KOMPAS.com — Kementerian Kehutanan (Kemenhut) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (Ditjen PDASRH) berpartisipasi dalam Festival Mangrove Jawa Timur (Jatim) ke-VIII.
Kegiatan itu merupakan upaya memperkuat kolaborasi dalam pelestarian ekosistem mangrove dan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan pesisir secara berkelanjutan.
Penyelenggaraan festival juga sekaligus menjadi bagian dari semarak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Jatim.
Untuk diketahui, Jatim merupakan provinsi yang memiliki hutan mangrove terluas di Pulau Jawa, dengan luasan mencapai 30.893 hektar (ha).
Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, terjadi peningkatan luasan hutan mangrove sebesar 13 persen atau sekitar 3.618 ha.
Baca juga: Purbaya Sebut Potensi Sektor Kehutanan ke Penerimaan Negara Mencapai Ratusan Triliun Rupiah
Capaian tersebut menunjukkan keberhasilan kolaborasi antara pemerintah daerah (pemda), masyarakat, dan berbagai pemangku kepentingan dalam menjaga kelestarian lingkungan pesisir.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan, dilaksanakan Mangrove Harmony Ride, yang melibatkan komunitas motor listrik Elders Elettrico.
Kegiatan itu menyimbolkan semangat pelestarian lingkungan yang berpadu dengan peningkatan cadangan karbon melalui penanaman mangrove dan gaya hidup ramah lingkungan melalui motor listrik.
Festival itu turut diramaikan berbagai kegiatan tematik yang berfokus pada pelestarian ekosistem mangrove, antara lain penanaman mangrove, pelepasliaran burung air, penebaran benih kepiting, serta edukasi mengenai pentingnya mangrove dalam menjaga keseimbangan lingkungan.
Selain itu, ditampilkan pula pameran produk olahan berbasis mangrove dan pelestarian keanekaragaman hayati hutan pantai.
Baca juga: Pemerintah Godok Revisi UU Kehutanan, Fokuskan Pengelolaan Hutan
Pada puncak acara, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi para pihak yang berkontribusi dalam kegiatan pelestarian mangrove, peningkatan cadangan karbon, dan pengurangan emisi.
Kegiatan itu dihadiri Direktur Jenderal (Dirjen) PDASRH Dyah Murtiningsih serta Executive Director Mangroves for Coastal Resilience ( M4CR) Muhammad Zainal.
Pada kesempatan itu, Khofifah juga mengapresiasi atas sinergi antara pemerintah pusat, pemda, dan masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan pesisir.
“Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim berkomitmen dalam pelestarian ekosistem mangrove. Mangrove sendiri bisa menyerap karbon 4-5 kali lebih besar dibandingkan hutan tropis biasa,” katanya.
Ke depan, lanjut Khofifah, Pemprov Jatim juga akan melakukan penanaman cemara udang yang mampu hidup ratusan tahun.
Baca juga: Kick Off M4CR, Menhut Targetkan Rehabilitas Mangrove Seluas 15.387 Hektar
Mangrove Harmony Ride Gubernur Jawa Timur bersama Dirjen PDASRH dan Kaka Slank.Sementara itu, Dirjen PDASRH Dyah Murtiningsih menekankan pentingnya pelibatan seluruh elemen masyarakat dalam upaya rehabilitasi mangrove di Indonesia.
“Melalui Mangrove Harmony Ride, kami ingin menunjukkan bahwa pelestarian alam dapat berjalan seiring dengan inovasi dan gaya hidup modern,” ujarnya.
Dyah menegaskan, Kementerian Kehutanan turut serta menguatkan kelembagaan di seluruh indonesia, dari sisi kelembagaan.
Dia juga menyampaikan bahwa keterlibatan komunitas, generasi muda, serta masyarakat urban menjadi kunci keberhasilan konservasi jangka panjang.
Adapun Kementerian Kehutanan terus memperkuat komitmen tersebut melalui program M4CR hingga 2027.
Program strategis itu bertujuan mengatasi degradasi ekosistem mangrove sekaligus meningkatkan ketahanan wilayah pesisir terhadap dampak perubahan iklim.
Baca juga: Cegah Abrasi dan Lindungi Ekosistem Laut, Khofifah Ajak Kaka Slank Nandur Mangrove di Bangkalan
Program M4CR dilaksanakan di empat provinsi prioritas, yaitu Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara, dengan target rehabilitasi seluas 41.000 ha hingga 2027.