Kepala BKKBN Tekankan Pentingnya Persiapan Diri untuk Sambut Bonus Demografi di Indonesia

Kompas.com - 05/12/2023, 14:02 WIB
Dwinh,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo menekankan pentingnya mempersiapkan diri dalam rangka menyambut bonus demografi di Indonesia.

“Menurut saya, saat ini penting mempersiapkan diri dalam upaya menyambut bonus demografi di Indonesia,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (5/12/2023).

Pernyataan tersebut disampaikan dr Hasto pada kegiatan Evaluasi Program Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi di Hotel Novotel, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Senin (4/12/2023).

Sebagai informasi, bonus demografi adalah suatu kondisi di mana terjadi peningkatan jumlah penduduk pada kelompok usia produktif, yang umumnya berkisar antara usia 16 hingga 65 tahun. Bonus demografi bisa memberikan peluang pertumbuhan ekonomi bagi suatu negara apabila dikelola dengan baik.

Baca juga: Airlangga: Bonus Demografi Besar, Jangan Sampai Hanya Dimanfaatkan Malaysia dan Singapura

Generasi emas dapat tercapai apabila bonus demografi dioptimalkan dengan baik. Bonus demografi ini muncul karena lebih dari 50 persen penduduk Indonesia berada dalam rentang usia produktif.

Oleh karena itu, sangat penting untuk mempersiapkan generasi yang tangguh mulai dari sekarang, agar terbentuk sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, bonus demografi dapat dimanfaatkan secara maksimal, dan Indonesia dapat mencapai status sebagai negara maju.

Dalam kesempatan itu, dr Hasto mengapresiasi capaian program percepatan penurunan stunting dan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) di Provinsi Jateng.

Baca juga: Di Hadapan Ribuan Jemaah Pesantren, Kepala BKKBN Sosialiasikan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting

“Angka total fertility rate (TFR) di Jateng sudah 2,09 dari target 2,1. Faktor risiko stunting di Jateng dari (tahun) 2021 ke (tahun) 2022 ini menurun. Karena apa? Karena jamban atau WC (masyarakat) lebih baik, sanitasi membaik, dan air minum lebih baik,” ucap dr Hasto.

Menurutnya, Provinsi Jateng saat ini telah menunjukan tren positif dalam percepatan penurunan stunting. Hal ini dapat dilihat dari berbagai capaian yang telah diraih oleh kabupaten dan kota di Jateng.

"Tahap bonus demografi di Jateng, khususnya di Kabupaten Cilacap saat ini berada di puncaknya dengan rasio sebesar 43,06," imbuh dr Hasto.

Sementara itu, lanjut dia, bonus demografi di Kabupaten Banyumas sedang berjalan dengan rasio sebesar 45,3. Secara rata-rata, tingkat bonus demografi di Jateng mencapai 43,16.

Baca juga: Airlangga: Bonus Demografi Besar, Jangan Sampai Hanya Dimanfaatkan Malaysia dan Singapura

Begitu juga dengan angka unmet need atau kebutuhan Keluarga Berencana (KB) yang belum terpenuhi dan perkawinan usia dini. Ia menjelaskan bahwa saat ini Jateng terus menuju perbaikan yang lebih baik.

“Kasus unmet need juga mengalami penurunan. Usia perkawinan juga mengalami peningkatan yang positif di Jateng, yang sebelumnya di bawah usia 21, sekarang sudah banyak mendekati usia 21. Gerakan untuk ber-KB di Jateng ini sungguh luar biasa,” tutur dr Hasto dalam memberi apresiasi terhadap pencapaian Jateng.

Meskipun demikian, lanjut dia, usia perkawinan perlu diperhatikan agar tidak terlalu lama, idealnya sampai usia 35 tahun untuk perempuan.

Baca juga: Perempuan AS Tewas Diserang Hiu di Bahama

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo saat menghadiri kegiatan Evaluasi Program Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi di Hotel Novotel, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Senin (4/12/2023).DOK. Humas BKKBN Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo saat menghadiri kegiatan Evaluasi Program Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi di Hotel Novotel, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Senin (4/12/2023).

