KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal (Letjen) Tentara Nasional Indonesia (TNI), Suharyanto mengatakan bahwa pertemuan ketujuh Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) atau platform global untuk pengurangan risiko bencana akan memperkuat kolaborasi dunia menuju resiliensi berkelanjutan.
“Mari bangkit bersama. Bangkit menjadi lebih kuat menuju ketangguhan bangsa dan dunia dalam menghadapi bencana melalui resiliensi yang berkelanjutan,” ujarnya selaku Wakil Ketua I Panitia Nasional GPDRR, dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (24/5/2022).
Pernyataan tersebut disampaikan Suharyanto dalam acara pengibaran bendera Indonesia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa ( PBB) di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC), Minggu (22/5/2022).
Pengibaran bendera Indonesia dan PBB tersebut menandai berlangsungnya pertemuan ke-7 GPDRR, terkait isu pengurangan risiko bencana yang akan berlangsung di Bali pada Senin (23/5/2022) hingga Sabtu (28/5/2022).
Baca juga: Indonesia Jadi Tuan Rumah GPDRR, Apa Itu Forum GPDRR?
Pada kesempatan itu, Suharyanto mengatakan, berkibarnya bendera PBB di BNDCC juga menjadi penanda solidaritas dan kerja sama global menuju pembangunan yang berkelanjutan.
Kolaborasi global tersebut, kata dia, telah bertransformasi, tidak hanya berfokus pada konteks bencana alam tetapi juga bencana nonalam. Khususnya selama pandemi Covid-19, yang nantinya akan dibahas lebih lanjut dalam pertemuan GPDRR.
“Upacara pengibaran bendera ini menggambarkan telah terjadinya kerja sama dan kolaborasi yang baik serta saling percaya antara pemerintah Indonesia dan PBB,” ucap Suharyanto.
Selama beberapa hari ke depan selama konferensi berlangsung, lanjut dia, pengelolaan pengamanan di wilayah BNDCC dan BICC dilakukan secara bersama-sama dalam rangka menyukseskan konferensi GPDRR 2022.
Baca juga: Indonesia Akan Bagikan Keberhasilan Tangani Pandemi Covid-19 di Forum GPDRR
Lebih lanjut, Suharyanto berharap bahwa pertemuan tingkat regional dan global seperti GPDRR 2022 sangat penting untuk dilaksanakan.
Sebab, sebut dia, pertemuan itu dapat menjadi ajang berbagi informasi dan pengalaman dari tingkat lokal dan nasional untuk diangkat sebagai kesepakatan serta referensi di tingkat global.
Oleh karenanya, Suharyanto mengajak semua pihak untuk bersama-sama memberikan upaya terbaik terhadap kesuksesan kegiatan GPDRR 2022.
Baca juga: Menko PMK Ungkap 4 Target Indonesia di Forum GPDRR 2022
Pada kesempatan yang sama, utusan khusus Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana, Mami Mizutori mengatakan, pihaknya tidak dapat menyelenggarakan acara besar ini tanpa dukungan dari Pemerintah Indonesia dan masyarakat Indonesia.
Oleh karenanya, ia berterima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dan menjalankan kegiatan serta menantikan konferensi GPDRR 2022 yang produktif dan kolaboratif.
“Hanya melalui kerja sama akan menghentikan kita dari pola destruksi akibat bencana dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan, lebih tangguh, lebih adil, untuk semua,” ujar Mami Mizutori menutup pidatonya.
Sebagai informasi, pertemuan ke-7 GPDRR akan berlangsung di Bali, Indonesia, selama seminggu. Acara ini diselenggarakan dan dikoordinasikan oleh Kantor PBB untuk United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR) atau pengurangan risiko bencana bersama dengan Pemerintah Indonesia sebagai tuan rumah.
Baca juga: Polda Bali Terjunkan 2.832 Personel hingga Kapal Perang Amankan GPDRR 2022
Sebagai tuan rumah, upacara pengibaran bendera Republik Indonesia (RI) bersama dengan bendera PBB merupakan upacara simbolis yang menandakan kawasan konferensi menjadi area blue zone dan hukum internasional berlaku selama kegiatan berlangsung.
Majelis Umum PBB mengakui GPDRR sebagai mekanisme penting untuk meninjau kemajuan implementasi sendai framework atau kerangka sendai untuk pengurangan risiko bencana.
Pada GPDRR, pemerintah, sistem PBB, dan semua pemangku kepentingan berkumpul untuk mengidentifikasi cara guna lebih mempercepat implementasi kerangka sendai.
Sejak 2007, enam sesi GPDRR telah berlangsung. Hasil dari enam sesi ini diakui oleh Majelis Umum PBB sebagai kontribusi pada pertimbangan High-level Political Forum on Sustainable Development (HLPF) atau Forum Politik TingkatTinggi tentang Pembangunan Berkelanjutan yang diadakan setiap tahun pada Juli.
Baca juga: GPDRR 2022 Jadi Forum Internasional dalam Pengurangan Risiko Bencana
Dengan demikian, dicetuskan bahwa pertemuan GPDRR berkontribusi pada implementasi dan pemantauan berdasarkan risiko dari Agenda Pembangunan Berkelanjutan Tahun 2030.