Tumbuhkan Perekonomian Daerah, Mendagri Harap Pemda Belajar Praktik Baik Pengelolaan BUMD dari Jepang

Kompas.com - 25/09/2025, 15:43 WIB
I Jalaludin S,
Dwinh

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Dalam Negeri ( Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menekankan pentingnya pemerintah daerah ( pemda) mempelajari praktik baik pengelolaan badan usaha milik daerah ( BUMD) dari Jepang

Langkah itu dinilai krusial untuk meningkatkan pendapatan asli daerah ( PAD) dengan memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki.

Hal itu dia sampaikan saat membuka Seminar Internasional Jepang-Indonesia dengan tema “Penguatan Keuangan Daerah dan BUMD untuk Pertumbuhan Ekonomi Daerah” di Grand Ballroom Mandarin Oriental Hotel, Jakarta, Kamis (25/9/2025).

Pada kesempatan itu, Tito mengapresiasi kehadiran para perwakilan Jepang, mulai dari kepala daerah hingga pimpinan lembaga, yang turut berbagi pengalaman dalam mengelola usaha daerah. 

Ia mengatakan, hubungan Indonesia dengan Jepang sudah terjalin cukup lama dan berjalan harmonis. 

Baca juga: Konflik Bupati dan Wabup Sidoarjo Meruncing, Mimik Berencana Laporkan Subandi ke Kemendagri

Berbagai kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan pun telah terbangun antara kedua negara.

“Hubungan ini sangat penting bagi Indonesia, karena Jepang adalah negara maju di Asia dan di dunia, termasuk negara yang dihormati karena kemajuannya,” kata Tito dalam siaran persnya, Kamis (25/9/2025).

Menurut Tito, Indonesia memiliki sumber daya alam melimpah, wilayah luas, dan jumlah penduduk besar sehingga membutuhkan tata kelola pembangunan serta keuangan daerah yang efektif. Salah satu instrumen pentingnya adalah optimalisasi BUMD.

Saat ini, Indonesia memiliki 1.091 BUMD, mayoritas bergerak di sektor air minum, perbankan, hingga pertambangan. 

Baca juga: Mendagri Imbau Daerah dengan Inflasi Tinggi Perkuat Koordinasi Pengendalian bersama BPS hingga Bulog

Namun, kata Tito, tidak semua mampu memberikan kontribusi optimal. Masih ada BUMD yang merugi akibat lemahnya manajemen, bahkan dipengaruhi unsur politik.

“Ini yang kami awasi, yang menjadi pengawasan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), karena BUMD ini pemegang saham terbesarnya adalah milik pemda,” jelas Tito.

Dia berharap, seminar internasional itu menjadi momentum untuk belajar dari Jepang dalam membangun BUMD yang sehat dan berkontribusi besar terhadap pendapatan daerah. 

Tito mencontohkan keberhasilan Kota Kitakyushu dalam mengelola usaha air minum serta Kota Shiranuka yang mampu memanfaatkan potensi daerah menjadi sumber pendapatan.

Baca juga: Mendagri Singgung Fenomena Nepo Baby Nepal di Depan Istri Kepala Daerah

Tito berharap, forum itu menjadi ajang pertukaran pengalaman antardaerah di Indonesia dan Jepang.

“Melalui seminar ini, kami berharap nanti kita akan belajar dari beberapa tokoh di sini yang hadir,” harapnya.

Turut hadir dalam acara tersebut, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir, Direktur Jenderal (Dirjen) Koordinasi Kebijakan Kemendagri dan Komunikasi Jepang Tanaka Masaya, serta Wakil Duta Besar Jepang di Indonesia Takabayashi Hiroki.

Hadir pula Kepala Perwakilan Japan International Cooperation Agency (JICA) Kantor Indonesia Takeda Sachiko, Wali Kota Shiranuka, Hokkaido, Tanano Takao; Wali Kota Batam Amsakar Achmad; perwakilan pemda dari Indonesia; serta pejabat terkait lainnya.

