KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan akan memperkuat ekosistem jasa perdagangan properti di Indonesia, salah satunya melalui pengembangan jasa perantaraan perdagangan properti (broker properti) dengan peningkatkan kapasitas dan sertifikasi.
Kementerian Perdagangan ( Kemendag) akan menyempurnakan Peraturan Mendag (Permendag) Nomor 51 Tahun 2017 tentang Perusahaan Perantara Perdagangan Properti yang diyakini dapat mendorong perekonomian nasional.
Hal ini disampaikan oleh Mendag Zulhas dalam pembukaan acara The Biggest Real Estate Summit 2023 di Jakarta, Kamis (9/11/2023).
"Pasca implementasi Undang-Undang Cipta Kerja, kewajiban dua orang tenaga ahli dinilai tidak kompetitif dan berdaya saing," ujar Zulhas.
"Oleh karena itu, pemerintah tengah menyusun revisi Pemerndag 51 tahun 2017 untuk mendorong peningkatan profesionalisme broker properti melalui sertifikasi kompetensi melalui masukan dari berbagai asosiasi, termasuk jasa perantaan perdagangan properti," kata Zulhas dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (10/11/2023).
Baca juga: Utang Rafaksi Minyak Goreng ke Pengusaha Tak Kunjung Dibayar, Ini Kata Kemendag
Zulhas menekankan sejumlah hal yang perlu diperhatikan oleh para pelaku jasa perantaraan perdagangan properti, yakni pencegahan tindak pidana pencucian uang (TPPU), pemberantasan mafia tanah, peningkatan kompetensi melalui sertifikasi kompetensi, dan penerapan konsep smart city dan green building.
"Kemendag mendukung pemulihan pada bisnis properti agar secepatnya dapat menghasilkan keuntungan. Dengan keuntungan pelaku usaha yang meningkat, maka pajak yang disetor akan semakin besar dan jumlah pegawai juga akan semakin meningkat," kata dia.
"Oleh karena itu, pemerintah bertugas untuk menciptakan ekosistem di berbagai bidang usaha untuk memajukan negara," kata Zulhas dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (10/11/2023).
Lebih lanjut, Zulhas menyampaikan, kondisi geo politik dunia yang memanas akibat perang Rusia-Ukraina dan Israel-Palestina, sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia.
Kondisi tersebut mengakibatkan harga energi dan pangan dunia semakin meningkat. Hal ini semakin diperparah dengan terjadinya perubahan iklim akibat mundurnya musim tanam dan masa panen yang memicu kenaikan harga pangan.
Baca juga: Kemendag dan Badan Karantina Silang Pendapat Soal Ekspor Kratom
Meski di tengah situasi tersebut, Indonesia tetap mempertahankan neraca perdagangan dengan tren surplus sejak Mei 2020 atau dalam kurun waktu 41 bulan.
Pada Januari-September 2023, surplus perdagangan Indonesia mencapai 27,75 miliar dollar Amerika Serikat (US) dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,94 persen pada Triwulan III-2023.
"Peningkatan ini harus disyukuri. Saya harap seluruh usaha jasa properti di Indonesia semakin tumbuh dan terus berkembang," tutur Zulhas.