KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny Gerard Plate mengajak pelaku industri kesehatan digital atau electronic health (e-health) untuk berkolaborasi dan memanfaatkan momentum Presidensi G20 Indonesia pada 2022.
Sebab, kata dia, sektor industri e-health memiliki peluang besar dalam pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.
Terlebih pertumbuhan ekonomi digital Indonesia selama pandemi Covid-19 tidak bisa dilepaskan dari keberadaan layanan kesehatan digital.
“Saat pandemi, layanan digital kesehatan telah membuka akses masyarakat semakin inklusif. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh mitra sektor kesehatan untuk memperkuat kolaborasi dan sinergi,” ujar Johnny seperti dalam dimuat dalam laman kominfo.go.id, Selasa (30/11/2021).
Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam Forum Ekonomi Digital III yang berlangsung hibrida dari Jakarta Pusat, Selasa.
Baca juga: Debut di Asia, Singapura Bakal Jadi Tuan Rumah Forum Ekonomi Dunia 2021
Menurut Johnny, valuasi sektor ekonomi digital pada 2021 diperkirakan akan mencapai sekitar 70 miliar dollar AS atau Rp 1.000 trilliun. Bahkan hingga tahun 2025 diproyeksikan tumbuh sampai dengan 146 miliar dollar AS atau Rp 2.100 triliun.
“Nilai yang sangat besar, termasuk di dalamnya electronic health. Sehingga kami perlu melakukan pertemuan untuk mendapat masukan dari industri,” jelasnya.
Adapun pertemuan dengan industri itu untuk mengarahkan agar kebijakan yang diambil memang berpihak pada pengembangan mereka termasuk industri e-health. Hal ini sekaligus dalam rangka peningkatan pelayanan pada masyarakat
Johnny menilai melalui pertemuan itu, pelaku industri akan dapat menjalin komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah.
Baca juga: Kemenperin Dorong Pelaku Industri Ciptakan Industri Hijau yang Berkelanjutan
“Jadi sudah tiga kali kami lakukan pertemuan seperti sekarang dan kali ini khusus terkait digital health. Pertemuan ini dalam rangka menciptakan platform komunikasi dan koordinasi antara pemerintah dengan pelaku industri e-health atau digital health,” imbuhnya.
Johnny berharap adanya kerja sama dengan pelaku industri e-health dapat meningkatkan kolaborasi antarpemangku kepentingan.
Dengan kolaborasi tersebut, pihaknya dapat mengidentifikasi titik-titik blindspot dalam semangat yang lebih bersinergi.
"Semoga ada kolaborasi antarlintas pemangku kepentingan, seperti dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan berbagai asosiasi kesehatan, pemimpin-pemimpin puncak di e-health yang hadir hari ini maupun yang tidak hadir,” ujar Johnny.
Pada kesempatan tersebut, Johnny menjelaskan, ada empat peluang yang bisa dimanfaatkan pelaku industri e-health tanah air.
Peluang ini, kata dia, dapat menjadi kesempatan pelaku industri e-health untuk turut aktif memperkuat penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia pada 2022.
“Pertama adalah memberikan rekomendasi dan masukan terkait isu electronic health yang dibahas pada ‘Digital Economy Working Group G20’ Tahun 2022,” ujar Johnny
Hal kedua, sebut dia, pelaku industri dapat berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam membangun prinsip-prinsip bersama skala global tentang praktek teknologi kesehatan.
Baca juga: Indonesia–Meksiko Jalin Kerja Sama Imbal Dagang Business-to-Business
Ketiga, mengeksplorasi secara aktif dalam menjalin kerja sama business to business antarnegara G20.
“Keempat, menyediakan kustomisasi layanan isu e-health pada masing-masing yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta dari negara-negara G20 lainnya,” ucap Johnny.
Lebih lanju,t ia menegaskan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) senantiasa berupaya memfasilitasi seluruh pelaku industri digital dengan menyiapkan kebijakan bersama melalui Forum Ekonomi Digital.
“Untuk itu, kami memberikan masukan melalui forum ini. Kebetulan kami meminta masukan bersama lingkungan industri dan sama-sama tahu bahwa digital ekonomi di Indonesia bertumbuh pesat. Mari bersama-sama menuju Indonesia terkoneksi, makin digital, makin maju,” ungkapnya.
Johnny menyatakan, isu layanan kesehatan nasional dapat dilakukan dengan memanfaatkan infrastruktur digital. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-undang (UU) Kesehatan.
Adapun isu layanan kesehatan yang dimaksud seperti tindakan kuratif, preventif, promotif, rehabilitatif, dan pelayanan medis.
“Dari materi yang saya sampaikan bersama pak Wakil Menteri Kesehatan (Menkes) Dante Saksono mengenai layanan kesehatan akan dilakukan tindak lanjut dalam diskusi yang lebih detail,” ucap Johnny.
Menurutnya, salah satu aspek penting dalam e-health berkaitan dengan pemerataan jangkauan ke seluruh wilayah Indonesia.
Baca juga: BPS: Indeks Pembangunan TIK Indonesia 2020 Naik Jadi 5,59
Sejalan dengan semakin masifnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), Johnny meyakini layanan e-health akan tumbuh pesat.
“Tumbuh pesat dalam melayani masyarakat. Ini sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi). Di samping membangun infrastruktur yang luas, kami juga mengisi hilirisasi atau downstream untuk dimanfaatkan,” imbuhnya.
Terkait hilirisasi, Johnny mencontohkan pada akhir 2020, Indonesia masih memiliki sekitar 3.126 fasilitas layanan kesehatan yang belum memiliki akses internet.
Dalam waktu tiga bulan, sekitar Oktober, November, Desember, kata dia, pihaknya telah menyediakan layanan internet dengan memanfaatkan satelit.
Tak hanya itu, dalam mengatasi pandemi Covid-19, pemerintah juga mengembangkan aplikasi PeduliLindungi sebagai aplikasi terintegrasi yang memudahkan arus informasi dan data kesehatan.
Baca juga: Menag Sebut Aplikasi PeduliLindungi dan Tawakkalna Akan Terintegrasi dalam Waktu Dekat
“Dengan tersedianya infrastruktur TIK, maka seluruh perangkat aplikasi seperti PeduliLindungi, PCare, maupun SiLacak dari Kemenkes bisa kami layani dengan baik, mulai dari data masyarakat, tracking dan tracing, hingga pada vaksinasi,” jelas Johnny.
Johnny mengaku, pandemi Covid-19 sebagai hal yang baru bagi seluruh pemerintahan di dunia.
Meski demikian, dengan ketersediaan infrastruktur dan layanan digital, Pemerintah Indonesia semakin mampu untuk menangani Covid-19.
“Terbukti, sampai saat ini kerja sama yang kuat dengan kegotongroyongan antara pemerintah dan masyarakat, Indonesia berhasil menekan laju penyebaran Covid-19. Hasilnya, dari evaluasi kami sudah landai dibandingkan wilayah yang lain,” ujar Johnny.
Ia mendorong semua pihak berpartisipasi secara aktif dalam melaksanakan protokol kesehatan (prokes) sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19.
Baca juga: Varian Omicron Muncul di Sejumlah Negara, Koster Imbau Warga Bali Perketat Prokes
Prokes yang dimaksud seperti memakai masker, menjaga jarak dengan secara teratur dan mengambil bagian dalam vaksinasi yang lebih masif.