KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjadi pembicara kunci dalam Roundtable Luncheon yang diadakan oleh US-ASEAN Business Council (US-ABC) di Washington DC pada Kamis (21/11/2024).
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah perusahaan besar, seperti FedEx, ExxonMobil, S&P Global, BP, dan Freeport-McMoRan, yang berpartisipasi dalam dialog strategis untuk memperkuat kerja sama ekonomi antara Amerika Serikat (AS) dan Indonesia.
Senior Vice President (Policy) US-ABC, Marc Mealy, menyampaikan keyakinan bahwa kerja sama ekonomi kedua negara akan terus berkembang. Ia berharap, pergantian pemerintahan di kedua negara dapat membuka peluang baru untuk memperkuat hubungan bilateral di berbagai sektor.
Baca juga: Jadi Menko Perekonomian Lagi, Airlangga Bakal Prioritaskan Daya Beli Masyarakat
Dalam paparannya, Menko Airlangga menyampaikan optimisme terhadap penguatan hubungan komunitas bisnis kedua negara. Ia juga menjelaskan perkembangan terkini ekonomi Indonesia, prioritas pemerintahan baru, dan strategi menuju Indonesia Emas 2045.
“Ekonomi Indonesia tumbuh kuat sebesar 5 persen pada semester awal 2024. Tingkat inflasi terkendali dalam kisaran target, dan rasio utang terhadap PDB tetap terjaga. Kondisi ini menjadi fondasi stabilitas ekonomi nasional,” ujar Menko Airlangga dalam rilis yang diterima Kompas.com, Minggu (24/11/2024).
Menko Airlangga menyoroti fundamental ekonomi Indonesia yang tetap kuat meski dunia menghadapi tantangan seperti fragmentasi geo-ekonomi, ketegangan geopolitik, dan lonjakan suku bunga. Ia juga memaparkan kebijakan Presiden Prabowo yang fokus pada sektor pangan, energi baru terbarukan, dan hilirisasi industri.
Beberapa program prioritas yang menjadi perhatian dalam pertemuan tersebut meliputi.
Pertama, sektor pangan. Pengembangan food estate, perluasan lahan sawah, dan industri gula.
Kedua, energi baru terbarukan. Proyek hydropower, geothermal, carbon capture and storage, dan small modular reactor untuk mencapai Net Zero Emission (NZE).
Ketiga, hilirisasi industri. Pencapaian penting pada 2024, seperti operasional fasilitas baterai EV terbesar di Asia Tenggara dan pengolahan tembaga lini tunggal terbesar di dunia.
“Langkah ini memperkuat daya saing industri Indonesia di tingkat global dan mendorong transformasi ekonomi yang berkelanjutan,” ujar Menko Airlangga.
Menko Airlangga juga menjelaskan upaya Indonesia dalam meningkatkan standar ekonomi melalui keanggotaan OECD. Hal ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, yang mencakup reformasi pada isu lingkungan, sosial, dan tata kelola environment, social, and governance (ESG), serta peningkatan daya tarik investasi dengan insentif fiskal.
Menanggapi pertanyaan mengenai pengaruh pemerintahan baru, Menko Airlangga menegaskan bahwa perubahan pemerintahan justru membuka peluang baru bagi investasi. Selain itu, Indonesia memiliki 22 Kawasan Ekonomi Khusus yang memberikan kemudahan dan insentif bagi investor.
Pada akhir pertemuan, Menko Airlangga mengapresiasi US-ABC dan perusahaan yang hadir, sekaligus mengundang kalangan bisnis Amerika Serikat untuk segera berinvestasi di Indonesia menuju pembangunan berkelanjutan.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Sekretaris Kemenko Perekonomian dan Deputi Kerja Sama Ekonomi Internasional.