskan komitmen Indonesia dalam mendorong percepatan sistem pangan pertanian yang tangguh dan berkelanjutan dan upaya pemenuhan ketersediaan pangan bagi 278 juta rakyat Indonesia.
Baca juga: Harga Pangan Melambung, Menko Airlangga: Saya Khawatir Inflasi Akan Meningkat
Untuk penanganan jangka pendek dampak krisis, Pemerintah Indonesia memprioritaskan penyediaan safety net program bagi vulnerable communities, terutama petani skala kecil dan nelayan.
Sejak pandemi, kondisi pangan kawasan Asia-Pasifik mengalami kemunduran dalam upaya memerangi kelaparan.
Oleh karena itu, upaya untuk melakukan transformasi sistem pangan di kawasan ini penting agar menjadi lebih efisien, inklusif, berketahanan, dan berkelanjutan.
Di sela-sela pertemuan, delegasi Indonesia juga melakukan serangkaian pertemuan bilateral strategis untuk mendorong penguatan kerja sama regional.
Beberapa pertemuan itu, di antaranya bersama dengan Asia Pacific Director General FAO, Chairperson Komite Ketahanan Pangan Dunia (CFS), serta perwakilan Afrika Selatan dan Vietnam.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut secara luring, yakni perwakilan dari Kementerian Pertanian (Kementan), Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Sri Lanka, serta FAO representatif Indonesia.
Baca juga: Pentingnya Penguatan Industri Pupuk untuk Ketahanan Pangan
Adapun delegasi Indonesia yang turut hadir secara hadir secara daring, antara lain perwakilan dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN), Kementerian Kelautan dan Perikanan (Kementerian KP), Badan Pangan Nasional (BPN), dan KBRI Roma.