Baca juga: Mendagri Ingatkan Pemda Realisasikan APBD Sesuai Target untuk Dorong Ekonomi

 

Terkini Lainnya
Mendagri: Presiden Prabowo Apresiasi Seluruh Pihak yang Terlibat dalam Penanganan Longsor di Cilacap

Mendagri: Presiden Prabowo Apresiasi Seluruh Pihak yang Terlibat dalam Penanganan Longsor di Cilacap

Kemendagri
Tinjau Penanganan Longsor di Cilacap, Mendagri: Penanganannya Sudah Sistematis, Logistik Cukup

Tinjau Penanganan Longsor di Cilacap, Mendagri: Penanganannya Sudah Sistematis, Logistik Cukup

Kemendagri
Mendagri Minta Kepala Daerah Lakukan Langkah Strategis Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi

Mendagri Minta Kepala Daerah Lakukan Langkah Strategis Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi

Kemendagri
Mendagri: Dukung Ketahanan Pangan, Pemda Harus Buat Kebijakan Lindungi Persawahan

Mendagri: Dukung Ketahanan Pangan, Pemda Harus Buat Kebijakan Lindungi Persawahan

Kemendagri
Bertolak ke Cilacap, Mendagri Akan Pimpin Apel Kesiapsiagaan Bencana

Bertolak ke Cilacap, Mendagri Akan Pimpin Apel Kesiapsiagaan Bencana

Kemendagri
Wujudkan Pemerataan Pembangunan, Mendagri Tegaskan Komitmen Pemerintah Perkuat Pembangunan di Daerah Perbatasan

Wujudkan Pemerataan Pembangunan, Mendagri Tegaskan Komitmen Pemerintah Perkuat Pembangunan di Daerah Perbatasan

Kemendagri
Mendagri Tito Instruksikan Kepala Daerah Siaga Hadapi Bencana Hidrometeorologi

Mendagri Tito Instruksikan Kepala Daerah Siaga Hadapi Bencana Hidrometeorologi

Kemendagri
Mendagri Tito Hadiri Peluncuran Program Digitalisasi Pembelajaran untuk Indonesia Cerdas

Mendagri Tito Hadiri Peluncuran Program Digitalisasi Pembelajaran untuk Indonesia Cerdas

Kemendagri
Ketum TP-PKK Tekankan Penyamaan Pemahaman dan Konsistensi Pelaksanaan Hasil Rakernas X PKK 2025

Ketum TP-PKK Tekankan Penyamaan Pemahaman dan Konsistensi Pelaksanaan Hasil Rakernas X PKK 2025

Kemendagri
Mendagri Tekankan Pentingnya Hunian Layak dalam Rapat bersama Menteri PKP

Mendagri Tekankan Pentingnya Hunian Layak dalam Rapat bersama Menteri PKP

Kemendagri
Tito Karnavian Terima Gelar

Tito Karnavian Terima Gelar "Petua Panglima Hukom Nanggroe”, Ini Alasannya

Kemendagri
Mendagri Tito Terima Gelar Kehormatan

Mendagri Tito Terima Gelar Kehormatan "Petua Panglima Hukom" dari Lembaga Wali Nanggroe Aceh

Kemendagri
Mendagri Tito Terima Ucapan Selamat dari Gubernur Aceh atas Penganugerahan Gelar Adat dari Wali Nanggroe

Mendagri Tito Terima Ucapan Selamat dari Gubernur Aceh atas Penganugerahan Gelar Adat dari Wali Nanggroe

Kemendagri
Mendagri Tito: ASN yang Tangguh Jadi Penentu Ketahanan Negara

Mendagri Tito: ASN yang Tangguh Jadi Penentu Ketahanan Negara

Kemendagri
Mendagri: Penghargaan Kepala Daerah Penting untuk Bangun Iklim Kompetitif

Mendagri: Penghargaan Kepala Daerah Penting untuk Bangun Iklim Kompetitif

Kemendagri
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com