KOMPAS.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyelenggarakan acara Bincang Teras Negeriku dengan tema “Muda Toleran dan Produktif” di Kota Probolinggo, Jawa Timur (Jatim), Rabu (11/9/2024).
Acara tersebut menghadirkan dua narasumber inspiratif, yakni aktivis dan penulis Kalis Mardiasih serta influencer Indra Dwi Prasetyo. Kedua narasumber berbagi pemikiran dan berdialog dengan peserta mengenai toleransi dan produktivitas di kalangan anak muda.
Indra Dwi Prasetyo menekankan pentingnya membaca buku sebagai cara untuk meraih kesuksesan, terutama bagi mereka yang tidak berasal dari keluarga kaya.
“Saya melarang diri untuk lulus Sarjana (S1) sebelum membaca minimal lima ratus buku. Bagi orang seperti saya yang berasal dari keluarga sederhana, membaca buku adalah cara terbaik untuk sukses,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu.
Sementara itu, Kalis, yang tumbuh dalam keluarga kurang mampu, menjelaskan bahwa produktivitas adalah kebutuhan sehari-hari baginya.
“Sejak kecil, saya tidak tahu cara untuk tidak produktif. Saya selalu harus produktif karena keluarga saya sangat miskin,” tuturnya.
Baca juga: 10 Kebiasaan Pagi yang Membuatmu Sulit Sukses
Kalis, yang juga lahir dari seorang tukang becak dan ibu pekerja rumah tangga merasa bahwa satu-satunya cara untuk membanggakan keluarga adalah dengan menjadi pintar.
Ditanya tentang tips untuk tetap produktif, kedua narasumber memberikan pandangan yang berbeda.
Kalis menekankan pentingnya menghasilkan sesuatu yang didasarkan pada passion pribadi.
“Bertanyalah kepada diri sendiri, apakah aku bisa mengembangkan apa yang aku cintai sehingga memiliki nilai terbaik di bidangnya,” ujarnya.
“Kita hidup dalam dunia yang penuh kompetisi, jadi penting untuk selalu berusaha menjadi yang terbaik, tidak peduli apapun tantangannya,” sambung Kalis.
Pada kesempatan itu, Indra berpendapat bahwa untuk meningkatkan produktivitas, penting memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dan mengisinya dengan kegiatan bermanfaat.
“Saya sangat menghindari waktu luang dan waktu kosong. Bahkan di akhir pekan, saya jarang memiliki waktu kosong,” ucapnya.
Menurut Indra, produktif berarti harus sadar saat memiliki waktu kosong dan mencari cara untuk mengisinya dengan kegiatan yang berguna.
“Teman-teman bisa membaca buku, bekerja, mengikuti program afiliasi dengan e-commerce, atau membantu orang tua. Intinya, anak muda harus selalu mengisi waktu mereka dengan kegiatan yang produktif; memiliki waktu kosong itu tidak boleh,” jelasnya.
Baca juga: 10 Ide Kegiatan di Rumah Saat Musim Hujan, Tak Cuma Tidur
Mengenai toleransi, Kalis berpendapat bahwa manusia tidak hidup sendiri, tetapi berbagi ruang dengan orang-orang di sekitar yang juga ingin merasakan hidup tenang.
“Meskipun ada perbedaan, jika kita ingin berbagi ruang dalam kedamaian, kebahagiaan, dan ketenangan, kita harus mencari solusi yang baik untuk setiap masalah,” imbuhnya.
Sebaliknya, Indra menjelaskan bahwa toleransi bukan hanya tentang memahami perbedaan, tetapi juga tentang memahami mengapa perbedaan itu ada.
“Jadi kalau ditanya apa sih toleransi menurut saya? Itu adalah keinginan kita untuk kepo terhadap suatu hal dan kemudian memakluminya sebagai sebuah keniscayaan atau keberagaman,” jelasnya.
Sebagai informasi, acara Bincang Teras Negeriku oleh Kemenkominfo merupakan inisiatif rutin untuk memberdayakan anak-anak muda di berbagai daerah sebagai bagian dari upaya menuju Generasi Emas Indonesia 2045.
Ketua Tim Informasi dan Komunikasi Pertahanan dan Keamanan Kemenkominfo Dewi Susilorini Kusumoningrum menjelaskan, memahami dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan sepenuh hati dapat menginspirasi kita untuk memberikan kontribusi terbaik bagi negara.
“Setiap dari kita memiliki potensi untuk memberikan sesuatu yang berharga bagi Indonesia. Baik laki-laki maupun perempuan, dari berbagai suku, bahasa, dan agama, kita semua satu dalam naungan Pancasila,” ucapnya.
“Kita harus terus-menerus mengingat bahwa negara kita adalah bangsa dengan keanekaragaman yang luar biasa. Keanekaragaman ini bukanlah hal yang perlu dipertentangkan, melainkan merupakan potensi yang sangat besar,” sambungnya.