KOMPAS.com - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan, potensi ekspor pangan Indonesia sangat melimpah. Pasalnya, Indonesia memiliki jenis pangan yang sangat beragam, mulai dari padi-padian, ikan, kacang-kacangan, hingga sagu-saguan.
“Banyak sekali jenis bahan pangan yang kita hasilkan. Semuanya bisa diekspor. Jadi tidak terbatas pada mi instan, kakao, atau kopi saja,” kata Jerry, seperti dalam keterangan tertulisnya.
Hal tersebut dikatakan Jerry, saat memberi sambutan pada webinar Inovasi Pangan Nasional yang diadakan Accelerice Indonesia, Senin (24/8/2020).
Jerry melanjutkan, dibalik keoptimisannya, ia mengakui, meningkatkan ekspor pangan merupakan tantangan tersendiri. Sebab dibanding sektor lain, pertanian dan pangan biasanya lebih proteksionis. Namun, bukan berarti hal tersebut tidak dapat diatasi.
Baca juga: Indonesia Akan Ekspor 100 Ton Bawang Goreng ke Malaysia
“Misalnya produk gandum. Indonesia memang harus impor karena tidak bisa menanam sendiri. Namun, produk Indonesia banyak yang memiliki keunggulan komparatif," kata Jerry.
Wamendag mencontohkan bahwa banyak buah-buahan yang hanya bisa hidup di iklim tropis atau bahkan endemik Indonesia. Jadi itu bisa jadi modal tersendiri bagi Indonesia
Meski begitu, Jerry berpesan, keunggulan komparatif jangan sampai membuat produsen Indonesia terlena. Pasalnya, keunggulan kompetitif tetap berperan penting.
Jerry menambahkan, untuk mewujudkan ekspor pangan, kuncinya adalah inovasi dalam aspek pengolahan, pemasaran, hingga kemasan.
Untuk itu, dalam pengolahan, sebuah produk harus mengikuti standar yang diterapkan negara sasaran ekspor.
Baca juga: Kemendag Genjot Ekspor Kopi hingga Keripik ke Kanada
Sesudah itu, pendekatan-pendekatan dalam pemasaran harus dilakukan secara komprehensif mulai dari pameran, penjajakan kesepakatan dagang (business matching), iklan, dan seterusnya.
Produsen juga harus mengemas produk sesuai standar dan ekspektasi konsumen agar menarik.
Tak hanya itu, Jerry menambahkan, dalam mewujudkan ekspor pangan, tidak boleh melupakan perjanjian perdagangan internasional.
Sebab perjanjian perdagangan penting sekali dalam memperluas akses produk-produk Indonesia, termasuk produk pangan mentah dan olahan.
"Dengan perjanjian perdagangan, tarif masuk produk dari Indonesia akan diringankan bahkan bisa nol persen. Nah, dari situ secara harga kita bersaing,” kata Jerry.
Baca juga: Ada Pandemi, Kemendag Pastikan Perjanjian Dagang Tak Ada yang Tertunda
Hingga kini, sudah banyak perjanjian perdagangan yang diselesaikan Indonesia. Jerry pun berharap, para produsen Indonesia memanfaatkan kemudahan-kemudahan dari perjanjian perdagangan tersebut.
“Kami punya lima Free Trade Area (FTA) Center. Jangan sungkan menghubungnya, pasti akan kami bantu seoptimal mungkin. Para produsen bisa berkonsultasi mengenai cara, mekanisme ekspor, dan lain sebagainya,” kata Jerry.
Jerry mengatakan, hal tersebut sesuai dengan tugas dan fungsi Kemendag dalam hal ekspor yang ada dibagian hilir.
"Untuk produksi atau di hulu, ada kementerian lain seperti Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian, serta Kementerian Koperasi dan UKM. Kami fasilitasi pemasaran dan kemudahan-kemudahan perdagangan lainnya,” kata Jerry.