KOMPAS.com – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, Kementerian Perdagangan ( Kemendag) terus berupaya memperkuat kemitraan dengan Organisasi Kelapa Internasional ( ICC) dan Organisasi Komoditas Lada Internasional ( IPC).
Salah satu wujud penguatan kemitraan itu adalah dengan hadirkan kantor Sekretariat ICC dan IPC di Indonesia.
“Keberadaan kantor Sekretariat ICC dan IPC di Indonesia memiliki berbagai kelebihan,” ujarnya saat mengunjungi Sekretariat ICC dan IPC di Gedung Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Jakarta, Rabu (12/4/2023).
Menteri yang akrab disapa Zulhas itu menjelaskan, nilai lebih yang didapatkan dari kemitraan tersebut, seperti kemudahan berkomunikasi dengan pemangku kepentingan dan akses informasi ke pasar global.
Baca juga: Menuju Negara Maju 2045, Mendag Sebut Indonesia Harus Ciptakan Peluang Usaha Domestik dan Global
Selain itu, Indonesia juga dapat berjejaring dengan antarpemangku kepentingan, mengembangkan program peningkatan kapasitas untuk usaha mikro kecil menengah (UMKM), serta peningkatan kesejahteraan petani.
Zulhas juga mengatakan, penguatan kemitraan dengan ICC dan IPC bermanfaat untuk semakin mempererat koordinasi sinergis antarpemangku kepentingan (stakeholder), baik di tingkat lokal maupun global.
“Penting bagi kita untuk melihat peran besar Indonesia dalam organisasi internasional kelapa dan lada ini sebagai peluang kerja sama yang harus dimanfaatkan,” katanya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (13/4/2023).
Zulhas mengatakan, bergabungnya Indonesia sebagai anggota organisasi komoditas internasional merupakan salah satu strategi kebijakan perdagangan.
Baca juga: Bertolak ke India, Mendag Zulhas Perjuangkan Komoditas Unggulan Ekspor Indonesia
Langkah tersebut, kata Zulhas, juga akan mendukung akses pasar yang lebih baik dan melindungi ekspor komoditas pertanian Indonesia.
Dalam kunjungan tersebut, Zulhas berdialog dengan Direktur Eksekutif ICC Jelfina C Alouw dan Direktur Eksekutif IPC Firna Azzura Ekaputri.
Dalam dialog kepada Jelfina, Zulhas meminta ICC terus aktif meningkatkan potensi produk kelapa nasional.
Sementara itu, Zulhas menyatakan dukungan kepada IPC dalam memperluas keanggotaan, khususnya kepada Brasil dan Kamboja untuk meningkatkan posisi tawar organisasi.
Selain kunjungan ke Sekretariat ICC dan IPC, mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat itu juga beraudiensi dengan perhimpunan petani kelapa dan petani lada dari Tanggamus dan Sukadana, Lampung Timur.
Baca juga: Tanda Tangani ICA 2022, Mendag Zulhas: Ekspor Kopi Meningkat, Petani Lebih Sejahtera
Sebelumnya, Zulhas bertemu Bupati Gorontalo untuk menyelami permasalahan komoditas unggulan kelapa pada 4 Agustus 2022.
“Kami mendengar semua permasalahan dan keluhan dari pemangku kepentingan. Misalnya, upaya meningkatkan produktivitas dan memperbaiki mutu agar lebih diterima di pasar internasional,” ujarnya.
Zulhas mengatakan, hal tersebut penting untuk menemukan solusi terbaik dari setiap masalah, terutama untuk mendorong kolaborasi antara pemerintah, pemangku kepentingan, dan organisasi komoditas internasional di sektor kelapa dan lada.
Baca juga: Lindungi industri dan UMKM, Kemendag Musnahkan 7.000 Bal Pakaian Bekas Impor Ilegal
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu menambahkan, Indonesia sebagai produsen kelapa dan lada terbesar kedua di dunia pada 2022 telah mengekspor kelapa dan produk turunannya senilai 1,76 miliar dollar Amerika Serikat (AS) dengan volume sebesar 2,06 juta ton.
Kemudian, Indonesia mengimpor lada dengan nilai mencapai 148 juta dollar AS dengan volume 29,6 juta kilogram (kg).
“Harga remuneratif dan akses pasar menjadi prioritas yang akan terus kami perjuangkan dalam perundingan di organisasi komoditas internasional agar pemangku kepentingan, khususnya petani, dapat meraup keuntungan nyata dengan penghidupan yang lebih baik,” ujarnya.
Zulhas juga mengungkapkan, hilirisasi dan inovasi untuk meningkatkan nilai tambah juga harus menjadi fokus di Indonesia. Untuk itu, diperlukan pengembangan produk yang terintegrasi dari hulu ke hilir dan promosi produk berbasis digital.
Baca juga: Tindak Praktik Thrifting Baju Impor, Polri Koordinasi ke Bea Cukai dan Kemendag
Pengembangan itu bertujuan agar produk-produk kelapa dan lada Indonesia makin dikenal luas dan kompetitif.
“Tentunya upaya tersebut dapat terwujud bila seluruh pemangku kepentingan terus bekerja sama dan bersinergi untuk mewujudkan sektor kelapa dan lada yang berkelanjutan dan berdaya saing,” jelasnya.