Bertemu Menteri-menteri Ekonomi ASEAN, Zulkifli Hasan Kenalkan Diplomasi Harmoni Candi Borobudur

Kompas.com - 22/03/2023, 21:15 WIB
A P Sari

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengajak jajaran ASEAN Economic Ministers (AEM) untuk bersantap malam di Margo Utomo di kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Selasa (21/3/2023).

Pada forum ini, kemegahan Candi Borobudur menjadi simbol diplomasi Indonesia. Candi ini dipilih karena merepresentasikan simbol toleransi, kerukunan umat beragama, dan warisan budaya Indonesia.

“Candi Borobudur yang merupakan kuil Buddha terbesar di dunia dan tercatat sebagai warisan dunia UNESCO yang merupakan simbol toleransi dan kerukunan umat beragama di Indonesia," tutur Zulkifli saat memberi sambutan pada AEM Retreat 2023 melalui keterangan persnya, Rabu (22/3/2023).

Relief Candi Borobudur, sebut dia, menunjukkan keharmonisan hidup umat beragama yang mengedepankan sikap saling menghormati.

Baca juga: Mendag Zulkifli Hasan Resmikan 5 Pasar di Mojokerto, Salah Satunya Pasar Rakyat Ketidur

Pada kesempatan tersebut, Zulkifli turut mengapresiasi kehadiran para Menteri Ekonomi ASEAN di Magelang. Ia mengharapkan dukungan mereka akan Keketuaan Indonesia di ASEAN pada 2023.

"Keketuaan Indonesia akan mengangkat tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth. Saya mengajak semua Menteri Ekonomi ASEAN untuk mengedepankan semangat kolaborasi untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi global dengan semangat sentralitas ASEAN," tuturnya.

Ia juga berharap pertemuan AEM Retreat bisa berkontribusi positif terhadap pembangunan kawasan.

“Pertemuan di Magelang menunjukkan komitmen kita bersama untuk mewujudkan visi membangun ASEAN yang tangguh, adaptif, inklusif, berperan sentral, serta memberikan manfaat bagi masyarakat di kawasan dan di dunia," papar Zulkifli.

Baca juga: Soal Bisnis Baju Bekas, Zulkifli Hasan: Masyarakat Dirugikan, Bisa Bawa Penyakit

"Saya harap kita dapat menghasilkan kesepakatan nyata untuk memastikan bahwa kita semua, sebagai satu entitas ASEAN, dapat berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan bekerja sama di berbagai sektor,” lanjutnya.

Zulkifli Hasan menerangkan, magelang dipilih sebagai lokasi pertemuan AEM Retreat, karena selain memiliki Candi Borobudur, juga memiliki Perbukitan Menoreh yang sangat indah.

“Magelang memiliki udara yang sejuk dan menyenangkan yang dikelilingi beberapa gunung, cagar budaya, dan hutan jati yang rimbun,” urainya.

Sebagai informasi, acara AEM Retreat turut dihadiri Sekretaris Jenderal (Sekjen) ASEAN Kao Kim Hourn dan para Menteri Ekonomi ASEAN yang kemudian menghadiri pertemuan bersama, Rabu.

Baca juga: Zulkifli Hasan Sebut Bisnis Baju Bekas di Pasar Senen Harus Ditindak

Mendag Zulkifli Hasan didampingi oleh Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga dan Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono.

Para menteri yang hadir, antara lain Menteri Perdagangan Kamboja Pan Sorasak, Menteri Industri dan Perdagangan Laos Malaithong Kommasith, dan Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia Tengku Zafrul Bin Tengku Abdul Aziz.

Kemudian, Menteri Perdagangan dan Industri Filipina Alfredo Espinosa Pascual, Deputi Menteri Permanen Thailand Wanchai Varavitha, Deputi Menteri Industri dan Perdagangan Vietnam Tran Quoc Khanh.

Selanjutnya ada Menteri Perdagangan Brunei Darussalam dan Menteri Perdagangan Singapura yaitu Sekretaris Permanen Ekonomi, Perdagangan dan Industri Brunei Darussalam May Fa’ezah Ahmad Ariffin dan Direktur Divisi ASEAN pada Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura.

