Neraca Dagang Oktober 2024 Indonesia Surplus 2,48 Miliar Dollar AS, Mendag Budi Optimistis Terus Catat Kinerja Baik

Kompas.com - 20/11/2024, 15:55 WIB
Novyana,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Neraca perdagangan adalah selisih nilai ekspor dan impor suatu negara. Salah satu fungsi neraca perdagangan, yakni sebagai tolok ukur.KOMPAS.com/Vanya Karunia Mulia Putri Neraca perdagangan adalah selisih nilai ekspor dan impor suatu negara. Salah satu fungsi neraca perdagangan, yakni sebagai tolok ukur.

KOMPAS.com – Menteri Perdagangan ( Mendag) Budi Santoso menyampaikan, pembukuan surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai 2,48 miliar dollar Amerika Serikat (AS) pada Oktober 2024. Surplus ini terdiri dari surplus nonmigas sebesar 4,80 miliar dollar AS dan defisit migas sebesar 2,32 miliar dollar AS.

“Surplus ini telah meneruskan tren surplus neraca perdagangan Indonesia menjadi 54 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Kami optimistis neraca perdagangan Indonesia akan terus mencatatkan kinerja yang baik,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (20/11/2024).

Budi menjelaskan bahwa India, AS, dan Filipina menjadi penyumbang surplus perdagangan nonmigas terbesar selama Oktober 2024. Surplus terhadap India tercatat sebesar 1,56 miliar dollar AS, Amerika 1,52 miliar dollar AS, dan Filipina sebesar 0,80 miliar dollar AS.

“Sedangkan negara yang menjadi penyebab defisit perdagangan nonmigas pada Oktober 2024 adalah Tiongkok, Thailand, dan Singapura dengan total ketiganya sebesar 1,41 miliar dollar AS,” paparnya.

Baca juga: Kemendag: Kemenangan Trump Pengaruhi Perdagangan RI dengan AS dan China

Sementara itu, secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia periode Januari-Oktober 2024 mencatatkan surplus sebesar 24,43 miliar dollar AS.

Surplus tersebut dihasilkan dari surplus nonmigas sebesar 41,82 miliar dollar AS dan defisit migas sebesar 17,39 miliar dollar AS.

Kinerja ekspor nonmigas Januari-Oktober 2024

Lebih lanjut, Budi memaparkan kinerja ekspor kumulatif Indonesia periode Januari-Oktober 2024 yang mencatatkan kenaikan sebesar 1,33 persen dari Januari-Oktober 2023, yakni mencapai 217,24 miliar dollar AS.

“Dari total nilai ekspor tersebut, nilai ekspor nonmigas mencapai 204,21 miliar dollar AS atau naik 1,48 persen dibanding periode yang sama pada 2023,” paparnya.

Beberapa produk nonmigas, lanjut dia, mengalami peningkatan nilai ekspor melebihi 1 miliar dollar AS dibanding Januari-Oktober 2023.

Produk tersebut di antaranya logam mulia dan perhiasan atau permata (HS 71) sebesar 1,68 miliar dollar AS, serta barang dari besi dan baja (HS 73) sebesar 1,54 miliar dollar AS.

“Lalu, tembaga dan barang daripadanya (HS 74) sebesar 1,09 miliar dollar AS, serta kakao dan olahannya (HS 18) sebesar 1,03 miliar dollar AS,” imbuhnya.

Baca juga: Kemendag Buka Opsi Kaji Ulang Bea Masuk 0 Persen Susu Impor

Adapun ekspor migas secara kumulatif mencapai 13,02 miliar dollar AS pada periode Januari-Oktober 2024. Nilai ini mengalami penurunan sebesar 1,05 persen dibanding periode yang sama pada 2023, sebesar 13,16 miliar dollar AS.

Budi menyampaikan, total ekspor Indonesia secara spesifik mencapai 24,41 miliar dollar AS pada Oktober 2024.

Nilai tersebut mengalami kenaikan sebesar 10,69 persen dibanding September 2024 month of month (MoM), sekaligus naik sebesar 10,25 persen dibanding Oktober 2023 year-on-year (YoY).

