KOMPAS.com - Pemerintah menyiapkan 6 kapal khusus ternak yang siap melayani pengangkutan ternak untuk memperlancar distribusi ternak dari daerah produsen ke daerah konsumen.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Fini Murfiani, mengatakan kapal khusus angkutan ternak ini menjadi salah satu instrumen moda angkutan untuk mendistribusikan ternak dari daerah produsen ke daerah konsumen.
"Kapal khusus ternak tidak hanya sebagai alat angkut, tapi lebih sebagai representasi pemerintah untuk mulai menata perdagangan dan lalulintas pemasukan dan pengeluaran ternak di wilayah sentra ternak menuju daerah konsumen," katanya dalam siaran tertulis, Rabu (30/5/2018).
(Baca: Swasta Dilibatkan untuk Operasikan Kapal Ternak)
Sebelumnya, kapal khusus angkutan ternak baru ada satu, yaitu KM Camara Nusantara 1 dengan trayek Kupang/Waingapu–Tanjung Priok, DKI Jakarta.
Saat ini, Kementerian Perhubungan telah meluncurkan kembali 5 kapal khusus angkutan ternak.
Dengan demikian, jumlah kapal khusus ternak menjadi 6 (enam) unit yang akan beroperasi dari daerah NTT, NTB dan Bali ke wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Bengkulu, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan.
Pada Mei 2018, kata dia, kapal yang telah beroperasi yaitu KM Camara Nusantara 3 dengan trayek Kupang, NTT menuju Tanjung Priok Jakarta dan Bengkulu dan KM Camara Nusantara 4 dengan trayek NTB (Bima-Badas-Lembar) menuju Pare-pare, Sulawesi Selatan dan Balikpapan, Kalimantan Timur.
(Baca: Pasok Kebutuhan Jakarta, Kapal Ternak Tiba di Tanjung Priok Angkut 471 Sapi)
Selain itu, KM Camara Nusantara 6 juga telah beroperasi yang akan memperkuat trayek NTB menuju Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Selanjutnya, pada 25 Mei 2018 lalu telah diluncurkan pelayaran perdana 2 kapal ternak yaitu KM Camara Nusantara 2 dengan trayek NTT (Kupang–Wini–Atapupu) menuju Tanjung Priok Jakarta dan KM Camara Nusantara 5 yang berpangkalan di Celukan Bawang Buleleng Bali menuju Tanjung Priok Jakarta dilanjutkan menuju Kupang NTT kemudian menuju Samarinda Kalimantan Timur.
Sejak 2016 hingga kini, kapal khusus ternak Camara Nusantara 1 tercatat telah berlayar 48 kali dan telah mengangkut ternak sebanyak 24.235 ekor dari Pelabuhan Tenau Kupang ke Pelabuhan Tanjung Priok, DKI Jakarta. Ada pun loading factor kapal mencapai 100 persen.
Bobot terjaga
Fini mengatakan, kapal khusus ternak didesain khusus sesuai kaidah kesejahteraan hewan (animal welfare) sehingga menekan tingkat stres ternak.
Dengan begitu, bobot ternak bakal terjaga dari susut yang berlebihan.
Dengan jaminan asuransi setiap tarif angkutan ternak yang dibayar, pemilik ternak lebih terjamin terhindar kerugian di dalam setiap pelayaran.
“Apalagi dengan adanya dokter hewan di kapal tersebut, kesehatan ternak betul-betul dijaga dengan baik,” ujarnya.
Sosialisasi
Keberadaan kapal ternak memang harus disosialisasikan agar calon pengguna kapal mengetahui biaya dan manfaat yang bisa diperoleh bila menggunakan moda transportasi itu.
Yang lebih penting, ia melanjutkan, pemerintah daerah mesti aktif memberikan pemahaman kepada pelaku usaha calon pengguna kapal di daerahnya agar bersinergi dengan pemangku kepentingan di wilayah tersebut.
“Dengan adanya kapal khusus ternak ini kita berharap keberadaan ternak dan dinamika ketersediaan ternak di Indonesia dapat terpantau dengan baik, sehingga kebijakan yang diambil pemerintah dalam penyediaan daging sapi menjadi lebih optimal,” katanya.
Pemanfaatan kapal khusus ternak ini juga akan dioptimalkan untuk mengisi muatan balik kapal dengan produk yang dibutuhkan di daerah produsen sehingga terjadi peningkatan hubungan perdagangan yang lebih baik antar-daerah.
“Hal ini dilakukan untuk meningkatkan efektifitas pemanfaatan dari pola ships follow the trade menjadi ships promote the trade,” katanya.