KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Republik Indonesia (RI) Zulkifli Hasan mengatakan, pihaknya berhasil memimpin misi dagang ke Mesir dengan potensi transaksi sebesar Rp 12,88 triliun.
Keberhasilan tersebut tercatat dari sejumlah nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) yang telah ditandatangani Indonesia dan perwakilan Mesir, di antaranya MoU antara pebisnis kedua negara, MoU imbal dagang, serta penjajakan kesepakatan dagang (business matching).
"Misi dagang ke Mesir kali ini berhasil mencatat potensi transaksi sebesar Rp 12,88 triliun yang meliputi berbagai produk utama atau unggulan Indonesia,” ujar Zulkifli dalam keterangan tertulis yang dikutip dari laman kemendag.go.id, Selasa (16/5/2023).
Transaksi tersebut, lanjut dia, masih berpeluang untuk bertambah. Pasalnya, para pelaku usaha masih menindaklanjuti permintaan dari calon mitra dagang yang telah dipertemukan dalam penjajakan kesepakatan dagang.
Zulkifli mengungkapkan capaian tersebut merupakan momentum Indonesia untuk terus fokus menggarap pasar nontradisional, khususnya di kawasan Afrika.
Penandatanganan berbagai MoU tersebut merupakan rangkaian misi dagang Zulkifli beserta jajaran ke Mesir, pada 14 Mei 2023 sampai 16 Mei 2023.
Kegiatan misi dagang Mesir itu diikuti 12 pelaku usaha Indonesia, termasuk perwakilan dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) dan Indonesia Egypt Business Council (IEBC) dan menghadirkan 120 pelaku usaha Mesir.
Sebelumnya, Zulkifli bersama Menteri Perdagangan dan Industri Mesir Ahmed Samir Saleh menandatangani MoU Pembentukan Komite Perdagangan Bersama atau Joint Trade Committee (JTC).
Baca juga: Lakukan Kerja Sama di Bidang Hukum, Menkumham Tanda Tangani MoU dengan Rusia
JTC Indonesia–Mesir merupakan forum bilateral antara Indonesia dan Mesir yang bertujuan untuk mempromosikan dan meningkatkan kerja sama perdagangan kedua negara.
Penandatanganan MoU JTC dilangsungkan usai pertemuan bilateral kedua menteri di Kairo, Mesir, Senin (15/5/2023).
“Hari ini, Senin (15/5/2023), saya bersama Menteri Ahmed telah menandatangani MoU Pembentukan JTC Indonesia–Mesir,” ujar Zulkifli.
Ia berharap, forum JTC dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mengidentifikasi berbagai potensi peningkatan perdagangan kedua negara sekaligus menjadi wadah penyelesaian hambatan perdagangan yang berorientasi pada kepentingan bersama.
Zulkifli mengungkapkan bahwa upaya untuk mempromosikan dan meningkatkan kerja sama perdagangan kedua negara dapat ditempuh JTC melalui beberapa hal.
Baca juga: Mendag Targetkan Dalam 5 Tahun ke Depan Total Perdagangan RI–Mesir Bisa Mencapai 3 Miliar Dollar AS
"Pertama, identifikasi dan penerapan langkah-langkah peningkatan hubungan perdagangan. Kedua, penyelesaian masalah dan hambatan perdagangan. Ketiga, peranan sebagai media konsultasi dan pertukaran informasi perdagangan,” ucapnya.
Lebih lanjut Zulkifli mengatakan, Indonesia dan Mesir memproyeksikan JTC dapat menjadi media yang bisa mengakomodasi aspirasi dan masukan dari komunitas pelaku usaha kedua negara.
Adapun Mendag dan Industri Mesir Ahmed Amir Saleh meyakini bahwa JTC adalah awal dari upaya peningkatan kerja sama yang lebih erat.
“Mesir dapat menjadi hub bagi Indonesia untuk memasuki pasar Afrika dan Timur Tengah. Oleh karena itu, kami sepakat bahwa JTC merupakan langkah awal untuk menuju Preferential Trade Agreement, bahkan Comprehensive Economic Partnership Agreement,” katanya.
Baca juga: NATO: Negara Mitra Telah Kirim 1.550 Kendaraan Tempur ke Ukraina
Lebih lanjut, Ahmed mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara mitra yang penting bagi Mesir.
“Kami sepakat bahwa hubungan perdagangan harus ditingkatkan ke tingkat yang lebih tinggi,” ucapnya.
Sebagai informasi, JTC dibentuk berdasarkan Pernyataan Bersama (Leaders’ Joint Statement) Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Mesir Abdel Fatah al-Sisi saat kunjungan Presiden Mesir ke Jakarta pada 4 September 2015.
Forum JTC akan dipimpin oleh pejabat setingkat direktur jenderal (dirjen), yakni Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional bagi Indonesia dan First Secretary of Egyptian Commercial Services bagi Mesir.
Baca juga: SEA Games 2023, Menpora Adakan Pertemuan Bilateral dengan Singapura
Sebelum penandatanganan MoU pembentukan JTC, kedua menteri mengadakan pertemuan bilateral dengan membahas beberapa isu terkait peningkatan hubungan perdagangan kedua negara.
Adapun kemungkinan sejumlah isu yang dibahas adalah dimulainya pembahasan Preferential Trade Agreement (PTA) antara Indonesia dan Mesir serta kerja sama dalam skema imbal dagang secara business to business (B-to-B).
“Saya dan Menteri Ahmed juga membahas beberapa hal terkait peningkatan hubungan perdagangan kedua negara. Saya mendorong tim teknis kedua negara untuk dapat memulai penjajakan kemungkinan pembahasan PTA antara Indonesia dan Mesir,” kata Zulkifli.
Perlu diketahui, total perdagangan Indonesia dan Mesir periode Januari 2023–Maret 2023 tercatat senilai 432,90 juta Dollar AS.
Baca juga: Ada Virus Demam Babi Afrika, Nilai Ekspor Babi ke Singapura Anjlok 52,46 Persen
Nominal tersebut terdiri atas ekspor sebesar 379,40 juta Dollar AS dan impor sebesar 53,50 juta Dollar AS. Indonesia surplus sebesar 325,80 juta Dollar AS.
Dalam lima tahun terakhir (2018–2022), Indonesia konsisten mencatatkan surplus perdagangan terhadap Mesir dengan tren 9,82 persen.
Sementara itu, pada 2022 total perdagangan Indonesia dan Mesir mencapai 1,56 miliar Dollar AS.
Ekspor Indonesia ke Mesir tercatat 1,43 miliar Dollar AS dan impor Indonesia dari Mesir 226 juta Dollar AS. Indonesia surplus terhadap Mesir sebesar 1,11 miliar Dollar AS.
Produk ekspor utama Indonesia ke Mesir, di antaranya minyak kelapa sawit, kopi, kelapa, benang, dan suku cadang.
Baca juga: Nilai Impor RI pada April 2023 Anjlok 22,32 Persen, 3 Komoditas Ini Turun Paling Dalam
Sementara itu, komoditas impor utama Indonesia dari Mesir adalah pupuk mineral fosfat, kurma, buah ara, pinus, alpukat, jambu biji, pupuk mineral, tetes hasil dari ekstraksi atau pemurnian gula, dan kalsium fosfat alami.