Nilai ekspor nonmigas tercatat 23,07 miliar dollar AS dan migas 1,35 miliar dollar AS pada Oktober 2024. Nilai ekspor nonmigas Oktober 2024 naik sebesar 10,35 persen dibanding September 2024 (MoM) dan naik sebesar 11,04 persen dibanding Oktober 2023 (YoY).

“Peningkatan kinerja ekspor nonmigas secara bulanan pada Oktober 2024 terjadi di seluruh sektor. Pertanian menjadi sektor dengan kenaikan ekspor tertinggi, yaitu 17,57 persen, diikuti industri pengolahan yang naik 12,04 persen, kemudian pertambangan dan lainnya 2,16 persen (MoM),” ungkapnya.

Sementara itu, berdasarkan komoditas, peningkatan nilai ekspor nonmigas pada Oktober 2024 didorong oleh kenaikan ekspor barang dari besi dan baja (HS 73) sebesar 75,91 persen, serta lemak dan minyak hewai atau nabati (HS 15) sebesar 52,67 persen.

Baca juga: Kemendag Targetkan Ekspor Tumbuh 7 hingga 9 Persen untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Kemudian, tembaga dan barang daripadanya (HS 74) sebesar 38,43 persen, alas kaki (HS 64) sebesar 25,87 persen, serta kopi, teh, dan rempah-rempah (HS 09) sebesar 24,04 persen.

Pelemahan ekspor nonmigas terjadi pada beberapa produk, di antaranya nikel dan barang daripadanya (HS 75) yang turun sebesar 25,64 persen, serta logam mulia dan perhiasan atau permata (HS 71) turun sebesar 14,46 persen.

Lalu, biji logam, terak, dan abu (HS 26) turun sebesar 12,50 persen, kertas, karton, dan barang daripadanya (HS 48) turun sebesar 5,88 persen, serta kendaraan dan bagiannya (HS 87) turun sebesar 1,21 persen (MoM).

Berdasarkan negara tujuan ekspor, kata Budi, Tiongkok, AS, dan India menjadi pasar utama ekspor nonmigas Indonesia pada Oktober 2024 dengan nilai sebesar 10,02 miliar dollar AS. ketiga negara tersebut berkontribusi sebesar 43,48 persen dari total ekspor nonmigas nasional.

“Sementara itu, peningkatan ekspor nonmigas Indonesia pada Oktober 2024 ditopang ekspor ke Bangladesh yang tumbuh sebesar 99,84 persen, Mesir 90,61 persen, Arab Saudi 60,02 persen, Australia 56,04 persen, dan India 46,16 persen (MoM),” ujarnya.

Baca juga: Harga Minyak Goreng Curah Naik, Ini Penyebabnya Menurut Kemendag

Sedangkan, ekspor nonmigas Indonesia ke beberapa negara terdapat penurunan, di antaranya Swiss yang turun sebesar 51,27 persen, Italia turun sebesar 21,56 persen, Brasil turun sebesar 7,74 persen, Inggris turun sebesar 6,91 persen, dan Taiwan turun sebesar 6,69 persen (MoM).

“Kenaikan ekspor lemak dan minyak hewani atau nabati (HS 15) menjadi pemacu naiknya nilai ekspor nonmigas ke Bangladesh, Mesir, Arab Saudi, dan India pada Oktober 2024. Peningkatan ekspor lemak dan minyak hewani/nabati di India ditengarai naiknya permintaan minyak kelapa sawit dan turunannya karena kebutuhan perayaan hari besar keagamaan pada Oktober 2024,” ungkap Budi.

Selain itu, Budi juga menyebutkan kawasan tujuan ekspor nonmigas yang meningkat signifikan pada Oktober 2024, di antaranya Afrika Utara dengan kenaikan sebesar 70,21 persen, dan Australia dengan kenaikan sebesar 56,04 persen.

“(Lalu,) Karibia dengan kenaikan sebesar 55,58 persen, Asia Selatan naik sebesar 50,38 persen, dan Asia Tengah naik sebesar 34,12 persen,” sebutnya.

