KOMPAS.com – Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Mira Tayyiba mengatakan, 1st Digital Economy Working Group (DEWG) G20 membahas Konektivitas dan Pemulihan Pascapandemi Covid-19.
Dalam pertemuan ini, Mira mengatakan, para negara anggota G20 mendukung berbagai masukan konstruktif terhadap konsep deliverables yang diajukan Presidensi G20 Indonesia dengan fokus pendekatan yang berpusat pada manusia untuk menjembatani kesenjangan konektivitas digital.
"Forum Pertemuan Pertama DEWG secara umum sepakat atas pentingnya penyediaan akses telekomunikasi kepada seluruh lapisan masyarakat secara inklusif, terlebih bagi kelompok masyarakat rentan," kata Mira.
Dia mengatakan itu dalam Pertemuan Pertama Kelompok Kerja Ekonomi Digital (1st DEWG G20) yang berlangsung secara hibrida di Hotel Aruna Senggigi, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Selasa (29/03/2022).
Para negara anggota G20, lanjut dia, juga mendukung kelanjutan pembahasan tentang penyediaan dan investasi infrastruktur fisik digital guna mempercepat pemulihan global pascapandemi Covid-19 termasuk bagi keberlangsungan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Baca juga: Di DEWG G20, Menkominfo Sebut Pemanfaatan Teknologi Digital Bisa Percepat Pemulihan Global
Mira menyebutkan, konektivitas digital yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat semakin penting karena pandemi Covid-19 mendorong berbagai aktivitas manusia ke ruang digital akibat keterbatasan fisik.
“Dengan begitu, pendekatannya tidak terbatas pada aspek infrastruktur fisik saja, tetapi juga harus berorientasi human-centric,” ujarnya dalam keterangan persnya seperti dimuat laman kominfo.go.id, Rabu (30/3/2022).
Menurutnya, hal tersebut juga berlaku untuk keberlangsungan bisnis para pelaku UMKM dan mendukung aktivitas kelompok rentan.
Dalam sesi pertama 1st DEWG Meeting kali ini, para delegasi juga menyatakan dukungannya terhadap Isu Prioritas Satu DEWG yang diangkat Presidensi Indonesia.
“Beberapa negara anggota G20 memberikan berbagai masukan konstruktif berupa perluasan Isu Prioritas Konektivitas dan Pemulihan Pascapandemi Covid-19 menjadi beberapa subtopik atau agenda rinci yang lebih konkret,” ungkapnya.
Dalam sesi pembahasan Isu Prioritas DEWG yang pertama, para negara anggota juga menyambut baik usulan elevasi Digital Innovation League dan penyelenggaraan Digital Transformation Expo (DTE) yang diajukan Presidensi Indonesia.
Baca juga: Sidang DEWG Pertama, RI Dorong Optimalisasi Ekonomi Digital Berbasis Data
Mira mengatakan, para delegasi memberikan perhatian untuk menerapkan pendekatan multidisiplin dalam mendiskusikan konektivitas digital.
Selain itu, para delegasi juga menyambut baik elevasi Digital Innovation League menjadi Digital Innovation Network (DIN) sekaligus memberikan dukungannya terhadap penyelenggaraan DTE.
“Kami telah mencatat berbagai masukan yang disampaikan dalam forum untuk menjadi bahan pertimbangan serta kajian lebih lanjut," jelasnya.
Mira pun mengapresiasi masukan dan saran untuk penyempurnaan isu prioritas konektivitas digital.
“Kami menghargai dukungan yang disampaikan delegasi negara anggota G20 dalam forum DEWG untuk masalah prioritas ini. Kami berharap untuk kolaborasi dan kerja sama lebih lanjut,” ungkapnya.
Adapun Pertemuan Pertama Kelompok Kerja Ekonomi Digital dibuka Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate dan dipimpin Chair DEWG Mira Tayyiba dan Alternate Chair Dedy Permadi.
Pertemuan ini diikuti secara virtual oleh delegasi negara-negara anggota G20 serta para negara maupun organisasi internasional yang diundang.
Baca juga: Uni Eropa Tegaskan Komitmen Dukung Kesuksesan Presidensi G20 Indonesia
Selain itu, para Global Knowledge Partners dan National Knowledge Partners turut menghadiri pertemuan ini untuk memaparkan hasil kajian terhadap masing-masing isu prioritas yang diangkat dalam DEWG.
Dalam Presidensi G20 Indonesia, Kemenkominfo sebagai pengampu DEWG G20 mendorong pembahasan tiga isu prioritas, yaitu Connectivity and Post Covid-19 Recovery atau Konektivitas dan Pemulihan Pascapandemi Covid-19, Digital Skills and Digital Literacy atau Kecakapan dan Literasi digital, serta Data Free Flow with Trust and Cross-Border Data Flow atau Arus Data Lintas Negara.