KOMPAS.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengadakan forum diskusi tatap muka bertajuk “Rangkai Kebhinekaan, Gapai Kemajuan” di Kota Pekanbaru, Selasa (28/5/2024).
Forum tersebut dilaksanakan untuk menjawab berbagai tantangan dalam keberagaman di Indonesia sekaligus memanfaatkan keberagaman sebagai kekuatan untuk kemajuan bangsa.
Tantangan dalam keberagaman ini meliputi kesetaraan sosial, diskriminasi, ketegangan antar agama dan antar suku, serta tantangan dengan integrasi budaya masyarakat yang semakin maju.
Baca juga: Wilayah Indonesia yang Paling Awal Memeluk Agama Islam
Direktur Jenderal (Dirjen) Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemenkominfo Usman Kansong menegaskan bahwa keberagaman adalah sumber kekuatan, tetapi juga membawa potensi kemunduran jika tidak dikelola dengan baik.
“Dalam perbedaan, kita menemukan jalan untuk berinovasi dan berkolaborasi dalam menciptakan masa depan yang lebih baik. Kebhinekaan merupakan jalan menuju kemajuan yang sejati,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (29/5/2024).
Baca juga: Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P
Usman juga mengingatkan kembali pesan Presiden Soekarno bahwa “Negara Indonesia ini bukanlah milik sesuatu golongan, bukan milik suatu agama, bukan milik sesuatu adat istiadat, tetapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke.”
Pernyataan tersebut disampaikan Usman saat menjadi keynote speech dalam forum diskusi tatap muka. Forum ini menghadirkan berbagai narasumber yang ahli di bidangnya untuk berdiskusi dan mencari solusi bersama dalam menjawab tantangan dalam keberagaman di Indonesia.
Narasumber yang dimaksud, yaitu Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Riau Kiai Haji Abdur Rahman Qoharuddin, Putri Indonesia Sumatera Barat (Sumbar) 2022 Viera Lovienta, yang juga merupakan Konsultan Komunikasi di InaGo Asia Public Affairs.
Baca juga: 5 Kelebihan Model Komunikasi Newcomb
Seperti diketahui, Indonesia sebagai salah satu negara demokrasi terbesar di dunia, memiliki makna yang sangat penting dan krusial dalam praktik demokrasinya. Negara ini dihuni oleh berbagai etnis, agama, bahasa, dan budaya, sehingga demokrasi menjadi sistem pemerintahan terbaik untuk mengakomodasi berbagai kepentingan dan aspirasi masyarakat.
Namun, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam berdemokrasi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks demokrasi di Indonesia mencapai 75,46.
Dalam skala global, nilai indeks demokrasi Indonesia pada 2021 hanya skor 6,71 menempatkan negara ini pada peringkat 52 di dunia, lebih rendah dibandingkan dengan Malaysia dan Timor Leste.
Untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan, penting bagi suatu bangsa untuk memanfaatkan keberagaman sebagai modal yang memperkuat upaya menuju kemajuan tersebut.
Meski keberagaman merupakan sumber kekuatan, hal ini juga bisa menjadi sumber konflik dan ketegangan jika tidak dikelola dengan baik.
Dengan adanya kegiatan tersebut, Kemenkominfo berharap seluruh elemen masyarakat dan pemerintah dapat merangkai keberagaman menjadi kekuatan yang menggerakkan kemajuan serta mengimplementasikannya dalam kehidupan kebangsaan sehari-hari.
Baca juga: Penjelasan Pentingnya Wawasan Kebangsaan Bagi Generasi Muda
Pada kesempatan yang sama, Ketua FKUB Provinsi Riau Abdur Rahman mengemukakan bahwa perbedaan dan keberagaman adalah hal yang lumrah dan bisa dijalin dalam kebersamaan.
“Semakin sering duduk bersama, semakin sering berkomunikasi dengan lancar, maka dusta di antara kita semakin tidak ada, insyaa Allah,” jelasnya.
“Perbedaan-perbedaan adalah suatu keniscayaan. Perbedaan pendapat dan pilihan adalah sesuatu yang lumrah, yang Insya Allah tidak membuat kita berpecah dan berselisih,” sambung Abdur Rahman.
Terkait solusi untuk meningkatkan kesadaran dalam kebhinekaan, Abdur Rahman menyarankan bahwa semua pihak harus lebih sering berbincang santai dan saling mengenal untuk mengikis kesalahpahaman.
Baca juga: Soal Barang Bawaan TKI Tertahan, Kemendag: Ada Kesalahpahaman...
Ia mengutip ungkapan dalam bahasa Arab yang berarti “manusia itu cenderung memusuhi ketidaktahuannya”.
Abdur Rahman menyarankan semua pihak untuk saling terbuka dan bertoleransi dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, Putri Indonesia Sumatera Barat (Sumbar) 2022 Viera Lovienta mengungkapkan bahwa generasi muda cenderung berada di ruang gema, di mana keyakinan atau pikiran mereka selalu dianggap benar.
Menurutnya, tantangan terbesar untuk generasi muda adalah keluar dari ruang gema tersebut.
Baca juga: Masyarakat sampai Parpol Diharap Tunjukkan Kedewasaan Berpolitik Selama Masa Tenang
“Kedewasaan itu ada dalam sikap kita, bagaimana kita bereaksi terhadap suatu unggahan, dan bagaimana kita berkomentar,” ucap Viera.
Ia menekankan pentingnya untuk mendewasakan diri dalam berdemokrasi, terutama di media sosial (medsos).
Viera menambahkan langkah konkret yang dilakukannya untuk memastikan konten yang dibagikannya bukan hanya menghibur, tetapi juga mendidik.
Menurutnya, kejujuran dan kesederhanaan dalam bersosial media akan meningkatkan nilai toleransi di kalangan pengguna.