KOMPAS.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika ( Kemenkominfo) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Sumber Daya Manusia (SDM) Kemenkominfo meluncurkan program " Digital Talent Scholarship" (DTS) dan Digital Leader Academy (DLA) untuk memenuhi kebutuhan talenta digital andal.
Program tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengikis kesenjangan talenta digital untuk intensifikasi transformasi digital nasional.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny Gerard Plate berharap, program DTS dapat melahirkan talenta digital Indonesia secara merata.
Sebab, kata dia, Indonesia saat ini membutuhkan sekitar 600.000 intermediate digital skills atau keterampilan digital menengah.
“Namun, yang dilakukan oleh pemerintah baru dalam jumlah 200.000 intermediate digital skills,” ujar Johnny seperti yang dimuat dalam laman kominfo.go.id, Selasa (17/5/2021).
Pernyataan tersebut Johnny sampaikan usai menghadiri Grand Launching of the National Digital Talent Program 2022 yang disiarkan secara langsung dari Hotel Marriott Yogyakarta, Selasa.
Oleh karena itu, Kemenkominfo mengajak perusahaan-perusahaan teknologi, baik global maupun lokal dan ekosistem digital, untuk bekerja sama mengisi kebutuhan talenta digital indonesia.
Program DTS 2022 nantinya, kata Johnny, akan menjangkau 200.000 milenial.
Baca juga: Gelar DTS VSGA 2020, Polinema Ingin Pelaku Digital Lebih Kompeten
“Program ini akan menjangkau 200.000 milenial dengan kurikulum untuk mencapai kecerdasan digital tingkat menengah yang dilakukan di tujuh akademi,” imbuh Johnny.
Adapun tujuh akademi tersebut, yakni Fresh Graduate Academy (FGA), Digital Entrepreneurship Academy (DEA), Talent Scouting Academy (TSA), Government Transformation Academy (GTA), Thematic Academy (TA), Professional Academy (ProA), dan Vocational School Graduate Academy (VSGA).
“Ditambah satu Digital Leadership Academy (DLA) yang nanti akan menjangkau 550 peserta untuk pengambil kebijakan digital. Hal ini terdiri dari unsur-unsur pejabat pemerintah dan pimpinan-pimpinan sektor privat,” jelas Johnny.
Baca juga: Kemenkominfo Ingin Konsep Harmoni Angklung Jadi Inspirasi Perumusan Kebijakan Digital DEWG G20
Pada kesempatan tersebut, Johnny menjelaskan bahwa program DTS telah dilakukan sejak 2018.
Saat ini, kata dia, akselerasi transformasi digital mendorong Kemenkominfo menginisiasi dan melakukan kolaborasi lebih masif.
“Kami harapkan bahwa para milenial Indonesia mengambil bagian secara aktif, program ini gratis. Sekali lagi, gratis. Ikutilah pendaftaran dan syarat-syaratnya sebagaimana yang sudah tertera di dalam program kami,” jelasnya.
Dengan keaktifan para milenial, lanjut Johnny, Indonesia bisa mulai menyiapkan talenta-talenta digital untuk menyongsong era transformasi digital.
Baca juga: Jelang HUT ke-42 Perpusnas, Kepala Perpusnas Tegaskan Soal Transformasi Digital
Ia menjelaskan, alumnus dan alumni dari program DTS seluruhnya akan terdata dengan lengkap.
Tak hanya itu, data alumni juga tersedia di aplikasi Sistem Informasi Monitoring Alumni Sertifikasi (Simonas) yang memungkinkan alumni terhubung dengan pencari kerja.
“Sehingga ketika dibutuhkan Industri atau dunia kerja akan mudah mendapatkan pekerjaan,” ucap Johnny.
Ia berharap, sisi hilir pembangunan infrastruktur digital dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh putra-putri Indonesia.
Baca juga: Induk Perusahaan Shopee Buka Lab, Siap Latih 1.000 Talenta Digital Indonesia
Oleh sebab itu, ia mengingatkan bahwa kebutuhan talenta digital nasional harus terpenuhi dalam waktu yang bersamaan.
“Sekali lagi, setelah kebijakan pemerintah untuk membangun infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) upstream atau hulu secara besar-besaran. Pada saat yang sama, saat ini juga pemerintah sedang melakukan pembangunan infrastruktur digital hilir berupa pusat-pusat data nasional,” imbuh Johnny.
Melalui program DTS 2022, Kemenkominfo menargetkan bisa mencetak talenta digital yang memadai dan memiliki kualifikasi agar bisa memanfaatkan infrastruktur digital dengan produktif.
“Untuk mengisi itulah dibutuhkan ketersediaan talenta digital dalam jumlah yang memadai dan dengan kualifikasi atau kualitas yang memadai,” ungkapnya.
Baca juga: Hadir dalam Peresmian Sea Labs, Jokowi: Talenta Digital Indonesia Berkesempatan Belajar dan Berkarya
Untuk diketahui, program DTS dan DLA merupakan inisiatif konkret untuk mempercepat pengembangan talenta digital nasional.
Sebagai implementasi triple helix, pelaksanaan program DTS bekerja sama dengan perguruan tinggi di ternama di Indonesia serta perusahaan teknologi lokal dan global.
Adapun perusahaan tersebut, di antaranya Alibaba, AWS, Cisco, Google, Red Hat, Oracle, Microsoft, Mastercard, EC-Council, Huawei, Progate, Skilvul, DQLab, MyEduSolve, Dicoding, Rakamin, Teknoblox, Hellomotion, Binar Academy, Hacktiv8, Agate, Indobot, Tempo, GoJek, Tokopedia, dan Techready Community.
Baca juga: Gandeng Saka Millenial Jateng, Kemenkominfo Buka Kelas Asah Digital
Lewat program DLA, Kemenkominfo akan memberikan pelatihan digital tingkat lanjut bagi 550 pimpinan sektor publik dan swasta, utamanya mereka yang bekerja sama dengan delapan universitas ternama dunia.
Universitas ternama dunia yang dimaksud, antara lain Harvard Kennedy School, Oxford University, National University of Singapore, Tsinghua University, Cornell University, Imperial College London, Massachusetts Institute of Technology, dan University of Cambridge.