Total Peningkatan Impor Oktober 2024

Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga mencatat total impor periode Januari-Oktober 2024 sebesar 192,81 miliar dollar AS.

Angka tersebut mengalami kenaikan sebesar 5,25 persen dibanding periode sama tahun lalu. Hal ini didorong oleh kenaikan impor nonmigas sebesar 5,30 persen dan migas sebesar 4,97 persen (YoY).

Sementara itu, nilai impor Indonesia pada Oktober 2024 mencapai 21,94 miliar dollar AS, atau mengalami kenaikan sebesar 16,54 persen dibanding September 2024 (MoM). Angka ini juga mengalami kenaikan sebesar 17,49 persen dibandingkan Oktober 2023 (YoY).

Peningkatan impor pada Oktober 2024 didorong oleh kenaikan impor migas sebesar 12,13 persen dan sektor migas sebesar 44,98 persen (MoM).

“Pada Oktober 2024, seluruh impor golongan penggunaan barang meningkat signifikan. Impor bahan baku/penolong berupa gandum, biji besi, kondensat, pupuk, dan batu bara antrasit naik paling tinggi sebesar 18,49 persen, diikuti barang modal yang tercatat naik sebesar 12,55 persen, dan barang konsumsi 10,02 persen (MoM),” papar Budi.

Baca juga: Menko Zulhas Koordinasi dengan Kemendag untuk Perketat Impor Susu

Budi menyebutkan impor barang modal yang mengalami kenaikan, di antaranya generator sinyal, bus, minibus, dan motorcoach, modul kompresi gas, mesin Cold Rolling Mills (CRM), dan aparatus radio kendali jarak jauh.

“Lalu, impor barang konsumsi yang juga mengalami kenaikan adalah kentang sebagai bahan baku keripik, senjata militer, mobil van, kopi instan, dan mobil listrik,” sebutnya.

Berdasarkan komoditasnya, Budi mencatat, beberapa produk impor nonmigas mengalami peningkatan tertinggi secara bulanan pada Oktober 2024, di antaranya gula dan kembang gula (HS 17) sebesar 55,25 persen; logam mulia, perhiasan/permata (HS 71) sebesar 51,52 persen.

“(Lalu), ampas/sisa industri makanan (HS 23) sebesar 49,60 persen; serealia (HS 10) sebesar 40,69 persen; dan pupuk (HS 31) sebesar 35,28 persen (MoM),” catatnya.

Sementara itu, produk nonmigas yang mengalami penurunan impor terdalam di antaranya adalah biji dan buah mengandung minyak (HS 12) turun sebesar 18,67 persen, kain rajutan (HS 60) turun sebesar 6,21 persen.

Baca juga: Kemenkop Minta Kemendag Kaji Ulang soal Bea Masuk 0 Persen Susu Impor

Kemudian, aluminium dan barang daripadanya (HS 76) turun sebesar 5,63 persen, pulp dari kayu (HS 47) turun sebesar 5,61 persen, serta mesin dan peralatan mekanis (HS 84) turun sebesar 2,09 persen.

Perlu diketahui, berdasarkan negara asal, impor nonmigas Indonesia didominasi dari Tiongkok, Jepang, dan Singapura dengan nilai sebesar 9,02 miliar dollar dan pangsa sebesar 49,37 persen dari impor nonmigas Indonesia pada Oktober 2024.

Adapun negara asal impor nonmigas dengan peningkatan nilai impor terbesar pada Oktober 2024 adalah Selandia Baru sebesar 248,82 persen, diikuti Myanmar sebesar 215,46 persen, Rusia sebesar 89,06 persen, Ukraina sebesar 85,61 persen, dan Uni Emirat Arab (UEA) sebesar 70,35 persen (MoM).

