KOMPAS.com - Industri pengolahan nasional mencatat pertumbuhan sebesar 4,64 persen year-on-year (YoY) pada 2023, Pertumbuhan ini menjadi salah satu penyumbang besar pada pertumbuhan ekonomi nasional dengan share mencapai 18,67 persen YoY terhadap produk domestik bruto (PDB) tahun tersebut.
Sementara itu, industri alat angkutan juga menunjukkan pertumbuhan yang baik sebesar 7,63 persen YoY dan berkontribusi terhadap PDB nasional sebesar 1,49 persen.
Ekspor produk otomotif nasional juga mencatat pertumbuhan yang signifikan, dengan kenaikan dari 5,14 persen YoY pada 2022 menjadi 5,96 persen YoY pada 2023.
Pada 2023, industri otomotif nasional berhasil mencatat penjualan kendaraan bermotor roda empat atau lebih secara kumulatif sebanyak 1.005.802 unit.
Baca juga: Punya Nikel, Jokowi Yakin Mobil Listrik Jadi Masa Depan Industri Otomotif Indonesia
Selama periode yang sama, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan domestik mobil listrik mencapai 17.147 unit, sementara ekspor mobil listrik mencapai 1.504 unit.
Selain itu, penjualan mobil hybrid mencapai 54.656 unit, dengan ekspor mobil hybrid mencapai 27.710 unit.
Melihat data itu, Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) mendukung ajang-ajang otomotif di Indonesia, termasuk salah satunya Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024.
“Saya melihat ini ajang yang baik dan banyak yang dipamerkan, antara lain mobil-mobil listrik. Hal ini untuk masa depan otomotif Indonesia,” ucap Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) dalam "Opening Ceremony IIMS 2024" di Jakarta, Kamis (15/2/2024).
Jokowi menyatakan bahwa Indonesia memiliki bahan baku seperti nikel dan lainnya yang dapat digunakan untuk baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Hal ini akan mendorong produksi dan penjualan EV di masa depan.
Baca juga: MG ES EV Segera Meluncur di IIMS 2024, Intip Spesifikasinya
“Arahnya ke sana bahwa kita akan bisa bersaing dengan negara-negara lain, terutama kalau semua local content sudah meninggi. Kita dorong nikel agar semua merek EV bisa berproduksi di Indonesia, karena kita punya kekuatan di baterainya,” jelas Jokowi dalam dalam keterangan tertulis yang dikutip dari laman ekon.go.id, Kamis (15/2/2024).
Pemerintah telah mengeluarkan sejumlah insentif untuk mempercepat investasi dan implementasi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia.
Insentif-insentif tersebut termasuk Insentif Bea Masuk atas impor KBLBB roda empat sebesar 0 persen, baik dalam bentuk utuh atau completely built up (CBU) maupun terurai lengkap atau completely knocked down (CKD).
Selain itu, juga terdapat insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk KBLBB roda empat dengan tujuan mempercepat investasi industri KBLBB roda empat di Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengapresiasi pencapaian industri otomotif di Indonesia yang berhasil meningkatkan ekspor hingga mencapai 100 persen.
"Potensi besar tersebut harus dimanfaatkan agar kita mampu bersaing dengan negara-negara lain. Namun, kita masih tertinggal dari Thailand, sehingga kami ingin mendorong lagi agar ekspornya makin tinggi dan naik setiap tahunnya," ujarnya yang turut hadir bersama Jokowi dalam acara tersebut.
Airlangga menyatakan bahwa IIMS 2024 memberikan kesempatan eksklusif bagi industri otomotif untuk berinovasi dan memamerkan produk-produk unggulannya.
Untuk diketahui, IIMS 2024 ini bertemakan "Your Infinite Autotainment Experience" dan diikuti oleh minimal 53 merek kendaraan serta 188 peserta.
Baca juga: Ekonom BRIN: Pemilu 2024 Dongkrak Transaksi Sektor Ritel 5 Persen
Target total transaksi IIMS 2024 diperkirakan mencapai Rp 5,3 triliun dengan menghadirkan sekitar 460.000 pengunjung pada periode 15-25 Februari 2024.
"Semoga acara ini berjalan lancar dan memacu industri otomotif Indonesia untuk lebih proaktif serta progresif dalam memunculkan produk-produk inovatif dengan mengedepankan produk lokal," tutur Airlangga.
Dalam kegiatan tersebut, juga hadir sejumlah menteri dalam Kabinet Indonesia Maju, Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) Ali Moertopo, Juru Bicara (Jubir) Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, dan Presiden Komisaris PT Dyandra Media International Tbk (Dyandra&Co.) Lilik Oetama.