KOMPAS.com – Juru Bicara (Jubir) Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan ( Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi menerangkan, penggunaan vaksin AstraZeneca tetap akan berjalan karena memberikan manfaat yang jauh lebih besar.
Menurutnya, saat ini hal yang menjadi tantangan adalah masalah ketersediaan vaksin. Adanya lonjakan kasus Covid-19 membuat produsen vaksin mengutamakan vaksinasi untuk masyarakat di negaranya terlebih dahulu.
Oleh karena itu, ia mengimbau agar masyarakat tidak memilih-milih vaksin Covid-19 yang akan digunakan nantinya.
“Saat ini semua negara sama-sama tengah membutuhkan vaksin. Jadi, vaksin merek apapun memiliki manfaat yang sama,” kata Nadia melalui keterangan pers yang diterima Kompas.com, Senin (24/5/2021).
Baca juga: Wamenkes: Angka Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi Vaksin AstraZeneca Lebih Tinggi Dibanding Sinovac
Menimpali pernyataan Nadia, pakar imunisasi dr Elizabeth Jane Soepardi mengatakan, saat ini AstraZeneca menjadi vaksin Covid-19 yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.
Bahkan, lanjut dia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa vaksin ini aman dan efektif untuk melindungi tubuh dari risiko Covid-19 yang sangat serius.
“Ini termasuk risiko kematian, rawat inap, dan penyakit parah. Efek samping yang jarang terjadi setelah vaksinasi, seperti kebas dan pegal pada daerah penyuntikan, hingga demam tinggi ini kecil artinya jika dibandingkan dengan risiko kematian akibat Covid-19,” jelasnya.
Penjelasan dari Nadia dan Elizabeth bukanlah tanpa bukti. Hasil studi terbaru yang dikeluarkan Public Health England (PHE) menyebut bahwa dua dosis vaksin AstraZeneca, 66 persen ampuh mengurangi gejala kesakitan dari varian Covid-19 B.1.1.7 atau varian Inggris.
Baca juga: Muncul Dugaan KIPI Vaksin AstraZeneca, Simak Rekomendasi Papdi
Sementara itu, satu dosis vaksin AstraZeneca terbukti efektif mengurangi gejala kesakitan dari varian Covid-19 Inggris sebesar 50 persen, tiga minggu setelah disuntikkan ke dalam tubuh.
Selain itu, penelitian yang dilakukan dalam rentang waktu 5 April-16 Mei 2021 itu juga mengemukakan bahwa dua dosis vaksin AstraZeneca, 60 persen efektif mengurangi kesakitan dari varian Covid-19 B.1.617.2 atau varian India.
Satu dosis vaksin ini juga 33 persen ampuh mengurangi gejala kesakitan dari varian Covid-19 India setelah tiga minggu disuntikkan.
Sebagai informasi, program vaksinasi Covid-19 nasional telah berjalan secara bertahap sejak awal tahun 2021.
Baca juga: Pemberian Vaksin AstraZeneca Selain Batch CTMAV547 Tetap Dilanjutkan
Indonesia menggunakan dua jenis vaksin yang digunakan dalam program vaksinasi gratis, yakni Sinovac dan AstraZeneca.
Secara nasional, per 23 Mei 2021, progres vaksinasi Covid-19 tahap pertama telah mencapai 14.890.933 dosis. Sedangkan tahap kedua sebanyak 9.871.644 dosis.
Pelaksanaan vaksinasi nasional juga sempat diwarnai dengan temuan mutasi virus baru dari Covid-19, yakni B.1.1.7 dari Inggris, B.1.617.2 dari India, dan B1.351 dari Afrika Selatan.
Adanya temuan baru tersebut tak ayal sempat memunculkan kekhawatiran di tengah masyarakat terkait efektivitas vaksin untuk melindungi tubuh, khususnya jenis AstraZeneca yang digunakan setelah Sinovac.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Tahap 3, Sudinkes Jakarta Utara Sediakan 200.000 Dosis Vaksin AstraZeneca