Terkini Lainnya
Neraca Dagang Oktober 2024 Indonesia Surplus 2,48 Miliar Dollar AS, Mendag Budi Optimistis Terus Catat Kinerja Baik
Neraca Dagang Oktober 2024 Indonesia Surplus 2,48 Miliar Dollar AS, Mendag Budi Optimistis Terus Catat Kinerja Baik
Kemendag
Hadiri Pertemuan Menteri APEC, Mendag Budi Tegaskan Komitmen Indonesia pada Perdagangan Inklusif dan Berkelanjutan
Hadiri Pertemuan Menteri APEC, Mendag Budi Tegaskan Komitmen Indonesia pada Perdagangan Inklusif dan Berkelanjutan
Kemendag
Pertemuan Bilateral Indonesia-Korea Selatan: Mendag Budi Dorong Pengoptimalan Pemanfaatan IK-CEPA
Pertemuan Bilateral Indonesia-Korea Selatan: Mendag Budi Dorong Pengoptimalan Pemanfaatan IK-CEPA
Kemendag
Pertemuan Bilateral Indonesia-Hongkong, Mendag Budi Dorong Perdagangan dan Investasi Berorientasi Ekspor
Pertemuan Bilateral Indonesia-Hongkong, Mendag Budi Dorong Perdagangan dan Investasi Berorientasi Ekspor
Kemendag
Mendag Zulhas: Jangan Khawatir, Stok Bahan Pokok Banyak Jelang Ramadhan
Mendag Zulhas: Jangan Khawatir, Stok Bahan Pokok Banyak Jelang Ramadhan
Kemendag
Texworld Paris 2024, Tekstil Indonesia Catatkan Potensi Transaksi Rp 312 Miliar
Texworld Paris 2024, Tekstil Indonesia Catatkan Potensi Transaksi Rp 312 Miliar
Kemendag
Stok Beras Bulog Melimpah, Mendag Zulhas Imbau Masyarakat Konsumsi Beras Bulog
Stok Beras Bulog Melimpah, Mendag Zulhas Imbau Masyarakat Konsumsi Beras Bulog
Kemendag
Wamendag Jerry: Tri Karsa Transformasi Perdagangan Diharapkan Mentransformasi Ekonomi Indonesia
Wamendag Jerry: Tri Karsa Transformasi Perdagangan Diharapkan Mentransformasi Ekonomi Indonesia
Kemendag
Fokus Ekspansi Perdagangan, Mendag Zulhas Buka Rapat Kerja Kemendag 2024
Fokus Ekspansi Perdagangan, Mendag Zulhas Buka Rapat Kerja Kemendag 2024
Kemendag
Tinjau Pasar Bulu di Semarang, Mendag Zulhas Sebut Program SPHP Jaga Stabilitas Harga Beras Nasional
Tinjau Pasar Bulu di Semarang, Mendag Zulhas Sebut Program SPHP Jaga Stabilitas Harga Beras Nasional
Kemendag
Respons Kenaikan Harga Beras Premium, Mendag Zulhas Percepat Penyaluran Beras SPHP ke Pasar
Respons Kenaikan Harga Beras Premium, Mendag Zulhas Percepat Penyaluran Beras SPHP ke Pasar
Kemendag
Mendag Zulhas: Presiden Pastikan Bantuan Beras Lanjut sampai Juni 2024
Mendag Zulhas: Presiden Pastikan Bantuan Beras Lanjut sampai Juni 2024
Kemendag
Kunjungi PIBC bersama Jokowi, Mendag Zulhas: Pemerintah Pastikan Beras Melimpah dan Siap Didistribusikan
Kunjungi PIBC bersama Jokowi, Mendag Zulhas: Pemerintah Pastikan Beras Melimpah dan Siap Didistribusikan
Kemendag
Resmikan Pasar Bunta di Banggai, Mendag Zulhas: Pasar Rakyat Tulang Punggung Ekonomi
Resmikan Pasar Bunta di Banggai, Mendag Zulhas: Pasar Rakyat Tulang Punggung Ekonomi
Kemendag
Kunjungi PT BPI, Wamendag Jerry Ingin Produk Indonesia Ekspansi ke Luar Negeri
Kunjungi PT BPI, Wamendag Jerry Ingin Produk Indonesia Ekspansi ke Luar Negeri
Kemendag
Bagikan artikel ini melalui
Oke