KOMPAS.com – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai target Net Zero Emission pada 2060.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi nasional yang kian impresif perlu diselaraskan dengan ketersediaan pasokan energi bagi masyarakat.
"Sebab, ketahanan energi menjadi salah satu elemen penting yang terintegrasi dengan tingkat stabilitas perekonomian dan pengurangan kemiskinan," sebut Airlangga, dikutip dari ekon.go.id, Rabu (31/8/2022).
Ia melihat bahwa upaya pemerintah sangat diperlukan dalam menjaga pasokan melalui transisi energi, terlebih di tengah peningkatan populasi masyarakat saat ini.
“Indonesia telah memilih transisi energi sebagai salah satu prioritas dalam Presidensi G20, dan kita perlu memastikan bahwa transisi energi dapat berjalan dengan adil, teratur, dan terjangkau,” ungkapnya.
Baca juga: Kementerian ESDM Sebut Transisi Energi Tidak Harus Meniadakan Batu Bara
Dia mengatakan itu saat menyampaikan keynote speech secara virtual dalam kegiatan B20-G20 Dialogue: Energy, Sustainability, and Climate Task Force, Selasa (30/8/2022).
Melalui kepemimpinan pada G20 tahun 2022, Indonesia berperan dalam merumuskan Bali Common Principles in Accelerating Clean Energy Transitions (COMPACT) yang akan digunakan sebagai pendoman atau prinsip untuk mempromosikan dan mendukung implementasi transisi energi.
“Transisi ke sumber energi ramah lingkungan mampu menciptakan jutaan pekerjaan, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan mendorong transfer teknologi sehingga membangun keterampilan tenaga kerja terutama di negara berkembang,” kata AIrlangga.
Dia menambahkan, salah satu kunci utama dalam transisi energi adalah kemitraan antara sektor publik dan swasta.
Selain itu, ada kondisi tertentu yang mendukung munculnya pasar global bagi energi terbarukan. Beberapa di antaranya adalah kondisi penurunan batu bara dan pertumbuhan moderat gas alam yang mampu mempercepat perluasan pangsa energi terbarukan di pasar global.
Baca juga: Di Singapura, Menko Airlangga Paparkan Keberhasilan Indonesia Tangani Krisis Ekonomi dan Kesehatan
Indonesia juga akan menggunakan modalitas strategis internasional yang dimiliki sebagai Presidensi G20, UN GCRG Champion, dan Ketua ASEAN pada 2023 guna memobilisasi solusi dan mengembangkan strategi untuk membantu negara-negara dalam mengatasi krisis pangan, energi, dan iklim yang sedang berlangsung.
Transisi tersebut diharapkan selaras dengan kinerja perekonomian nasional yang menunjukkan perkembangan kian pesat.
Hal tersebut terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang mencapai angka 5,4 persen year-on-year (yoy) pada Q2-2022, dengan tingkat inflasi per Juli 2022 yang masih terkendali pada angka 4,94 persen (yoy).
Perbaikan juga terus ditunjukkan indikator lain, seperti aliran modal masuk yang mencapai 866 juta dollar Amerika Serikat (AS) dan Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur yang menunjukkan tren ekspansi secara konstan.
Kegiatan tersebut turut dihadiri Menteri Keuangan, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kepala Badan Standardisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kepala Kamar Dagang Indonesia (Kadin), Chair of Business 20 Indonesia, Chair of B20 Energy, Sustainability, and Climate Task Force, serta Chairman CII National Council on Agriculture of India.
Baca juga: RCEP Disetujui DPR, Menko Airlangga: Jadi Salah Satu Blok Perdagangan Terbesar di Dunia