Baca juga: Bertemu Mendag India, Zulkifli Hasan Bahas Kerja Sama di 5 Sektor

Tidak ketinggalan, hadir pula Menteri Pariwisata, Perdagangan, dan Industri Timor Leste Jose Lucas Do Carno Da Silva.

Sebelumnya, pada 20–21 Maret 2023 telah digelar pertemuan pendahuluan (preparatory) yang diikuti para Pejabat Ekonomi Senior (Senior Economic Officials Meeting/SEOM) negara-negara ASEAN.

Batik, sajian kuliner khas, dan seni budaya Indonesia

Tarian tradisional Indonesia ditampilkan pada AEM Retreat 2023.DOK. Kemendag Tarian tradisional Indonesia ditampilkan pada AEM Retreat 2023.

Pada acara jamuan makan malam, para menteri menikmati sejumlah kuliner khas Nusantara, seperti salad iwak wader, sop senerek ayam, dan ampar-ampar pisang.

Selain itu, ada pula aneka pilihan hidangan yang dapat dinikmati delegasi, di antaranya gudeg, kupat tahu magelang, sate sapi Ponorogo, mangut beong, nasi goreng dan nasi kecombrang, serta aneka jajanan pasar seperti pisang onte-onte, serabi kocok, onde-onde, keladi ubi ungu karamel, dan getuk.

Baca juga: Bertemu Asosiasi Bisnis India, Zulkifli Hasan: Semoga Interaksi Bisnis Bisa Meningkat

Seni tradisional berupa tari-tarian dan musik tradisional turut menyambut para menteri dan menghangatkan suasana jamuan makan malam di kawasan Candi Borobudur.

Acara dibuka dengan penampilan Tari Wirotoyo yang kemudian dilanjutkan dengan Tari Bondan Kendhi, Tari Merak Driyo, dan Tari Bambangan Cakil.

Tari Wirotoyo ditampilkan penari anak-anak, yang menggambarkan keterampilan dan keberanian penari pria dalam gaya Surakarta yang perkasa.

Selanjutnya, Tari Bondan Kendhi menunjukkan identitas sebagai kakak bagi adiknya. Cerita dari seorang kakak perempuan yang ingin membantu ibunya melakukan pekerjaan rumah tangga, memberikan kasih sayang, dan merawat adiknya yang lebih muda.

Baca juga: Mendag Zulkifli Hasan Tawarkan Produk Unggulan Indonesia ke India

Kemudian, Tari Merak Driyo merupakan tarian ciptaan baru yang menggambarkan kehidupan seekor merak. Tarian ini menggambarkan keindahan, keterampilan, dan kelenturan melalui gerakan dinamis yang disertai dengan musik ritmis sehingga menjadi satu kesatuan yang indah.

Lalu, Bambangan Cakil, tarian tradisional dari Surakarta yang diambil dari cerita wayang Mahabharata. Tarian ini bercerita tentang perang antara prajurit Arjuna melawan raksasa Cakil dan memberikan makna bahwa kejahatan akan dikalahkan oleh kebaikan.

Dalam acara santap malam tersebut, para Menteri Ekonomi ASEAN tampil istimewa dengan memakai baju batik khas Indonesia dari jenama Garuda Kencana.

Kemeja batik tulis yang digunakan para menteri bermotif Garuda ASEAN Boketan yang memiliki beberapa unsur motif.

Baca juga: Din Syamsuddin akan Dukung Zulkifli Hasan Jika Diusung Jadi Capres

Pertama, unsur motif garuda dari kepercayaan Hindu sebagai tunggangan Dewa Wisnu. Motif ini melambangkan kekuasaan dan keperkasaan sebagai cerminan para menteri sebagai pemimpin ekonomi di negara masing-masing.

Kedua, yaitu sulur-sulur yang menyatu, melambangkan sinergi dan keharmonisan tiap negara dalam mencapai tujuan bersama. Ketiga, motif parang yang melambangkan semangat yang tidak pernah putus. Keempat, motif logo ASEAN.

 

Selain batik tulis yang dipakai, para pejabat ekonomi senior ASEAN menggunakan batik cap dengan motif lurik Songketan yang terinspirasi motif Jawa lurik atau garis-garis. Kemudian ada juga songket khas Palembang yang melambangkan persatuan dari berbagai budaya.

Sajian kuliner khas, tari-tarian, musik tradisional, dan batik tersebut merupakan bagian dari diplomasi kuliner dan budaya.

