Strategi Menaker Ida Hadapi Transformasi Ketenagakerjaan di Era Industri 4.0

Kompas.com - 12/06/2021, 20:24 WIB
Hisnudita Hagiworo,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

Menaker Ida Fauziyah menjadi keynote speaker dalam webinar Kesiapan Ketenagakerjaan Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0, Sabtu (12/6/2021)Dok. Humas Kemnaker Menaker Ida Fauziyah menjadi keynote speaker dalam webinar Kesiapan Ketenagakerjaan Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0, Sabtu (12/6/2021)

KOMPAS.com – Dalam menghadapi industri 4.0, perlu adanya kesiapan dalam melakukan transformasi pada sektor ketenagakerjaan.

Oleh karena itu, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menyiapkan beberapa strategi untuk bisa berperan dan proses link and match pasar kerja.

Hal tersebut diutarakan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah saat menjadi keynote sepaker pada webinar "Kesiapan Ketenagakerjaan Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0" yang diselenggarakan oleh Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama), Sabtu (12/6/2021).

Baca juga: Menaker: BLK Komunitas Persiapkan Tenaga Terampil Duduki Jabatan Formal di Luar Negeri

“Terlebih di industri 4.0 yang mengedepankan penggunaan teknologi dan sistem online,” ujar Ida dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu.

Dalam menghadapi proses transformasi tersebut, Kemnaker pun terus melakukan kajian labour market assessment sebagai dasar penyusunan kebijakan pelatihan vokasi. Hal ini dilakukan agar sesuai dengan peluang usaha dan jenis pekerjaan baru di era pandemi.

Sebagai informasi, dalam laporan terbarunya, World Economic Forum (WEF) memperkirakan akan ada 97 juta pekerjaan baru di dunia. Jumlah tersebut tumbuh bersamaan dengan 85 juta pekerjaan yang akan berkurang.

Di Indonesia sendiri, berdasarkan laporan McKinsey, akan ada 23 juta jenis pekerjaan yang terdampak oleh automasi. Selain itu, akan ada puluhan juta pekerjaan baru yang muncul dalam kurun waktu tersebut.

Baca juga: Menaker Ajak Pekerja Seni Ikut BPJS Ketenagakerjaan Agar Dapat Perlindungan Sosial

Menurut Ida, penggunaan teknologi yang semakin meningkat dalam segala aspek kehidupan membuat pekerjaan menjadi fleksibel, baik secara waktu ataupun tempat. Dengan demikian, pekerjaan tidak lagi harus dikerjakan dari kantor dengan jam kerja yang monoton.

“Perubahan ini mempercepat transformasi ketenagakerjaan yang terus bergerak ke arah revolusi industri 4.0,” kata Ida.

Oleh karena itu, lanjut Ida, pada saat ini kompetensi dan fleksibilitas kerja menjadi poin utama. Tenaga kerja juga dituntut untuk menguasai perkembangan teknologi dengan soft skill yang memadai.

Tak hanya itu, kreativitas, inovasi, dan kewirausahaan juga akan menjadi poin penting bagi perkembangan dunia usaha ke depan.

Menurutnya, kebijakan tersebut juga harus dikolaborasikan dengan kebijakan pelatihan vokasi. Misalnya, kebijakan Triple Skilling, yakni skilling, re-skilling, dan up-skilling bagi pekerja.

Baca juga: Arsjad Rasjid: Program Vokasi Dapat Perkuat Kompetensi Wirausaha Muda

Ada juga kebijakan lain, seperti optimalisasi pemagangan berbasis jabatan, peningkatan soft skill, perubahan kurikulum dan metode yang berfokus pada human digital online, penggunaan metode blended training, serta kolaborasi dengan semua stakeholder, terutama pelaku industri untuk menciptakan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

Selain usaha tersebut, Kemnaker juga terus melaksanakan program Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas untuk memperluas jangkauan pelatihan vokasi.

Ida juga mengatakan bahwa transformasi BLK akan menjadi salah satu lompatan besar yang dilakukan.

Transformasi bertujuan untuk menjadikan BLK sebagai pusat pengembangan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja yang berdaya saing global serta dapat memenuhi kualifikasi kemampuan terbaru yang dibutuhkan oleh dunia industri.

Baca juga: Menaker Terjunkan Tim untuk Tangani Kasus 5 Calon Pekerja Migran yang Terjun dari Lantai 4 BLK Malang

Sekretaris Jenderal Kemnaker Anwar Sanusi yang juga menjadi pembicara dalam webinar tersebut menjelaskan, ada tiga tantangan transformasi ketenagakerjaan sebagai dampak industri 4.0.

Pertama, skills transformation atau transformasi keterampilan. Kedua, job transformation atau transformasi pekerjaan dan terakhir, society transformation atau transformasi sosial.

