BOGOR, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan ( Menhan) Prabowo Subianto mengatakan, negara yang sistem pertahannya tidak kuat akan diganggu dan ditindas oleh bebagai kekuatan.
Hal tersebut disampaikan Prabowo menjawab pertanyaan soal kenaikan anggaran pertahanan yang bersumber dari pinjaman luar negeri.
"Pertahanan itu adalah sesuatu yang vital bagi tiap bangsa. Kita lihat negara yang pertahanannya tidak siap akan diganggu. Yang saya katakan, yang akan ditekan, akan ditindas akan di-blackmail dan sebagainya. Ini hukum alam ya," ujar Prabowo di Lanud Atang Sendjaja, Bogor, Jawa Barat pada Jumat (1/12/2023).
"Jadi saya kira cukup jelas bahwa dan juga saya katakan tadi. Baru saya katakan alat pertahanan ini tidak bisa kita ke supermarket beli langsung ya di prosesnya tiga, empat, lima tahun," katanya lagi.
Baca juga: Kenaikan Anggaran Belanja Alutsista di Tengah Masa Kampanye Diperkirakan Rawan Penyimpangan
Selain itu, menurut Prabowo, nantinya akan ada transfer teknologi dengan adanya pinjaman dari luar negeri.
Salah satunya, terkait kandungan lokal yang harus ada dari alat utama sistem persenjataan ( alutsista) yang diadakan dari anggaran pinjaman luar negeri.
"Idealnya kita selalu minta 40 persen kandungan lokal ya. Jadi dan nanti ujungnya sebagai contoh mulai dengan perawatan, maintenance itu kita pelan-pelan kita mau harus di Indonesia dan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sudah sanggup. Sudah di sini, beberapa bagian sudah dibangun di Indonesia," ujar Prabowo
"Dan ini kerja samanya sudah berapa puluh tahun ya sama Airbus, dari 1978 sampai sekarang berapa itu hampir, cukup lama," katanya lagi.
Baca juga: Anggaran Belanja Alutsista dari Pinjaman Luar Negeri Naik, Mahfud: Pasti Sudah Dihitung
Sebelumnya, pemerintah menyatakan menaikkan anggaran sektor pertahanan sekitar 5 miliar dollar Amerika Serikat (AS) yang bersumber dari pinjaman luar negeri.
Semula, anggaran pertahanan untuk periode 2020-2024 sebesar 20,75 miliar dollar AS. Dengan perubahan ini, sektor pertahanan kini mendapat alokasi anggaran mencapai 25 dollar Amerika Serikat.
"Untuk tahun 2020-2024 waktu itu sudah disetujui Bapak Presiden 20,75 miliar dolar Amerika Serikat (AS) untuk periode 2020-2024. Nah, kemarin karena ada perubahan maka alokasi untuk 2024 menjadi 25 miliar dolar AS," ujar Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani di Istana Kepresidenan, Jakarta pada 29 November 2023.
Adapun kesepakatan penambahan anggaran pertahanan diambil saat Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat pada 28 November 2023.
Menkeu Sri Mulyani turut hadir dalam pertemuan tersebut.
Baca juga: Soal Urgensi Anggaran Pertahanan Naik, Ini Penjelasan Prabowo