Lebih lanjut, dr Hasto menjelaskan bagaimana tren penurunan kasus stunting di Jateng terus berlangsung. Dengan mengantisipasi faktor risiko yang menyebabkan stunting, ia yakin bahwa pada 2023, prevalensi stunting dapat terus menurun.

dr Hasto mengungkapkan bahwa percepatan penurunan stunting terus dilakukan dengan cepat dan masif. Hal ini tidak terlepas dari tekad besar untuk menyambut Generasi Emas Indonesia pada 2045.

“Menurut saya, dalam konteks menyambut bonus demografi ini, generasi muda memiliki peran kunci yang akan menentukan keberhasilan atau kegagalan dari bonus demografi tersebut,” jelasnya.

Baca juga: Remaja Putri Perlu Waspadai Anemia untuk Cegah Anak Stunting

Komitmen turunkan angka prevalensi stunting

Sebagai informasi, Kegiatan Evaluasi Program Percepatan Penurunan Stunting tingkat Provinsi Jateng melibatkan pertemuan antara Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) KB dari 35 kabupaten dan kota di Jateng, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Jateng, Kepala Perwakilan BKKBN Jateng, dan Penjabat (Pj) Gubernur Jateng Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi (Pol) Purnawirawan (Purn) Nana Sudjana.

Dalam sambutannya, Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana mengaku optimistis bahwa angka prevalensi stunting di wilayahnya dapat mencapai 17 persen atau kurang dari angka tersebut pada akhir 2023.

"Saya harapkan setelah ini kita memiliki komitmen untuk menurunkan stunting dan mampu mencapai target. Bila perlu, di bawah target, bahkan di bawah 14 persen," ucapnya.

Baca juga: Mengenal Motivasi dalam Organisasi

Untuk mencapai target itu, Nana memberikan motivasi bahwa selama ada kemauan, maka kemampuan pasti akan mengikuti.

"Insya Allah, target 14 persen bisa tercapai jika kita memiliki tekad. Tidak ada yang sulit. Semua memiliki solusinya, asalkan kita memiliki niat yang kuat," tuturnya.

Lakukan upaya bersama secara konvergensi

Pada kesempatan yang sama, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jateng Eka Sulistia Ediningsih mengatakan bahwa sepanjang 2023, berbagai upaya telah dilakukan bersama secara konvergensi untuk mencapai target penurunan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada 2024.

Baca juga: Mendag Zulkifli Hasan Ajak Pelaku Usaha Perkuat Sinergi untuk Dukung Ekspor Produk Indonesia

Adapun langkah-langkah tersebut, mencakup penguatan sinergi di setiap bidang TPPS provinsi melalui rapat koordinasi (rakor) yang diadakan setiap bulan.

Selain itu, meningkatkan koordinasi dan penguatan kelembagaan TPPS di tingkat kabupaten/kota melalui berbagai kegiatan.

Beberapa langkah lain yang telah diambil antara lain menerbitkan Surat Edaran (SE) Gubernur Jateng mengenai Keluarga Berencana Pasca Persalinan (KBPP), yang kemudian dijadikan dasar untuk membentuk regulasi di tingkat kabupaten/kota.

Selanjutnya, melakukan monitoring dan evaluasi terpadu pasca roadshow Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), dengan fokus pada isu ketersediaan Antropometri kit dan USG (ultrasonografi).

Baca juga: USG Kehamilan Bisa Ditanggung BPJS, Apa Syaratnya?

Tak hanya itu, dilakukan pula kolaborasi dan konvergensi melalui Pengukuhan Pangdam IV Diponegoro sebagai Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS).

Selain itu, melakukan penyusunan Dokumen Strategi Komunikasi dan Perubahan Perilaku Provinsi Jateng bersama United Nations Children's Fund (UNICEF) dan Tanoto Foundation sebagai langkah strategis dalam mendukung upaya penurunan stunting.