Anwar menambahkan, untuk menghadapi tiga tantangan tersebut, diperlukan inovasi dalam penyiapan kompetensi tenaga kerja.

“Selain itu, diperlukan juga regulasi ketenagakerjaan yang fleksibel serta jaminan sosial terhadap peningkatan kompetensi dan pendapatan masyarakat,” ujar Anwar.

Terkini Lainnya
Kembali Gelar Mudik Bersama 2024,  Kemenaker Lepas 330 Pemudik ke Jambi
Kembali Gelar Mudik Bersama 2024, Kemenaker Lepas 330 Pemudik ke Jambi
Kemenaker
Kolaborasi dengan JICA, Kemenaker Gelar CoP untuk Tingkatkan Kapasitas Pengantar Kerja
Kolaborasi dengan JICA, Kemenaker Gelar CoP untuk Tingkatkan Kapasitas Pengantar Kerja
Kemenaker
Sekjen Kemenaker: Indeks Reformasi Hukum Jadi Langkah Penguatan Reformasi Birokrasi
Sekjen Kemenaker: Indeks Reformasi Hukum Jadi Langkah Penguatan Reformasi Birokrasi
Kemenaker
Perluas Kesempatan Kerja TKI di Jepang, Wamenaker Teken Kerja Sama dengan Perusahaan Morishita
Perluas Kesempatan Kerja TKI di Jepang, Wamenaker Teken Kerja Sama dengan Perusahaan Morishita
Kemenaker
Gelar Temu Teknis Penanggung Jawab K3 Nasional, Kemenaker Paparkan Tantangan yang Membawa Perubahan
Gelar Temu Teknis Penanggung Jawab K3 Nasional, Kemenaker Paparkan Tantangan yang Membawa Perubahan
Kemenaker
Selama Ramadhan, Menaker Pastikan Pembayaran THR Tepat Waktu dan Penyusunan Jamsos Terus Berjalan
Selama Ramadhan, Menaker Pastikan Pembayaran THR Tepat Waktu dan Penyusunan Jamsos Terus Berjalan
Kemenaker
Menaker Ida Dapat 2 Penghargaan di Indonesia Best 50 CEO 2024, Bukti Peran Perempuan di Ketenagakerjaan
Menaker Ida Dapat 2 Penghargaan di Indonesia Best 50 CEO 2024, Bukti Peran Perempuan di Ketenagakerjaan
Kemenaker
Kasus TBC Indonesia Tertinggi Nomor 2 di Dunia, Kemenaker Minta Perusahaan Terlibat Aktif Tanggulangi TBC di Tempat Kerja
Kasus TBC Indonesia Tertinggi Nomor 2 di Dunia, Kemenaker Minta Perusahaan Terlibat Aktif Tanggulangi TBC di Tempat Kerja
Kemenaker
Tekankan Fungsi K3, Kemenaker Berkomitmen Wujudkan Tempat Kerja Aman, Sehat, dan Selamat
Tekankan Fungsi K3, Kemenaker Berkomitmen Wujudkan Tempat Kerja Aman, Sehat, dan Selamat
Kemenaker
Terima Kunjungan Dubes Jepang, Menaker Ida Berharap Hubungan Indonesia-Jepang  di Ketenagakerjaan Semakin Kuat
Terima Kunjungan Dubes Jepang, Menaker Ida Berharap Hubungan Indonesia-Jepang di Ketenagakerjaan Semakin Kuat
Kemenaker
Menaker Sebut BLK Komunitas Jadi Upaya untuk Tingkatkan Kompetensi SDM
Menaker Sebut BLK Komunitas Jadi Upaya untuk Tingkatkan Kompetensi SDM
Kemenaker
Tingkatkan Kompetensi SDM Tanah Air, Wapres dan Menaker Resmikan 525 BLK Komunitas Baru
Tingkatkan Kompetensi SDM Tanah Air, Wapres dan Menaker Resmikan 525 BLK Komunitas Baru
Kemenaker
Resmikan 3 Gedung BBPVP Bandung, Menaker Ida: Ini Langkah Proaktif Membangun Potensi Bandung
Resmikan 3 Gedung BBPVP Bandung, Menaker Ida: Ini Langkah Proaktif Membangun Potensi Bandung
Kemenaker
Gelar Job Fair Virtual 2024, Kemenaker Harap Kirim Lebih Banyak Pekerja ke Jepang
Gelar Job Fair Virtual 2024, Kemenaker Harap Kirim Lebih Banyak Pekerja ke Jepang
Kemenaker
Menaker Harap Aplikasi e-Court MA Permudah Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
Menaker Harap Aplikasi e-Court MA Permudah Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
Kemenaker
Bagikan artikel ini melalui
Oke