KOMPAS.com – Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sakti Wahyu Trenggono mengapresiasi langkah PT Pindad (Persero) setelah menjalin kerja sama dengan industri pertahanan dari Ukraina.
Menurutnya, kerja sama ini merupakan upaya untuk memperkuat kemampuan Pindad dalam memproduksi dan modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Hal itu dia katakan usai menyaksikan penandatangan kerja sama yang dilakukan Direktur Utama Pindad Abraham Mose dengan Director of Department of SPETS di Kiev, Jumat (7/2/2020).
“Realisasi dari kerja sama ini diharapkan Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) kita dapat dilengkapi dengan Fire Control Radar dan Surveillance Radar berkemampuan jarak deteksi hingga 150 kilometer (km),” ujarnya.
Baca juga: Anggaran Tahun 2020, Kemenhan Fokus Modernisasi Alutsista
Nantinya, lanjut Sakti, pengawakan senjata artileri yang normalnya membutuhkan personil hingga delapan prajurit menjadi hanya membutuhkan satu orang operator saja.
“Pasalnya, sistem sudah komputerisasi sangat otomatis melalui sistem yang disebut Air Defence System,” ungkapnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.
Direktur Utama Pindad Abraham Mose menjelaskan, kerja sama dengan State Foreign Trade Enterprise (SFETS) dalam bidang perbaikan sistem senjata pertahanan udara AAG bernama S-60 kaliber 57 milimeter (mm).
Dia mengungkapkan, sistem senjata buatan Uni Soviet tahun 1950-an ini masih banyak digunakan oleh berbagai negara, termasuk salah satunya Indonesia.
Baca juga: Kemenhan Minta Pengusaha Industri Pertahanan Bentuk Konsorsium
Hingga saat ini, kurang lebih ada 236 unit S-60 yang terdiri dari 188 manual unit dan 48 retrofit yang digunakan TNI satuan Arhanud.
“Kerja sama ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan PT Pindad sebagai produsen untuk melakukan perbaikan dan modernisasi sistem senjata tersebut,” harapnya.
Abraham menerangkan, hal itu dilakukan agar AZP S-60 dapat terus digunakan secara maksimal untuk proteksi wilayah udara Indonesia oleh Arhanud.
Selain bidang Air Defense, lanjutnya, Pindad juga melanjutkan dan me-review dari rencana kerja sama BTR-4.
Rencana tersebut sebelumnya pernah diinisiasi Pindad tahun 2014 lalu melalui perjanjian joint-production di Indonesia.
Baca juga: Presiden Harap Kapal Selam Alugoro Jadi Awal Kemandirian Alutsista Nasional
“Rencana akan ada Joint Production BTR 4, di sini terkait penyediaan Tank Amfibi buat Marinir/ TNI AL. Pindad memperoleh benefit terkait pembuatan Ranpur Amfibi,” katanya.
Perlu diketahui, SFTE Spetstechnoexport merupakan perusahaan yang sepenuhnya berada di bawah kendali atau dikerjakan oleh negara.
Perusahaan ini bertugas melakukan penjualan ekspor produk dan jasa militer serta dual use ke luar negeri dan merupakan bagian integral dari Ukroboronprom.
Ukroboronprom adalah payung gabungan industri militer di Ukraina (the full Ukrainian defence-industrial complex) untuk ekspor ke luar negeri.
SPETS juga menjadi perusahaan kedua terbesar dalam trade turnover dan merupakan exporter berpengalaman di Ukraina yang beroperasi sejak 2000.
Baca juga: Prabowo Ingin Impor Alutsista, Jokowi Akan Bahas di Rapat Terbatas
Perusahaan ini memiliki jaringan dan akses ke 120 perusahaan negara dan 70 perusahaan swasta manufaktur, 35 biro desain, serta 30 pusat riset baik milik pemerintah maupun swasta.
Dengan begitu, tentu SPETS memiliki akses ke berbagai industri militer dan produk militer di Ukraina, seperti RPG, kendaraan tempur, serta servis, seperti perbaikan pertahanan udara, salah satunya adalah Anti-Aircraft Gun (AAG) S-60.
Adapun, penandatanganan kerja sama ini turut disaksikan Duta Besar RI untuk Ukraina, Armenia dan Georgia, Yuddy Chrisnandi, dan Dirtekindhan Kemhan Laksma TNI Sriyanto.
Baca juga: Taktik Prabowo Modernisasi Alutsista TNI: Diplomasi Pertahanan hingga ke 7 Negara
Sementara itu, di kesempatan lain, Wamenhan menyaksikan pula kerja sama PT Pindad dengan salah satu pembuat kendaraan tempur (ranpur) Ukraina Practica, di Kiev, Jumat (7/2/2020).
Kerja sama tersebut dilakukan sebagai upaya untuk memperkuat kemampuan PT Pindad dalam menjadi pemain utama di industri pertahanan lokal dan global.
“Saya harapkan Pindad serius melaksanakan rencananya untuk mampu membuat ranpur dengan kualifikasi yang mampu bersaing di pasar global,” harapnya.
“Saya akan kawal implementasinya, karena ini bagian dari misi presiden agar industri pertahanan bisa memproduksi alat utama sistem persenjataan (Alutsista) secara mandiri,” tegasnya.
Baca juga: Prabowo Temui Menhan Prancis, Bahas soal Alutsista dan Industri Pertahanan
Usai penandatanganan kerja sama, Sakti mendapatkan kesempatan melakukan uji coba kekuatan dengan menggunakan senjata api terhadap bahan pembuatan ranpur, yaitu berupa plat baja dan kaca anti peluru.
Setelah itu dilanjutkan dengan uji coba mengendarai ranpur Mozak II di jalan raya untuk memastikan kecepatan dan suspensi.
“Ranpur ini layak dikembangkan untuk tentara kita. Semoga Pindad sudah bisa datangkan satu unit untuk acara parade di HUT TNI pada Oktober mendatang,” harapnya.
Sementara itu, Abraham menambahkan, ruang lingkup dari kerja sama dengan Practica dalam rangka produksi dan pengembangan bersama antara dua perusahaan.
Baca juga: Kenaikan Anggaran Pertahanan Dinilai Tak Beriringan dengan Peningkatan Alutsista
Pengembangan tersebut, seperti berbagai jenis kendaraan 4×4 dan modernisasi kendaraan tempur yang akan didiskusikan kemudian.
“Nanti akan ada pembentukan tim koresponden dari kedua belah pihak untuk mempelajari kemampuan dan kesiapan para pihak terkait berbagai proyek yang akan disepakati berdasarkan Memorandum of Understanding (MoU),” ungkapnya.
Selain itu, lanjutnya, akan ada pertukaran informasi teknis dan bisnis terkait tujuan kerja sama.
Untuk diketahui, Practica merupakan perusahaan industri pertahanan swasta dalam bidang kendaraan tempur di Ukraina yang berdiri pada 1993.
Baca juga: Prabowo Temui Mahfud MD, Bahas Alutsista hingga Penyanderaan WNI
Practica merupakan anggota pendiri League of Defense Companies di Ukraina – suatu organisasi yang menyatukan manufaktur industri pertahanan swasta di Ukraina.
Sejak 2014, Practica telah mengirimkan lebih dari 200 ragam jenis kendaraan kepada konsumen di negaranya, seperti Armed Forces of Ukraine, National Guard of Ukraine, dan Border Guard Service of Ukraine.