Terkini Lainnya
Menteri Wihaji Tinjau Program MBG dan Tamasya di Kepri, Tegaskan Komitmen Bangun Keluarga Sejahtera

Menteri Wihaji Tinjau Program MBG dan Tamasya di Kepri, Tegaskan Komitmen Bangun Keluarga Sejahtera

Kemendukbangga/BKKBN
Fondasi Indonesia Emas 2045, Wamen Isyana Paparkan Strategi Prabowo-Gibran Bangun SDM Unggul di Forum Global

Fondasi Indonesia Emas 2045, Wamen Isyana Paparkan Strategi Prabowo-Gibran Bangun SDM Unggul di Forum Global

Kemendukbangga/BKKBN
Bukan Sekadar Alat, Kontrasepsi Adalah Gerbang Menuju Indonesia Emas 2045

Bukan Sekadar Alat, Kontrasepsi Adalah Gerbang Menuju Indonesia Emas 2045

Kemendukbangga/BKKBN
Young Health Summit 2025, BKKBN Tekankan Pentingnya Remaja Sehat Mental dan Fisik

Young Health Summit 2025, BKKBN Tekankan Pentingnya Remaja Sehat Mental dan Fisik

Kemendukbangga/BKKBN
Peringati Harganas Ke-32, BKKBN Hadirkan Kirab Bangga Kencana

Peringati Harganas Ke-32, BKKBN Hadirkan Kirab Bangga Kencana

Kemendukbangga/BKKBN
Sambut Harganas, BKKBN Targetkan 1 Juta Akseptor dalam Pelayanan KB Serentak se-Indonesia

Sambut Harganas, BKKBN Targetkan 1 Juta Akseptor dalam Pelayanan KB Serentak se-Indonesia

Kemendukbangga/BKKBN
Kemendukbangga Susun Peta Jalan Pembangunan Kependudukan, Konsorsium Perguruan Tinggi Deklarasikan Dukungan

Kemendukbangga Susun Peta Jalan Pembangunan Kependudukan, Konsorsium Perguruan Tinggi Deklarasikan Dukungan

Kemendukbangga/BKKBN
 Bantu Perempuan Tetap Produktif Usai Punya Anak, Kemendukbangga Luncurkan Program Tamasya

Bantu Perempuan Tetap Produktif Usai Punya Anak, Kemendukbangga Luncurkan Program Tamasya

Kemendukbangga/BKKBN
Hadapi Fase Krusial Bonus Demografi, Kemendukbangga: Pembangunan Manusia Indonesia Dimulai dari Keluarga

Hadapi Fase Krusial Bonus Demografi, Kemendukbangga: Pembangunan Manusia Indonesia Dimulai dari Keluarga

Kemendukbangga/BKKBN
Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi, BKKBN Canangkan Pelayanan KB Serentak 1 Juta Akseptor

Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi, BKKBN Canangkan Pelayanan KB Serentak 1 Juta Akseptor

Kemendukbangga/BKKBN
Tingkatkan Peran Ayah dalam Keluarga, Menteri Wihaji Luncurkan Program GATI

Tingkatkan Peran Ayah dalam Keluarga, Menteri Wihaji Luncurkan Program GATI

Kemendukbangga/BKKBN
Kemendukbangga/BKKBN Resmi Gelar Pelatihan Teknis Substantif Kampung Keluarga Berkualitas 2025

Kemendukbangga/BKKBN Resmi Gelar Pelatihan Teknis Substantif Kampung Keluarga Berkualitas 2025

Kemendukbangga/BKKBN
Tinjau SPPG di Bogor, Wamendukbangga Tegaskan Pentingnya Program MBG untuk Wujudkan Indonesia Emas 2045

Tinjau SPPG di Bogor, Wamendukbangga Tegaskan Pentingnya Program MBG untuk Wujudkan Indonesia Emas 2045

Kemendukbangga/BKKBN
Wamen Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Monitor Program Genting di Tanah Papua

Wamen Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Monitor Program Genting di Tanah Papua

Kemendukbangga/BKKBN
Menteri Wihaji Kunjungi Bangli, Pantau Langsung Keluarga Risiko Stunting

Menteri Wihaji Kunjungi Bangli, Pantau Langsung Keluarga Risiko Stunting

Kemendukbangga/BKKBN
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com