Baca juga: Kunjungi Din Syamsuddin, Zulkifli Hasan: Kan Tokoh, Mantan Ketum Saya

Mendag Zulkifli Hasan berharap, hal tersebut dapat menginspirasi negara-negara anggota ASEAN untuk menjaga keberagaman dan kebersamaan di Asia Tenggara dan dunia.

Terkini Lainnya
Transaksi “Business Matching” UMKM Januari–Oktober 2025 Capai 130,17 Juta Dollar AS

Transaksi “Business Matching” UMKM Januari–Oktober 2025 Capai 130,17 Juta Dollar AS

Kemendag
JMFW 2026 Catat Transaksi 19,51 Juta Dollar, Lampaui Target dan Buktikan Daya Saing

JMFW 2026 Catat Transaksi 19,51 Juta Dollar, Lampaui Target dan Buktikan Daya Saing "Modest Fashion" Indonesia 

Kemendag
Resmi Tutup TEI Ke-40, Mendag Busan: Transaksi Lewati Target Capai 22,80 Miliar Dollar AS

Resmi Tutup TEI Ke-40, Mendag Busan: Transaksi Lewati Target Capai 22,80 Miliar Dollar AS

Kemendag
Kemendag Tutup Gelaran Pangan Nusa Expo 2025, Transaksi Tembus Rp 161 Miliar

Kemendag Tutup Gelaran Pangan Nusa Expo 2025, Transaksi Tembus Rp 161 Miliar

Kemendag
Dorong Daya Saing Produk Pangan Lokal, Mendag Busan Beri Penghargaan UKM Pangan Award

Dorong Daya Saing Produk Pangan Lokal, Mendag Busan Beri Penghargaan UKM Pangan Award

Kemendag
Hadir Perdana di TEI 2025, Paviliun UMKM BISA Ekspor Bukti Transformasi UMKM Tembus Pasar Global

Hadir Perdana di TEI 2025, Paviliun UMKM BISA Ekspor Bukti Transformasi UMKM Tembus Pasar Global

Kemendag
Transaksi

Transaksi "Business Matching" UMKM hingga Agustus 2025 Capai 90,90 Juta Dollar AS

Kemendag
Program Desa BISA Ekspor Siap Jadi Lokomotif Ekspor Indonesia

Program Desa BISA Ekspor Siap Jadi Lokomotif Ekspor Indonesia

Kemendag
Dorong UMKM Tembus Pasar Global, Kemendag Resmikan Export Center di Balikpapan dan Batam

Dorong UMKM Tembus Pasar Global, Kemendag Resmikan Export Center di Balikpapan dan Batam

Kemendag
Hadiri CID-8, Mendag Busan Ajak Diaspora Jadi Agen Ekspor Produk Indonesia

Hadiri CID-8, Mendag Busan Ajak Diaspora Jadi Agen Ekspor Produk Indonesia

Kemendag
Mendag Busan Ajak Pelaku Usaha Perkuat Merek Lokal lewat Lisensi dan Waralaba

Mendag Busan Ajak Pelaku Usaha Perkuat Merek Lokal lewat Lisensi dan Waralaba

Kemendag
Luncurkan Hari Ritel Nasional 2025, Mendag Busan Dorong Kemitraan Ritel dengan UMKM

Luncurkan Hari Ritel Nasional 2025, Mendag Busan Dorong Kemitraan Ritel dengan UMKM

Kemendag
Permendag 15/2025, Upaya Kemendag Sempurnakan Standardisasi Perlindungan Konsumen dan Dongkrak Daya Saing Produk Nasional

Permendag 15/2025, Upaya Kemendag Sempurnakan Standardisasi Perlindungan Konsumen dan Dongkrak Daya Saing Produk Nasional

Kemendag
Mendag Busan Terbitkan Permendag 14/2025, Atur Promosi Dagang dan Penguatan Citra Indonesia di Luar Negeri

Mendag Busan Terbitkan Permendag 14/2025, Atur Promosi Dagang dan Penguatan Citra Indonesia di Luar Negeri

Kemendag
Di GASPOL Goes to Campus UMY, Mendag Busan Ajak Mahasiswa Cintai Produk Lokal

Di GASPOL Goes to Campus UMY, Mendag Busan Ajak Mahasiswa Cintai Produk Lokal

Kemendag
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com