KOMPAS.com - Indonesia menggenggam estafet Keketuaan ASEAN untuk kali ke-4 pada 2023. Kepemimpinan Indonesia di ASEAN senantiasa dinantikan. Ini mengingat Indonesia kerap menghasilkan warisan tersendiri bagi integrasi kawasan ASEAN.
“Pada 2023, sesuai tema ‘ASEAN Matters: Epicentrum of Growth’, Indonesia memiliki visi untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan dunia,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Minggu (7/5/2023).
Menko Airlangga pun merinci tema “Epicentrum of Group” yang terdiri dari tiga elemen utama, yaitu pengembangan ketahanan kawasan, penguatan faktor pendorong (key drivers), serta implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.
“Tema tersebut tentunya bukan tanpa alasan. Ini dilatarbelakangi oleh modalitas yang mendukung pertumbuhan ekonomi ASEAN, seperti populasi usia produktif yang tinggi, pendapatan per kapita yang terus meningkat, serta perjanjian perdagangan dengan mitra dagang utama yang menjamin akses pasar dan kebutuhan dunia usaha,” tutur Menko Airlangga
Menko Airlangga memaparkan bahwa faktor kunci untuk membuka potensi tersebut adalah konektivitas di antara negara-negara ASEAN, antara lain melalui digitalisasi dan infrastruktur kawasan. Dalam hal ini, konektivitas juga diperlukan untuk memperlancar kegiatan ekonomi dari segi mobilitas barang, jasa, serta masyarakat guna mendukung pertumbuhan ekonomi.
Berkenaan dengan perkembangan perekonomian ASEAN, Indonesia menggelar Pertemuan Menteri Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community Council/AECC) ke-22 di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, mulai Sabtu (6/5/2023) hingga Minggu.
Acara tersebut termasuk rangkaian acara menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 yang akan digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), mulai Selasa (9/5/2023) hingga Kamis (11/5/2023).
Pertemuan tersebut akan membahas prioritas ekonomi Indonesia pada Keketuaan ASEAN yang selanjutnya akan dilaporkan kepada Kepala Negara di KTT ASEAN. Salah satu keluaran utama pertemuan tersebut adalah kesepakatan Kepala Negara untuk mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di ASEAN.
Secara umum, para Menteri Dewan MEA juga akan mendorong Kepala Negara untuk meningkatkan integrasi dan daya saing kawasan melalui keterhubungan sistem pembayaran QRIS antarnegara anggota ASEAN.
“Isu-isu penting dalam megatren perekonomian global perlu diselaraskan pada pembahasan di tingkat kawasan. Oleh karenanya, Indonesia terus menggerakkan optimisme kawasan, menjembatani digital divide, serta memosisikan isu keberlanjutan dalam pertumbuhan ekonomi,” tandas Menko Airlangga.
Selain penyelenggaraan Pertemuan Dewan MEA dan KTT ASEAN dalam waktu dekat, Menko Airlangga juga menyampaikan rencana penyelenggaraan ASEAN Indo-Pacific Forum yang terdiri dari ASEAN Business and Investment Summit, ASEAN Creative Economy Business Forum, dan Indo-Pacific Infrastructure Forum.
Menggencarkan tema ASEAN sebagai pusat pertumbuhan dunia, Indonesia juga akan menjadi tuan rumah pada flagship event lainnya, termasuk ASEAN Investment Forum dan ASEAN Inclusive Business Summit.